Akses Jalan Rumah Wisnu Ditembok Tetangga Gara-gara Kotoran Ayam: Sulit Kalau Mau Masuk
Gara-gara kotoran ayam miliknya, rumah seorang pria di Ponorogo Jawa Timur harus ditembok sang tetangga.
Penulis: Suharno | Editor: Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Wisnu Widodo, warga Desa Gandukepuh, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tak menyangka hanya karena kotoran ayam menjadi masalah berkepanjangan dengan tetangganya berinisial M.
Saking emosinya, bahkan tetangganya tersebut nekat menutup akses depan rumah Wisnu dengan pagar tembok setinggi satu meter.
Padahal, lahan yang dibangun pagar tembok tersebut merupakan milik desa. Namun, diklaim secara sepihak oleh M.
Akibat perbuatan tetangganya itu, Wisnu terpaksa menggunakan kursi kayu setiap kali akan masuk dan keluar rumah.
• Periksa Handphone Editor Metro TV Yodi Prabowo Apakah Ada Ancaman? Ini Penjelasan Polisi
• Polisi Sebut Editor Metro TV Sempat Periksa ke Dokter Kulit dan Kelamin Serta Cek HIV Sebelum Tewas
• Sejak Juni 2020, 38 Tempat Karaoke dan 46 Panti Pijat/SPA di Kota Bekasi Sudah Beroperasi
• Gadis Ini Diperkosa Kakak Iparnya Usai Kalah Main Kartu Remi, Sang Istri Memergoki
Kondisi seperti itu sudah ia rasakan sekitar empat tahun terakhir dan tidak kunjung ada jalan keluar.
"Pagar tembok itu dibangun sejak tahun 2017 lalu," kata Wisnu saat dihubungi, Jumat (24/7/2020).
"Ya sulit kalau begitu mau masuk rumah,” imbuhnya.
Gara-gara injak kotoran ayam

Masalah yang dialami Wisnu tersebut sebenarnya hanya sepele, yaitu karena M dan suaminya sering menginjak kotoran ayam saat melintas di depan rumahnya.
Oleh karena itu, tetangganya tersebut geram dan akhirnya membangun tembok di depan rumahnya.
“M sama suaminya lewat kadang kadang mlecoki telek (menginjak tahi ayam) yang memicu masalah. Akhirnya ya dipagar itu,” kata Kepala Desa Gandukepuh Suroso.
Pihak desa, kata Suroso, sebenarnya juga menyesali sikap arogansi dari M dan sudah berusaha melakukan mediasi.
Hanya saja, upaya yang dilakukan selalu gagal. Bahkan, sarannya untuk memberikan akses masuk di depan rumah Wisnu selalu ditolak oleh M.
Padahal, tembok yang dibangun tersebut berada di lahan milik desa.
Karena tidak ada solusi saat dilakukan mediasi, bahkan masalah itu sudah dibawa ke pengadilan.
Pengadilan, kata Suroso, juga sudah memenangkan Wisnu atas tindakan arogan yang dilakukan M dan meminta tembok itu segera dibongkar.
Namun, pihak M justru bersikukuh tidak menghiraukan putusan tersebut. Belakangan diketahui bahwa M justru ingin melakukan banding.
"Ketika surat pengadilan saya kasih, dengar-dengar mau banding si M," kata dia.
Tembok akses jalan masuk rumah
Sementara itu, sebuah keluarga di Lamongan, kini rumahnya tak memiliki akses jalan keluar masuk.

Keluarga Kaslan dan istrinya, Asmirah, warga Desa Wudi, Kecamatan Sambeng, Lamongan, Jawa Timur, kini tak lagi memiliki akses jalan dari depan rumahnya.
Akses jalan di rumah berukuran 5x12 meter yang dihuni bersama enam anggota keluarga tersebut ditutup tembok bangunan.
Selain Kaslan dan Asmirah, rumah tersebut juga dihuni oleh kedua anaknya, ibu Asmirah, Sutinah (80), serta keluarga adik dari Asmirah yang berjumlah tiga orang.
Awalnya tidak ada masalah apapun dengan akses rumah mereka.
• Anggota DPRD DKI Jakarta Terima Banyak Laporan Soal Maraknya PKL Berjualan di Trotoar saat CFD
• Download Lagu I Love You 3000 - Stephanie Poetri MP3 , Simak Juga Video Lirik dan Chord Gitar
Meski sudah ada rumah lain yang berada di samping kiri dan belakang, akses jalan keluar rumah yang menghadap selatan tersebut bisa tetap menggunakan jalan depan.
Ini karena kebetulan pemilik lahan belum melakukan pembangunan.
"Tapi sejak tembok itu dibangun, kami tak bisa lagi lewat depan," ujar Kaslan saat ditemui di rumahnya, Sabtu (31/8/2019).
Akses jalan keluar depan rumah mulai tak lagi bisa digunakan, karena pemilik lahan mulai mendirikan bangunan sejak 11 Agustus.
Tembok bangunan langsung berhimpitan dengan rumah Kaslan.

