Beralasan Tak Ada Asisten, Seorang Bidan Biarkan Ibu Ini Melahirkan Sendiri Bayinya di Depan Rumah

Beralasan tidak ada asistennya, seorang bidan tega membiarkan seorang ibu melahirkan sendiri bayinya di depan rumah sang bidan.

Penulis: Suharno | Editor: Siti Nawiroh
ISTIMEWA/TRIBUNMADURA.COM
Ibu melahirkan bayi di depan rumah bidan di Desa Ketapang Barat Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Beralasan tidak ada asistennya, seorang bidan tega membiarkan seorang ibu melahirkan sendiri bayinya di depan rumah sang bidan.

Kejadian ini terjadi di Desa Ketapang Barat, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura.

Setelah kejadian yang juga disaksikan sejumlah warga sekitar, izin praktik bidan berinisial SD ini langsung dicabut.

Pencabutan izin praktik bidan SF tersebut atas rekomendasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

IBI menilai bidan SF menyalahi kode etik profesi kebidanan. 

 Sebut Tahun Ini Buat Kejutan Ultah Terakhir untuk Aurel Hermansyah, Ashanty: Tahun Depan Atta Terus

 PT LIB Lanjutkan Liga 1 2020: Jakmania Khawatir Nobar Jadi Penyebaran Corona, Pemprov Tetap Izinkan

Plt Kepala Dinas Kesehatan Sampang, Agus Mulyadi mengungkapkan, izin praktik bidan SF dicabut selama tiga bulan.

Sanksi tegas diberikan setelah insiden ibu melahirkan di depan rumah bidan tersebut.

Pihaknya, kata Agus, melakukan klarifikasi dengan memanggil bidan SF, kepala Puskesmas Bunten Barat (pemegang wilayah), bidan desa, dan organisasi profesi.

“Jadi sekarang hasilnya sudah direkomendasikan oleh IBI,” ujarnya kepada TribunMadura.com, Minggu (12/7/2020).

Kronologi

Kejadian tak terlupakan dialami pasangan suami istri asal Kabupaten Sampang, Madura, Zainuri (28) dan Aljannah (25).

 Pria Akui Saudara & Pinjam Uang, Baim Wong Klarifikasi Sampai Bongkar Chat Keluarga: Tanya ke Papah!

 Masih Ada Pedagang dan Pengunjung Tak Kenakan Masker di Pasar Minggu Ria, Begini Tanggapan TMII

Istri Zainuri, Aljannah terpaksa melahirkan bayinya di depan rumah seorang bidan di Desa Ketapang Barat, Kecamatan Ketapang.

Kejadian itu berlangsung pada 4 Juli 2020 malam.

Zainuri menceritakan, ia bersama istrinya berangkat dari rumah menggunakan sepeda motor sekitar pukul 21.00 WIB.

Tiba di rumah bidan SF pukul 21.30 WIB, istrinya dalam kondisi kritis karena akan melahirkan.

 Abaikan Putri Wapres, PPP Pilih Dukung Benyamin - Pilar Maju Pilkada Tangsel

 Mengenal Meriam Si Jagur, Senjata Bersejarah Yang Punya Simbol Unik: Kerap Dianggap Vulgar

Saat tiba, Zainuri memanggil bidan SF, tetapi tidak kunjung direspons, sampai-sampai memakan waktu hingga satu jam lamanya.

“Tapi yang merespons adalah suaminya. Bahkan suaminya itu bilang bahwa istrinya (bidan) sedang sakit,” ujarnya kepada TribunMadura.com, Selasa (7/7/2020).

“Tidak lama kemudian anaknya menyusul keluar dengan memberikan pernyataan yang tidak sama dengan ayahnya, bahwa si ibu tidak bisa melayani karena tidak ada asisten,” imbuh dia.

Karena masih belum mendapatkan pelayanan, istri Zainuri semakin meronta kesakitan sehingga mengundang kehadiran warga sekitar.

“Kami juga menghubungi keluarga kami untuk membantu,” ujar Zainuri.

Pada akhirnya sekitar pukul 23.00 WIB, Aljannah melahirkan secara mandiri di tengah tontonan warga sekitar.

Mengetahui Aljannah sudah melahirkan, suami bidan SF  masuk ke dalam rumah untuk memanggil istrinya.

Tidak lama kemudian, Bidan SF keluar rumah untuk memberikan pelayanan dengan menggunakan APD lengkap.

“Kami langsung diarahkan masuk ke dalam rumah, kemudian anak dan istri saya dibersihkan. Setelah dibersihkan, anak saya diletakkan di inkubator selama kurang lebih lima belas menit,” ujar Zainuri.

Dalam pelayanan tersebut Zainuri beserta istrinya masih membayar biaya sebesar Rp 800.000.

“Pukul 23.30 WIB kami disuruh pulang, alhamdulilah anak saya lahir dengan normal, jenis kelamin perempuan,” kata Zainuri.

Penderitaan istri Zainuri tidak berhenti di situ. Pasalnya, saat tiba di rumah, Aljannah masih mengalami pendarahan.

Sehingga keesokan harinya Zainuri memanggil bidan lain untuk meminta pertolongan.

“Keesokan harinya istri saya mengalami pendarahan besar dengan wajah pucat, jadi saya memanggil bidan lain. Kalau meminta pertolongan ke bidan yang sama, saya takut kembali terjadi hal yang serupa,” ucap Zainuri.

Melahirkan di Semak-semak

Sementara itu, di bawah hujan deras, Wahati melahirkan bayinya hanya beratapkan kardus.

Memakai kain sarung wanita berusia 41 tahun itu melahirkan bayinya tanpa bantuan siapapun di semak-semak kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.

Informasi tentang seorang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang melahirkan sendiri itupun sampai ke Polsek Cengkareng.

Akhirnya Bripka Achmad Haris, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Cengkareng Jakarta Barat bersama Babinsa Serda Deni turun ke lokasi wanita itu melahirkan.

Saat ditemukan, gubuk milik Wahati hanya beratapkan kardus dan beralas kasur busa bekas.

Tubuh Wahati juga hanya berlapis kain sarung saat ditemukan di bawah hujan deras.

Ia ditemukan ketika tengah menyusui bayi merahnya di bawah hujan deras.

Akhirnya pihak Polisi dan TNI pun mengevakuasi Wahati dan bayinya ke Puskesmas Cengkareng.

Kapolsek Cengkareng Kompol Khoiri mengatakan pihaknya mendapat informasi PMKS melahirkan dari seorang security perumahan West One City, Selasa (9/6/2020).

Ibu itu melahirkan di semak-semak dekat perumahan tersebut.

Bayi diserahkan ke panti

Usai dilahirkan dengan proses persalinan yang begitu tragis, bayi dari Wahati (41) kini dalam kondisi sehat.

Bayi berjenis laki-laki itu telah diperbolehkan pulang dari RSUD Cengkareng, Jakarta Barat.

"Setelah dicek oleh dokter, bayi tersebut dalam kondisi sehat dan tidak perlu dirawat inap di rumah sakit," kata Koordinator Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Sudinsos Jakarta Barat, Amirullah saat dihubungi pada Rabu (10/6/2020).

Amirullah mengatakan, saat ini bayi tersebut telah dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I Kedoya, Jakarta Barat untuk mendapat perawatan.

Hal tersebut setelah sang ibunda, Wahati, mengaku tak sanggup membiayai perawatan buah hatinya.

Adapun Wahati saat ini masih mendapat perawatan di Puskesmas Cengkareng.

"Alasannya karena faktor ekonomi ibunya serta melihat kondisi ibunya yang diduga alami depresi maka bayinya dirujuk ke Panti Sosial untuk mendapatkan pelayanan dan perawatan lebih lanjut," kata Amirullah.

Artikel ini telah tayang di Tribunmadura.com dengan judul: BREAKING NEWS - Izin Praktik Oknum Bidan di Sampang Madura Dicabut, Ini Penyebabnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved