Viral di Medsos

Kisah Haru Pemulung Beli Ponsel untuk Cucu Pakai Uang Koin Sekarung, Pemilik Toko Ikhlas Lakukan Ini

Dalam video yang beredar, Yatmin membawa uang receh yang merupakan hasil tabungan sang cucu, Satria Aprilia(9).

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Siti Nawiroh
KOMPAS/ZAKARIAS DEMON DATON
Kisah Haru Pemulung Beli Ponsel untuk Cucu Pakai Uang Koin Sekarung, Pemilik Toko Ikhlas Lakukan Ini 

TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok kakek di Samarinda mendadak menjadi viral di media sosial karena membeli sebuah ponsel Android dengan uang koin recehan. Kakek itu sehari-harinya bekerja sebagai pemulung.

Kakek tersebut bernama Yatmin (62), warga Jalan Damanhuri, Gang 5, Samarinda Utara.

Dalam video yang beredar, Yatmin membawa uang receh yang merupakan hasil tabungan sang cucu, Satria Aprilia(9).

Yatmin menuturkan, sang cucu kerap kali menyimpan uang koin di celengan.

TONTON JUGA:

Hingga kemudian saat ulang tahunnya, Satria Aprilia memberikan uang tersebut kepada Yatmin untuk dibelikan sebuah ponsel.

Meski demikian, Yatmin tak mengetahui jumlah pasti uang yang telah dikumpulkan sang cucu.

Fakta John Kei Ditangkap Lagi Setelah Bebas Bersyarat, Warga Dengar Puluhan Kali Suara Tembakan

Uang pecahan Rp 500 dan Rp 1000 itu dimasukkan didalam karung yang baisa dia bawa untuk mengangkut barang bekas yang ditemukannya.

FOLLOW JUGA:

Sisi Lain Atta Halilintar Disorot, Aurel Cerita Kerap Dihubungi Keluarga YouTuber: Kenapa Ya?

"Uang ini dikumpulkan selama satu tahun, saya tidak tahu berapa jumlahnya. Kemarin ketika ulang tahunnya, dia menyerahkan uang ini untuk dibelikan HP," aku Yatmin dikutip TribunJakarta dari Kompas pada Senin (22/6).

Ia kemudian mendatangi sebuah gerai ponsel di Samarinda, Kalimantan Timur dan mengaku ingin membeli ponsel untuk sang cucu.

Petugas konter yang berjaga kaget melihat Yatmin.

Terbongkar Sosok Pengunggah Video Dokter Tanpa Busana di Medsos, Pasrah Jalani Pemeriksaan Polisi

Hobi Baru Reino Bareng Syahrini di Tengah Covid-19, Puji Selangit Kepiawaian Istri Lakukan Ini

Para pegawai langsung memanggil pemilik gerai.

“Saya awalnya kaget, pegawai saya panggil katanya ada kakek datang bawa uang recehan mau beli ponsel,” tegas pemilik konter Rahman (26).

Meraba iba, Rahman akhirnya memberi ponsel baru ke kakek tersebut tanpa pikir panjang.

Harga ponsel yang diberikan berkisar Rp 1,9 juta. Sedangkan jumlah uang koin di dalam karung diperkirakan sekitar Rp 600.000.

Suasana Mencekam Warnai Penangkapan John Kei, Warga Dengar Suara Teriakan Jangan Lari

Kakek Yatmin (kiri) bersama cucu Satria (tengah) dan istri Lasinem (kanan) saat ditemui Kompas.com di Jalan Cendana, <a href='https://jakarta.tribunnews.com/tag/samarinda' title='Samarinda'>Samarinda</a>, Kaltim, Minggu (21/6/2020).

“Kami belum hitung uang koin itu. Saya bilang ya sudah enggak masalah, terima saja. Terus kami kasih ponsel baru dan uang Rp 200.000,” aku Rahman.

Rahman mengaku kerap melihat kakek tersebut lalu lalang di depan konternya.

Misteri 2 Putri Mahkota Sunda Empire Terdampar di Zona Bebas, Petugas Tak Menemukan Catatan Imigrasi

Terlebih, sejak Februari saat dibuka pertama gerai tersebut, kakek itu yang membersihkan sisa barang di sekitar konter tersebut.

Yatmin bersama istri Lasinem (52) merantau ke Samarinda sejak 1993.

FOLLOW JUGA:

Keduanya dari Purwodadi, Jawa Tengah.

Di Samarinda, Lasinem menjual buah keliling, sedangkan Yatmin menjadi pemulung.

Kabar Baik! Pemerintah Umumkan Pencairan Gaji 13 2020, Ini Rincian Jumlah Gaji 13 PNS, TNI & Polri

Viral Uang Koin Rp 1.000 Kelapa Sawit Dijual hingga Rp 100 Juta

Dalam pekan ini, media sosial tengah diramaikan dengan harga jual uang koin pecahan Rp 1.000 bergambar kelapa sawit.

Di beberapa marketplace, ada yang menjual satu keping koin Rp 1.000 kelapa sawit keluaran tahun 1993 dengan harga hingga Rp 100.000.000.

Kolektor uang ada yang menganggap harga ini tak wajar, mengingat koin kelapa sawit itu bukan tergolong koleksi yang banyak dicari.

Penjualan koin dengan harga fantastis itu diduga untuk menaikkan nilainya di pasar uang lama.

Saat diminta tanggapan mengenai ramainya jual-beli uang koin Rp 1.000 kelapa sawit ini, Kepala Humas Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko mengatakan, uang koin tahun emisi 1993 dengan gambar kelapa sawit masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah sampai saat ini.

"Terkait dengan uang logam atau koin Rp 1.000 gambar kelapa sakit, kami sampaikan bahwa sampai dengan saat ini, uang logam pecahan Rp1.000 tahun emisi 1993 dengan gambar kelapa sawit masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah," ujar Onny saat dihubungi Kompas.com, Jumat (19/6/2020).

Uang koin belum dicabut dan belum ditarik dari peredaran. Dalam proses transaksi, kata dia, nilai tukar uang itu sama dengan nilai nominalnya.

"Sebagai alat pembayaran yang sah untuk bertansaksi, nilai tukar uang logam dimaksud sama dengan nilai nominalnya yaitu Rp 1.000," lanjut dia.

Mengenai viralnya harga jual uang logam pecahan Rp 1.000 bergambar kelapa sawit, Onny menjelaskan, harga yang dibanderol bergantung pada kesepakatan antara pembeli dan penjual.

Umumnya, kesepakatan harga ini juga berlaku ketika ada yang akan mengoleksinya, dan tidak termasuk transaksi.

"Layaknya koleksi numimastic atau koleksi uang-uang kuno," kata dia.

Wajar atau tidak harga jual yang tinggi, menurut Ony, jika suatu barang sudah dianggap barang seni dan unik, susah untuk melihat unsur tersebut.

Mengutip pemberitaan Kompas.com, 18 Juni 2020, kolektor uang lama atau numismatik kolektor, Nazym Otie Kusardi, mengatakan, harga yang dibanderol itu tak wajar.

Menurut dia, penjual uang logam itu memasang harga "asal-asalan".

Menurut Nazym, uang koin kelapa sawit rata-rata dijual dengan kisaran harga Rp 3.000 sampai Rp 10.000 per keping.

"Itu orang jual ngawur saja. Masih banyak yang jual dengan harga Rp 3.000 sampai Rp 10.000 per keping," kata Nazym saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/6/2020).

Kecuali, kata dia, jika uang itu memiliki kekhususan lain seperti uang cetakan khusus atau proof.

Uang logam proof Rp 1.000 bisa dijual hingga Rp 4 juta, tergantung dari kondisi uang tersebut. (tribunjakarta/kompas)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved