Menteri Nadiem Revisi SKB Hingga Reaksi Wali Kota Bekasi Soal Simulasi Belajar Tatap Muka Dihentikan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim akan melakukan revisi Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri terkait sekolah tatap muka.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim akan melakukan revisi Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri terkait sekolah tatap muka.
SKB 4 Menteri itu berisi Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran Baru 2020/2021 Masa Pandemi Covid-19.
Zona kuning kini diperbolehkan membuka belajar tatap muka.
Setelah sebelumnya hanya zona hijau saja yang diperbolehkan.
Sementara iu Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi bereaksi mengenai simulasi belajar tatap muka yang terpaksa dihentikan atas perintah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Penjelasan Nadiem Makarim

Menurut Nadiem, daerah berzona kuning diperbolehkan menggelar sekolah tatap muka.
Namun, harus dengan protokol kesehatan yang ketat dan seizin dari pemerintah daerahnya.
"Kami akan merevisi SKB, untuk memperbolehkan bukan memaksakan (daerah berzona kuning) pembelajaran tatap muka dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat."
"Semua data mengenai zonasi yang menentukan Satgas Covid-19, bukan dari Kemendikbud."
"Bagi yang zona merah dan oranye tetap dilarang, mereka melanjutkan sekolah jarak jauh," ujar Nadiem dalam Pengumuman Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, Jumat (7/8/2020).
Kendati demikian, pihaknya tidak memaksakan bagi para pemda yang masih merasa belum siap untuk menggelar sekolah tatap muka.

"Walaupun diperbolehkan, kalau pemda dan kepala dinasnya merasa belum siap, mereka tidak harus mulai belajar tatap muka."
"Kalau siap, masing-masing kepala sekolah dan komite boleh memutuskan di sekolah tersebut belum siap belajar tatap muka," papar Nadiem Makarim.
Hal itu pun berlaku bagi para orang tua yang masih merasa belum siap bila anaknya kembali bersekolah tatap muka.
Nadiem menjelaskan, sekolah tatap muka menjadi hak prerogatif bagi para orang tua dan pemangku kebijakan daerah setempat.
Adapun, untuk jenjang sekolahnya, Nadiem menuturkan dimulai untuk tahap SD, SMP, dan SMA/SMK.
Untuk jenjang kanak-kanak atau PAUD, Nadiem menyarankan untuk tetap belajar jarak jauh.
"Kami memilih untuk menunda PAUD karena lebih sulit melaksanakan protokol kesehatan," paparnya.
Sementara untuk jenjang madrasah dan sekolah asrama, dilakukan pembelajaran tatap muka secara bertahap.
Berikut syarat yang harus dipenuhi para sekolah di masa transisi (2 bulan pertama):
Waktu mulai yang memenuhi kesiapan
1. SMA, SMK, MA, MAK, SMP, MTs: paling cepat Juli 2020.
2. SD, MI, dan SLB: paling cepat Agustus 2020.
3. PAUD: paling cepat Oktober 2020.
Kondisi kelas
1. Pendidikan dasar dan menengah: jaga jarak minimal 1.5 meter dan maksimal 18 peserta didik per kelas (standar 28-36 peserta).
2. SLB: jaga jarak minimal 1.5 meter dan maksimal 5 peserta didik per kelas. (standar 5-8 peserta didik)
3. PAUD: jaga jarak minimal 1.5 meter dan maksimal 5 peserta didik per kelas (standar 15 peserta didik)
Jadwal pembelajaran
Jumlah hari dan jam belajar dengan sistem pergiliran rombongan belajar (shift) ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan situasi dan kebutuhan.
Reaksi Wali Kota Bekasi

