Sisi Lain Metropolitan
Cerita Fitri Tetap Jualan Minuman Ditengah Wabah Corona, Kerap Diomeli Warga dan Berjuang Demi Anak
Fitri menuturkan bajunya kerap lepek dan basah akibat beberapa tempat melakukan penyemprotan disinfektan di depan kawasan perumahan
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, PONDOK GEDE - Pandemi corona yang melanda Indonesia rupanya tak membuat sejumlah masyarakat patah semangat.
Terutama mereka yang memiliki penghasilan harian seperti ojek online, pedagang dan lain sebagainya.
Setiap hari, mereka selalu berangkat dari rumah dan berdoa agar mendapatkan rezeki lebih untuk keluarga di rumah.
Hal itu pula yang dilakukan Fitri sebagai penjual minuman. Sejak wabah corona melanda, ia mencari solusi bagaimana membantu ekonomi keluarganya.
Sekira satu minggu di awal wabah, Fitri fokus di rumah dan tak keliling jualan. Ia fokus berjualan via Whatsapp dan Facebook.
Sayangnya semakin hari, penghasilannya semakin menurun dan memaksanya kembali berkeliling.
Namun, mulai banyak warung yang menolak membeli minuman yang dijualnya dengan alasan tak laku akibat jarangnya pembeli.
"Akhirnya saya mulai dengan langkah tak membawa anak keliling. Awalnya saya sempat di rumah aja. Namun kalau andalkan gaji suami ya enggak cukup. Anak saya mau dikasih makan apa?" katanya kepada TribunJakarta.com, Jumat (3/4/2020).
Awalnya, penolakan demi penolakan yang diterimanya sempat membuatnya sedikit pesimis. Sebab selama ini ia memiliki setoran dan pencapaian target dari perusahannya.
"Saya coba buat bangkit, bismillah aja. Modal masker sama sarung tangan, saya keliling seperti biasa," katanya.
"Setidaknya satu, dua produk ada yang beli. Doa saya semoga ada yang borong dan saya siasati jualan lewat HP aja by Whatsapp," lanjutnya.
Akhirnya, hari demi hari ia lewati seperti biasa. Tak ada kata mengeluh maupun menyerah yang terlontar. Yang ada hanyalah sebait doa agar jualannya laku dan ada yang terjual meskipun hanya satu kotak minuman.
Namun, selama beberapa hari terakhir, Fitri mengaku mengalami kendala lain.
Sejumlah lokasi yang ia datangi diakuinya sudah berlakukan karantina wilayah parsial. Sehingga akses masuk ke jalan lingkungan jauh lebih ketat dan sulit.
"Rintangan baru-baru ini palingan jadi lebih ketat kalau kemana-mana. Saya ke daerah Jatiwaringin di cek suhu tubuh ke Cipayung gitu juga," katanya.
Tak jarang, Fitri menuturkan bajunya kerap lepek dan basah akibat beberapa tempat melakukan penyemprotan disinfektan di depan kawasan perumahan.
"Baju juga sering lepek. Jadi misalnya saya kebeberapa tempat dan rata-rata mau masuk situ disemprot dulu. Di tempat A belum kering ke tempat B sudah disemprot lagi. Sudah 4 hari ini baju sering lepek," katanya.
Selain itu, sebagai pencari nafkah harian, Fitri menuturkan kerap diomeli oleh sejumlah warga.
Sebagai contoh pada Kamis (2/4/2020). Ia melintas di salah satu gang di wilayah Lubang Buaya dan berniat mengantar pesanan minuman.
• 450 Paket Bantuan Makanan dan Hand Sanitizer Dibagikan Kepada Masyarakat Kecamatan Cilincing
• Warga Tak Bisa Saksikan Fit And Proper Test Cawagub DKI, Panitia: Live Streaming Khusus Anggota DPRD
Saat tiba di portal, ia ditanya oleh penjaga ingin kemana dan kenapa masih bekerja padahal dirinya perempuan.
"Bu, Ibu kenapa masih keluar bukan di rumah aja?" kata penjaga itu.
"Ibu enggak takut virus corona apa?" tanyanya lagi.
"Aku lebih takut anakku lapar Pak. Bismillah aja. Kalau bapak mau semprot (disinfektan) silakan biar aman. Saya enggak apa-apa," jawab Fitri.
"Sering ditanya begitu. Cuma enggak mungkin saya jelasin kondisi ekonomi saya seperti apa. Akhirnya kalau diomelin saya cuma jawab begitu. Saya begini buat anak-anak. Saya bisa dan enggak apa-apa enggak makan. Tapi anak saya enggak mungkin enggak makan," jelasnya sedih.
Saat ini, Fitri hanya membekali dirinya dengan jaket. Sehingga ketika badannya mulai terasa tak enak, ia akan mengenakan jaket dan segera pulang untuk mengganti pakaian.
"Sejauh ini saya tetap keluar namun jamnya saya batasi. Setiap hari selalu ada harapan bagi saya. Makanya saya bismillah sebelum berangkat," tuturnya.