Pilkada Kota Tangsel
Menakar Peluang Rahayu Saraswati di Pilkada Tangsel dan Pengaruh Nama Besar Prabowo Subianto
Nama besar Prabowo Subianto, yang juga Ketua Umum Gerindra, tak bisa dipisahkan dari Rahayu. Meski begitu, Zaki menilai pengaruhnya tidak berpengaruh.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Munculnya nama Rahayu Saraswati Djojohadikusumo pada kontestasi politik Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi fenomena baru.
Mantan anggota Komisi VIII DPR RI periode 2014-2019 itu diusung oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Tangsel sebagai calon dari internal partai.
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak, mengatakan, Rahayu mampu melesat di antara kader partai berlogo kepala Garuda lainnya yang sudah lebih dulu menyeruak.
Satu di antaranya adalah Biem Benyamin.
Menurut Zaki, Biem sudah lebih dulu menyosialisasikan diri di Tangsel.
Namun justru Rahayu, yang merupakan Keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang diajukan DPC.
"Jika Rahayu Saraswati ditetapkan Gerindra untuk maju Pilkada Tangsel akan jadi fenomena menarik. Soalnya sebelumnya yang santer terdengar dan sudah sosialisasi cukup intens Biem Benyamin. Bakan di beberapa surve, Biem elektabilitas dan popularitasnya tinggi," ujar Zaki saat dihubungi TribunJakarta.com, Sabtu (6/6/2020).
Rahayu masih harus berjuang keras mengenalkan diri ke warga Tangsel.
Nama besar Prabowo Subianto, yang juga Ketua Umum Gerindra, tak bisa dipisahkan dari Rahayu.
Meski begitu, Zaki menilai pengaruhnya tidak terlalu besar.
"Nama besar Prabowo tentu punya pengaruh, tapi faktor itu saja tidak cukup," ujarnya.
Meskipun memiliki delapan kursi DPRD Tangsel, namun tetap saja Gerindra harus berkoalisi dengan partai lain agar mencapai minimal 10 kursi DPRD untuk syarat mendaftar sebagai calon wali kota dan calon wakil wali kota di KPU.
"Harus punya tim lapangan yang solid. Apalagi koalisi Gerindra dengan parpol apa juga belum fix hingga saat ini," ujarnya.
Menurut Zaki, kemunculan Rahayu di saat kontestasi sudah berjalan, membuatnya harus bekerja ekstra keras.
Bakal calon wali kota lain sudah lebih dulu turun ke lapangan untuk sosialisasi, terlebih ada dua calon lain yang merupakan petahana, Benyamin Davnie dan Muhamad.
Ada juga Siti Nur Azizah, putri Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang sudah gencar turun ke kampung-kampung, dan safari silaturahmi ke partai politik.
"Tantangan Rahayu cukup banyak, meski ia tokoh nasional tapi di Tangsel belum cukup dikenal. Itu yang harus dikejar. Apa lagi kita kompetitor yang jadi petahana, tim sukses Benyamin Davnie dan Pilar Saga juga sdh bersosialisasi sangat intens," ujarnya.
Profil Rahayu Saraswati
Keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dimunculkan Partai Gerindra untuk menjadi bakal calon Wali Kota Tangerang Selatan ( Tangsel).
Saat dikonfirmasi TribunJakarta.com, Partai Gerindra mengakui bahwa sosok Rahayu Saraswati memang sengaja dimunculkan untuk Pilkada Kota Tangsel 2020.
Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Tangsel, Yudi Budi Wibowo, mengatakan Rahayu Saraswati salah satu kandidat bakal calon wali kota yang diusung dari kader internal partai berlogo kepala Garuda itu.
"Ada beberapa kader internal Gerindra, baik dari pusat dan daerah yang lagi kami hadirkan untuk masyarakat Tangerang Selatan," ujar Yudi saat dihubungi, Rabu (3/6/2020).
