Sisi Lain Metropolitan
Cerita Fitri Tetap Jualan Minuman Ditengah Wabah Corona, Kerap Diomeli Warga dan Berjuang Demi Anak
Fitri menuturkan bajunya kerap lepek dan basah akibat beberapa tempat melakukan penyemprotan disinfektan di depan kawasan perumahan
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Muhammad Zulfikar
"Rintangan baru-baru ini palingan jadi lebih ketat kalau kemana-mana. Saya ke daerah Jatiwaringin di cek suhu tubuh ke Cipayung gitu juga," katanya.
Tak jarang, Fitri menuturkan bajunya kerap lepek dan basah akibat beberapa tempat melakukan penyemprotan disinfektan di depan kawasan perumahan.
"Baju juga sering lepek. Jadi misalnya saya kebeberapa tempat dan rata-rata mau masuk situ disemprot dulu. Di tempat A belum kering ke tempat B sudah disemprot lagi. Sudah 4 hari ini baju sering lepek," katanya.
Selain itu, sebagai pencari nafkah harian, Fitri menuturkan kerap diomeli oleh sejumlah warga.
Sebagai contoh pada Kamis (2/4/2020). Ia melintas di salah satu gang di wilayah Lubang Buaya dan berniat mengantar pesanan minuman.
• 450 Paket Bantuan Makanan dan Hand Sanitizer Dibagikan Kepada Masyarakat Kecamatan Cilincing
• Warga Tak Bisa Saksikan Fit And Proper Test Cawagub DKI, Panitia: Live Streaming Khusus Anggota DPRD
Saat tiba di portal, ia ditanya oleh penjaga ingin kemana dan kenapa masih bekerja padahal dirinya perempuan.
"Bu, Ibu kenapa masih keluar bukan di rumah aja?" kata penjaga itu.
"Ibu enggak takut virus corona apa?" tanyanya lagi.
"Aku lebih takut anakku lapar Pak. Bismillah aja. Kalau bapak mau semprot (disinfektan) silakan biar aman. Saya enggak apa-apa," jawab Fitri.
"Sering ditanya begitu. Cuma enggak mungkin saya jelasin kondisi ekonomi saya seperti apa. Akhirnya kalau diomelin saya cuma jawab begitu. Saya begini buat anak-anak. Saya bisa dan enggak apa-apa enggak makan. Tapi anak saya enggak mungkin enggak makan," jelasnya sedih.
Saat ini, Fitri hanya membekali dirinya dengan jaket. Sehingga ketika badannya mulai terasa tak enak, ia akan mengenakan jaket dan segera pulang untuk mengganti pakaian.
"Sejauh ini saya tetap keluar namun jamnya saya batasi. Setiap hari selalu ada harapan bagi saya. Makanya saya bismillah sebelum berangkat," tuturnya.