Beruntung, samping kanan rumah Kaslan masih terdapat lahan kosong yang belum difungsikan.
Atas izin dari pemilik lahan serta tetangga, keluarga Kaslan dapat manfaatkan lahan itu sebagai akses keluar rumah.
"Itu memang hak mereka, lahan mereka, tapi mbok ya jangan seperti itu, mungkin kami sedikit diberi akses untuk jalan keluar lewat depan," tutur dia.
Pemilik bangunan di depan rumah Kaslan, merupakan pasangan suami istri bernama Sumber (37) dan Pipin Nur Azizah (32).
Pipin menjelaskan, keduanya membeli lahan berukuran 12x6 meter tersebut dari pemilik sebelumnya, Iskandar (68), saat Ramadan kemarin.
• ART Meninggal Digigit Anjing, KPKP Jakarta Timur Data Ketat Hewan Peliharaan di Cipayung
• Diduga Korsleting Listrik, Satu Unit Kamar Apartemen di Margonda Terbakar
Lahan itu hendak dijadikan gudang.
Pasangan ini memiliki usaha toko material bangunan di kampungnya.
"Kami memang beli lahan itu mau buat gudang, biar enggak jauh-jauh dan enggak capek juga dekat rumah, rencananya seperti itu," jelas Pipin.
Pipin mengatakan, sudah sempat memberitahukan niatan itu kepada keluarga Kaslan.
Pipin juga siap memberikan akses jalan keluar bagi keluarga Kaslan.
Namun, dikatakan Pipin, keluarga Kaslan tidak merespons.
"Sudah kami tunggu hingga tukang mengerjakan bagian yang lain, tapi lama enggak ada respons."
"Ya sudah, kami tembok semua seperti sekarang," ucap Pipin.
Sumber selaku kepala keluarga menyatakan siap memberikan akses keluar rumah dari arah depan bagi keluarga Kaslan.
"Kalau kasihan, kami sebenarnya juga kasihan, tapi ini kan tembok sudah jadi tinggi tapi enggak apa-apa kami bongkar, asal mereka mau datang ke sini," kata Sumber.
• Tetapkan Status Siaga Kekeringan, BPBD Kabupaten Bandung Barat Distribusikan 27 Tangki Air Bersih
• Tewas Digigit Anjing Majikan, Suami Sesalkan Majikan Suruh Istrinya Buka Kandang
Sumber ingin keluarga Kaslan datang berunding dengan pihak keluarganya terlebih dulu.
Kalau pun hasilnya mentok, Sumber coba memberikan solusi lain agar keluarga Kaslan tetap memiliki akses keluar rumah tanpa terganggu oleh kepemilikan orang lain.
"Sekarang yang mereka lewati setiap hari itu kan punya orang lain juga, hak milik orang lain."
"Kalau misalnya itu boleh saya beli seharga Rp 5 juta, enggak apa-apa biar kami beli dan kami hibahkan kepada mereka (keluarga Kaslan) untuk akses jalan," ucap dia.
Sempat dimediasi
Kejadian yang dialami oleh keluarga Kaslan dan Sumber sebenarnya sudah coba dimediasi oleh pejabat desa setempat.
Pejabat Sementara Kepala Desa Wudi, Sutopo menjelaskan, sudah mendatangi kedua belah pihak agar dapat diselesaikan secara kekeluargaan serta menciptakan win-win solution.
"Seminggu lalu saya sudah ke rumah Sumber, dan memang ada omongan supaya keluarga Pak Kaslan disuruh datang untuk diajak berunding."
"Saya juga sudah sampaikan kepada Pak Kaslan dan keluarganya agar menemui keluarga Sumber membicarakan hal itu."
"Tapi sampai sekarang belum ada respons dari mereka (keluarga Kaslan)," kata Sutopo.