• Tertunda ke Tanah Suci, Calon Jamaah Haji Asal Kota Depok Minta Uang Pelunasan Dikembalikan
"Salah satunya Ibu Rahayu Saraswati," Yudi membocorkan nama.
Yudi mengatakan, Rahayu bukan sosok sembarangan.
Wanita yang memulai karier di dunia seni peran itu, berhasil menunjukkan kwalitasnya saat berkiprah sebagai anggota legislatif periode periode 2014-2019.

• Beredar Draf Salinan Keputusan Gubernur DKI Jakarta yang Akan Perpanjang PSBB Hingga 18 Juni
Selama menjadi wakil rakyat, ia Rahayu berhasil menginisasi dan menggolkan Undang-undang disabilitas.
"Semua kader yang kita munculkan di Pilkada Tangsel punya kualitas masing-masing."
"Bu Rahayu Saraswati juga secara kualitas mumpuni."
"Beliau pernah menginisiasi rancangan Undang-undang Disabilititas dan diselesaikan sampai tuntas menjadi Undang-undang," ujarnya.
"Ini salah satu yang menunjukan beliau punya komitmen terhadap masyarakat, dan jika bekerja akan menuntaskan sampai akhir," tambahnya.
• Kebakaran di Tanjung Priok Hanguskan 12 Rumah, Berawal dari Kebocoran Tabung Gas Penjual Nasi Uduk
Selain peduli disabilitas, Yudi juga memandang Rahayu sosok yang fokus memperhatikan kaum marginal dan anak-anak.
"Menurut pribadi saya iya, beliau pas buat memimpin Tangsel, kepedulian beliau terhadap masyarakat marginal sudah dibuktikan."
"Beliau punya keinginan yang sangat kuat agar tidak ada lagi bayi atau generasi penerus yang kurang gizi, menghilangkan diskriminasi," ujarnya.
Profil Rahayu Saraswati
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo akrab disapa Sara ini lahir di Jakarta pada 27 Januari 1986.
Dia anak kedua Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.

Sara menempuh pendidikan SMA di College Du leman, Swiss, pada 2003.
• Gerindra Munculkan Nama Keponakan Prabowo Subianto Untuk Jadi Bakal Calon Wali Kota Tangsel
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya di University Of Virginia mengambil jurusan seni peran dan lanjut studi ke International School of Screen Acting di London.
Ia pernah santer disebut-sebut akan mengisi kursi wakil gubernur DKI Jakarta menggantikan Sandiaga Uno.
Saat itu Sara mengaku tidak berambisi untuk menjadi wakil gubernur DKI Jakarta yang menggantikan Sandiaga Uno.
• Video Call dengan Sang Kakak 1 Jam Sebelum Kecelakaan Naik Motor, Wakapolres Purbalingga Minta Ini
Sempat terpikir olehnya akan mempertimbangkan peluang itu apabila diberi mandat partai.
"Bukan saya yang mengajukan. Saya betul-betul tidak berambisi untuk eksekutif. Kalau misal ada yang memberi saya amanah dan mandat, tentunya itu harus dipertimbangkan," kata Sara di Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu (7/11/2018).
Bintang Film dan Presenter
Sebelum terjun ke dunia politik, Sara merupakan artis dan presenter.
Ketertarikannya pada industri film berawal ketika ia menjadi pemeran utama pada audisi klub drama sekolahnya di Singapura.
Namanya mulai dikenal ketika ia membintangi film trilogy Merah Putih sebagai tokoh bernama Senja.
Setelah itu, Sara kembali tampil ke layar lebar dengan berakting dalam film Gunung Emas Almayer (2014).
Film tersebut merupakan film adaptasai dari novel berjudul Almayer’s Folly karya Joseph Conrad (1895).
Sara mengawali karier politik melalui organisasi sayap Partai Gerindra (TUNAS), menjabat sebagai kepala bidang pengembangan.
Artikel ini disarikan dari berita TribunJakarta.com dengan penambahan data dari berita Kompas.com berjudul: Saraswati Djojohadikusumo: Saya Tak Berambisi untuk Eksekutif