Virus Corona di Indonesia

Intip Suasana RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Makanan Berlimpah hingga Koneksi Internet yang Cepat

Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, masih merawat ratusan pasien Covid-19.

Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT
Gedung Wisma Atlet Kemayoran yang dijadikan Rumah Sakit Darurat Covid-19, Jumat (27/3/2020). 

Seorang pasien yang baru swab mengaku baru masuk Wisma Atlet Jumat (1/5/2020) pagi dan
pukul 10.00 sudah tes swab.

Kelucuan terjadi ketika seorang pasien dipanggil masuk ruangan kemudian ditanya mengenai data pribadi, lalu menuliskan dalam selembar
formulir.

Pasien diambil lendir di tenggorokan melalui dua lubang hidung.

Begitu baru saja bangkit dari tempat duduk, ia dipanggil lagi oleh petugas berbeda, yang jarakna hanya
dua meter dari petugas pengambil lendir.

Petugas medis menamai baju APD nya dengan nama dan gambar binatang saat bertugas di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (2/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH
Petugas medis menamai baju APD nya dengan nama dan gambar binatang saat bertugas di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (2/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH (TRIBUN/CECEP BURDANSYAH)

Ia juga minta data pribadi dan menuliskannya di selembar formulir. Lalu ia minta pasien
yang sama diambil lendir oleh petugas yang sama juga.

"Lho saya baru saja diambil lendir," ujar sang pasien. “Oh sudah ya,” katanya seraya menyobek lembaran formulir
yang baru saja ditulisnya.

Kondisi itu bisa dipahami karena jumlah pasien tidak sebanding dengan jumlah
petugas.

Di lantai 27 saja ada 32 ruangan, begitu juga di lantai 26.

Kalau semua ruangan full terisi, satu lantai itu ada 96 pasien, sedang petugas dan
perawat untuk satu lantai paling banyak enam orang.

Petigas berasal dari tempat berbeda, termasuk lembaganya. Ada yang dari dinas kesehatan pemerintahan provonsi, TNI, Polri dan lembaga lainnya.

"Saya dari Dinas Kesehatan Kalimantan Barat," kata Sri Wahyuni.

Beberapa petugas lainnya ada yang dari Bandung dan ada pula dari Maluku.

Mereka harus menjadi satu tim dalam waktu singkat dan mengurus orang banyak.

Namun, dalam setiap situasi, mereka tampak kompak, dan selalu berdiskusi ketika
menghadapi keluhan pasien.

Jadi ketika menjawab keluhan pasien dalam grups WA, selalu satu suara. Yang paling banyak ditanyakan pasien terutama soal hasil tes swab.
Menurut petugas medis, hasil tes swab perlu waktu cukup lama, bisa sampai 10 hari.
(cep)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul: Denyut RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet (2), Pasien Positif Corona Nikmati Koneksi Internet Kencang

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved