Mensos Juliari Soal Data Bansos Salah Sasaran: Enggak Usah Dibawa Seriuslah yang Begituan
Data penerima bantuan sosial, masih menjadi masalah di saat dampak pandemi Covid-19 yang meluas ke sektor ekonomi di tengah masyarakat.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, SERPONG - Data penerima bantuan sosial, masih menjadi masalah di saat dampak pandemi Covid-19 yang meluas ke sektor ekonomi di tengah masyarakat.
Di Tangerang Selatan (Tangsel) sendiri, TribunJakarta.com mencatat beberapa data kembar, dan bahkan ada staf kelurahan yang tercatat sebagai penerima bansos.
Saat ditanya awak media, Menteri Sosial, Juliari P. Batubara angkat bicara.
Menurutnya, banyaknya laporan soal sengkarut data penerima bansos hanya perlu dibenahi pemerintah daerah dan tidak perlu dibesarkan.
"Ya dibenahin aje, enggak usah nyampe juga. Enggak usah dibawa seriuslah yang begituan," ujar Juliari, usai memberikan bansos presiden di bilangan Kelurahan Ciater, Serpong, Tangsel, Rabu (13/5/2020).
Mensos beranggapan, data penerima bansos tidak mungkin sempurna. Terlebih yang baru disusun saat situasi darurat pandemi Covid-19.
Menurutnya, lebih baik bantuan didistribusikan secara cepat, dari pada tepat sasaran.
Jika ada kesalahan, data tinggal diperbaiki untuk disalurkan pada tahap berikutnya.
"Gini lho, kalau data langsung sempurna itu enggak mungkin. Ini kan masalahnya apa waktunya cepat, tapi harus tepat. Saya antara cepat dan tepat, cepat dulu, ada dobel nanti tahap duanya diperbaiki," ujarnya.
"Dari pada kita sibuk ngurusin data tepat, Covid-19 selesai bantuan baru datang," tambahnya.
Juliari menjelaskan, bansos presiden dibagikan kepada 73 ribu kepala keluarga (KK) untuk wilayah Tangsel.
• Lepas Jabatan Sekjen PSSI, Ratu Tisha Masuk Jajaran Komisaris Klub Liga 2 2020
• Miliki Mesin RT-PCR, RS Polri Kramat Jati Bisa Uji Spesimen Swab Pasien Covid-19 Sendiri
Pembagian dilakukan selama tiga bulan, mulai dari Mei 2020, dengan rincian dua paket per bulannya.
Bulan pertama dan ke dua, bansos dibagikan berupa sembako dengan besaran nilai Rp 600 ribu.
Sedangkan bulan ke tiga, bansos berupa beras dari Bulog dengan besaran yang sama.
"Jadi semua daerah Jabodetabek itu tiga bulan. Satu bulan dua kali. Dari enam penyaluran, empat bentuknua sembako, dua bentuknya beras 25 kilogram," jelasnya.