Antisipasi Virus Corona di Bekasi

Tidak Ada Lockdown di Bekasi, Wali Kota: Kalau Jakarta Ditutup Selesai Sudah

Sebab kata Rahmat, kebijakan lockdown merupakan wewenang pemerintah pusat dalam hal ini Presiden Joko Widodo.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi, Minggu, (29/3/2020). 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menegaskan, pihaknya tidak akan melakukan lockdown atau karantina wilayah demi memutus rantai penyeberan virus corona.

Sebab kata Rahmat, kebijakan lockdown merupakan wewenang pemerintah pusat dalam hal ini Presiden Joko Widodo.

"Kayanya enggak pakai kata lockdown, karena kalau lockdown itu negara, masuknya dari pelabuhan, masuknya dari airport," kata Rahmat, Minggu, (29/3/2020) kemarin.

Pria yang akrab disapa Pepen ini mengaku, istilah atau kebijakan yang diambil dalam mencegah penyebaran Covid-19 ialah isolasi kemanusiaan.

"Bukan lockdown, isolasi kemanusiaan, menghimbau, meminta, dan dengan kerendahan hati bahwa ini harus kita lakukan bersama," tegas dia.

Isolasi kemanusiaan lanjut Pepen, berupa kebijakan surar edaran berisi himbauan warga agar tidak keluar rumah selama masa inkubasi 14 hari.

"Mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Bekasi saya namankan isolasi kemanusiaan," kata Pepen.

"Isolasi kemanusiaan itu kita proteksi dari lingkungan RW, lingkungan RT terus juga dari pembatasan kegiatan-kegiatan," tambahnya.

Pepen menjelaskan, penyebaran virus corona di wilayahnya memang bisa dikatakan cukup cepat terjadi.

Sebagai kota yang bebatasan langsung dengan DKI Jakarta selaku episemtrum penyebaran Covid-19, dia mengaku cukup khawatir dengan aktivitas mobilisasi pekerja yang setiap hari pergi dari Bekasi Ibukota.

"Kan kami copy paste dengan Jakarta. Saat Jakarta bilang sudah tidak usah masuk Jakarta, selesai sebenarnya," tegas dia.

Beberapa waktu lalu, Pepen mengaku sempat melakukan inspeksi mendakak (sidak) di Terminal Induk Bekasi serta di Stasiun Bekasi. Mobilisasi warga kata dia masih cukup tinggi yang beraktivitas kerja ke Jakarta.

Dia menilai, saat ini masih ada puluhan ribu warganya yang masih bolak-balik Bekasi Jakarta dan dikhawatirkan membawa penyebaran virus dari Ibukota ke Kota Bekasi.

"Kalau di Jakarta sama Gubernur sudah dihimbau ya kantor-kantornya tutup berarti orang Bekasi (pekerja) kan enggak ke Jakarta hanya pada saat saya sidak ke terminal dan stasiun frekuensinya masih tinggi masih 70.000an yang ke Jakarta," jelas dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved