Tawuran Pelajar di Bekasi Terjadi Akibat Kurangnya Pengawasan Orangtua Masa Belajar di Rumah
Kombes Pol Wijonarko mengatakan, aksi tawuran tejadi akibat minimnya pengawasan orangtua
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Tawuran antar-pelajar yang terjadi di wilayah Kota Bekasi baru-baru ini, menyebabkan satu orang siswa SMK berinisial MBJ (16) meninggal dunia.
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Wijonarko mengatakan, aksi tawuran tejadi akibat minimnya pengawasan orangtua.
Sebab, seluruh sekolah di Kota Bekasi sampai saat ini masih menerapkan sistem belajar daring di rumah masing-masing.
"Mereka mungkin kurang pengawasan karena kejadiannya malam hari, berbeda kalau kejadiannya siang hari mungkin mereka bisa beralasan belajar kelompok atau sebagainya," kata Wijinarko, Kamis, (23/7/2020).
Kejadian ini lanjut Wijonarko menjadi pelajar berharga bagi para orangtua, di masa pandemi seperti saat ini tentu peran orangtua akan sangat besar untuk mengawasi anak.
Jangan sampai kata Wijonarko, membiarkan anak keluyuran di luar rumah meski selama pandemi aktivitas belajar menjadi berkurang.
"Ini Jadi pelajaran berharga terutama bagi orangtua, apalagi dengan situasi pandemi ini aktifitas belajar dilakukan di rumah,"
"Tentu ini memeberikan kesempatan bagi para pelajar tidak masuk sekolah, mungkin bisa jalan-jalan, supaya ini bisa dihindari karena bisa terpengaruh oleh kawannya dan melaksanakan tawuran dan sebagainya," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, tawuran antar-pelajar terjadi di Kampung Bulak, Jalan Raya Cikunir, Kelurahan Jatiasih, Kota Bekasi, Rabu, (17/7/2020).
Tawuran melibatkan dua kelompok pelajar SMK Permata Bangsa dengan SMK Gema Karya Bahana.
"Awalnya dua kelompok pelajar ini janjian melalui media sosial, mereka sepakat untuk bertemu di Komsen dekat flyover," kata Wijonarko, Kamis, (23/7/2020).
Korban MBJ merupakan pelajar SMK Gema Karya Bahana, bersama sejumlah temannya berangkat menggunakan sepeda motor ke lokasi tempat terjadinya tawuran.
Lalu kelompok pelajar dari SMK Permata Bangsa, berjumlah sekitar 15 orang datang menggunakan sepeda motor dari arah Cikunir.
"Sekira pukul 19.30 WIB, kelompok pelajar dari SMK Permata Bangsa langsung menyerang kelompok korban yang datang lebih dulu di TKP," jelasnya.