Penangkapan Begal di Sekitar Bandara

Bos Begal 14 Tahun di Bandara Soekarno-Hatta Jual Hasil Kejahatan Via Media Sosial

Komplotan begal yang beraksi di Perimeter Utara Bandara Soekarno-Hatta menjual hasil rampasannya melalui media sosial Facebook.

TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Para tersangka aksi pembegalan di kawasan Perimeter Utara Bandara Soekarno-Hatta yang menggunakan senjata tajam raksasa atas perintah AS yang masih berumur 14 tahun, Senin (27/7/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Komplotan begal yang beraksi di Perimeter Utara Bandara Soekarno-Hatta menjual hasil rampasannya melalui media sosial Facebook.

Bahkan, aksi pembegalan tersebut dikepalai oleh bocah ingusan berinisial AS yang masih berumur 14 tahun.

Sama seperti begal pada umumnya, mereka mengincar barang berharga milik korbannya terutama motor dan beraksi pada malam hari.

Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta, Kombes Pol Adi Ferdian Saputra menerangkan kalau hasil kejahatan mereka dijual melalui media sosial.

"Lalu otak kejahatan (AS) juga berperan menjual motor korban. Dijual melalui online menggunakan Facebook. Bertemu penadah, nego harganya Rp 1 juta deal," jelas Adi, Senin (27/7/2020).

Setelah berhasil menjual motor milik korban yang diketahui berinisial MA tersebut, AS langsung menghapus akun Facebook miliknya.

Para begal yang beraksi di kawasan Perimeter Utara, Bandara Soekarno-Hatta didalangi oleh AS yang berumur 14 tahun menggunakan senjata tajam pedang raksasa, Senin (27/7/2020).
Para begal yang beraksi di kawasan Perimeter Utara, Bandara Soekarno-Hatta didalangi oleh AS yang berumur 14 tahun menggunakan senjata tajam pedang raksasa, Senin (27/7/2020). (TribunJakarta.com/Ega Alfreda)

Kata Adi, hal tersebut untuk menghapus jejak digital proses jual beli barang hasil pembegalan.

"Sementara penadah (R) masih masuk dalam daftar pencarian orang (DPO)," sambung Adi.

Dari Rp 1 juta itu, AS membagikan hasil rampasannya secara merata kepada anak buahnya yang diketahui lebih tua dari dia.

Mereka adalah A (19), R (20), D (20). Sementara J dan B masih berstatus buronan.

"Uang hasil penjualan begal ini dibagi, pelaku AS dan A Rp 200 ribu. Pelaku R dan D dapat Rp 100 ribu, lalu pelaku J dan B dapat Rp 200 ribu," beber Adi.

Adi Ferdian Saputra melanjutkan, uang hasil kejahatannya akan dibelikan obat-obatan terlarang oleh AS.

"Hampir keseluruhan pelaku menggunakan uangnya untuk membeli narkoba atau obat keras yang akan mereka pakai jenis eximer dgn tramadol," jelasnya.

Menurut Adi, AS yang menjadi dalang aksi pembegalan ini korban putus sekolah dan merupakan warga yang tinggal dekat bandara tersibuk di Indonesia tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved