Penemuan Jasad di Pinggir Tol
Yodi Prabowo Diduga Bunuh Diri dengan 4 Tusukkan, Polisi: Jangan Bandingkan Pemikiran Orang Normal
Lalu mengapa Yodi Prabowo nekat mengakhirI hidup dengan cara menusukkan diri?
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Siti Nawiroh
Ia meminta masyarakat untuk tak membandingkan pemikiran orang normal, dengan yang mengkonsumsi amphetamine.
"Amphetamine, kalau diperiksa urinenya amphetaminemya positif berarti dia mengkonsumsi, lalu apa pengaruhnya terhadap kejiwaan seseorang?" kata Tubagus Ade.
"Yaitu meningkatnya kebeneranian yang sedekiamn luar biasa, jangan pernah membandingkan pemikiran orang normal dengan orang yang sedang tidak normal."
"Maka yang harus diukur adalah bagaimana amphetamine itu mempengaruhi keberanian seseorang untuk melaikan tindakann yang menurut orang normal tidak mungkin," tegasnya.
• Diduga Bunuh Diri, Polisi Temukan 2 Luka Dangkal di Dada Editor Metro TV Yodi Prabowo
Tubagus juga memaparkan soal pisau yang ditemukan di bawah badan Yodi Prabowo yang ditemukan dalam kondisi telungkup.
Menurut Tubagus, pisau itu dibeli korban di Ace Hardware di kawasan Rempoa, Tangerang Selatan.
Yodi Prabowo membeli pisau itu sebelum berangkat ke kantornya pada Selasa (7/7/2020) sekitar pukul 14.20.
"Dari hasil pemeriksaan CCTV, didapat fakta yang membeli pisau tersebut adalah korban sendiri," kata Tubagus, Sabtu (25/7/2020).
• Kematian Editor Metro TV Disebut Polisi Bunuh Diri, Pisau di TKP Dibeli Sendiri oleh Yodi Prabowo
"Saat membeli pisau, orang yang tertangkap CCTV, dan pakaian yg digunakan agak sama saat jenazah diemukan. Bukti lainnya adalah, bon, struk, sampai CCTV di tempat parkir," tambahnya.
Ia menambahkan, Yodi Prabowo hanya sekitar delapan menit berada di Ace Hardware.
Ayah Yodi Prabowo Tak Percaya
Ayah editor Metro TV Yodi Prabowo, Suwandi tak percaya bila anaknya depresi lalu bunuh diri.
Suwandi mengaku kecewa dengan kesimpulan penyelidikan Polisi atas kasus kematian editor Metro TV Yodi Prabowo.
Pasalnya Suwandi meyakini bahwa Yodi Prabowo sama sekali tidak depresi.
"tapi, tapi, tapi saya sebagai orangtua kecewa dengan kesimpulan itu,