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku, pihaknya tidak bisa berbuat banyak ketika program simulasi belajar tatap muka terpaksa dihentikan atas perintah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Untuk diketahui, per hari ini, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi memastikan, tidak melanjutkan simulasi belajar tatap muka yang digelar di enam sekolah role model (percontohan).
"Kalau Disdik sudah berhentikan berartikan kemarin sudah baca apa yg disampaikan pak Dirjen, itukan surat pertama, sekarang surat kedua dengan segala tahapan-tahapannya," kata Rahmat di rumah dinasnya, Jumat (7/8/2020).
Dia menjelaskan, Pemkot Bekasi sudah mengirim surat ke Kemendikbud terkait program simulasi tatap muka di sekolah role model.
• Depok Berstatus Zona Merah Covid-19, Ini Penjelasan Gugus Tugas
Surat pertama kata Rahmat, tidak ada respon dari Kemendikbud, meski begitu dia tetap melanjutkan program simulasi belajar tatap muka yang sudah dicanangkan.
Selanjutnya, ketika simulasi dijalankan, Pemkot Bekasi kembali mengirim surat kedua ke Kemendikbud dengan melengkapi proposal secara detail standar operasional prosedur (SOP) role model belajar tatap muka.
"Kita kan bikin nih, simulasi Tatap Muka iniloh SOP-nya kalau yang kita bikin pertama kita gak ngelengkapi itu cuma kita sampaikan sekolah role model bentuknya begini," paparnya.
Pada surat kedua ini menurut Rahmat, Kemendikbud merespon agar prorgam simulasi dihentikan terlebih dahulu.
• Wali Kota Bekasi Kritisi SKB 4 Menteri Soal Belajar Tatap Muka Wajib Zona Hijau
"Kalau yang surat kedua itu kita bikin semacam SOP petunjuknya kita kirim proposalnya ke sana (kemendikbud)," ucap Rahmat.
"Nah itu disetujuin nggak proposalnya kalau itu nggak disetujuin ya kayanya udah nggak ada cara lain," ungkapnya.
Pemkot Bekasi Tunggu Kebijakan Kemendikbud

Pemerintah Kota Bekasi resmi menghentikan kegiatan simulasi belajar tatap muka di enam sekolah role model ( percontohan) per hari Jumat (7/8/2020) ini.
Pemkot Bekasi melalui Pelaksana Harian Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi, Uu Saeful Mikdar mengatakan, pihaknya akan menunggu keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Sambil menunggu kebijakan Kemendikbud termasuk menunggu kemendikbud akan menunggu izin sekolah di luar zona hijau (menggelar belajar tatap muka)," kata Uu saat dikonfirmasi.
• Tak Tahu Raffi Ahmad Pernah Pergoki Dirinya Berdoa Sambil Nangis, Nagita Slavina: Jangan Kegeeran
Alasan utama dihentikannya kegaiatan simulasi lanjut Uu, berdasarkan evaluasi yang sudah dilakukan pihaknya serta adanya informasi bahwa Surat Keputusan Bersama Empat Menteri (SKB 4 Menteri) yang akan direvisi.
"Pertama landasanya kita ada informasi bahwa putusan 4 menteri akan direvisi, kemarin informasi itu akan memberikan penjelasan dengan masalah pembelajaran di covid-19 ini," ungkapnya.
Secara keseluruhan, Uu memastikan Pemkot Bekasi sudah mendapatkan gambaran yang cukup dari hasil simulasi belajar tatap muka selama tiga hari berjalan.
"Intinya pemerintah kota bekasi sudah mendapatkan model model pembelajaran masa covid ini," terangnya.
Dia berdalih, berkat simulasi ini belajar tatap muka yang sudah dilakukan, satuan pendidikan di Kota Bekasi sudah siap untuk menggelar belajar tatap muka di masa adaptasi pandemi Covid-19.
"Satuan pendidikan masih siap, animo masyarakat masih siap, cuma posisinya kita harus mendengar arahan arahan dari organisasi vertikal dari Kemendikbud," tegas dia.
Pemkot Bekasi Lakukan Evaluasi
Pemerintah Kota Bekasi resmi mengehentikan kegiatan simulasi belajar tatap muka yang berlangsung di enam sekolah role model ( percontohan), Jumat, (7/8/2020).
Pemkot Bekasi melalui Pelaksana Harian Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi Uu Saeful Mikdar mengatakan, penghentian dilakukan berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pihaknya.
"Kemarin kita evaluasi jam 4 (sore), memutuskan untuk tidak dilanjutkan per hari ini," kata Uu saat dikonfirmasi.
Uu menambahkan, simulasi yang benar-benar berjalan kata dia hanya selama tiga hari dari Senin, (3/8/2020) hingga Rabu, (5/8), sedangkan pada Kamis, (6/8), pihaknya melakukan proses evaluasi.
• Tak Tahu Raffi Ahmad Pernah Pergoki Dirinya Berdoa Sambil Nangis, Nagita Slavina: Jangan Kegeeran
Dari hasil evaluasi yang dilakukan Disdik Kota Bekasi, beberapa pertimbangan menjadi alasan dihentikannya simulasi yang dijadwalkan bakal berlangsung hingga, Jumat, (28/8/2020) mendatang.
"Jadi kita melakukan komunikasi dengan Kemendikbud, terkait pandemi Covid-19 inikan per hitungan jamnya bisa beda-beda kasusnya," terang dia.
Selain itu, Kemendikbud kata Uu, sudah menganggap simulasi yang dijalan di enam sekolah role model sudah cukup.
"Ternyata kita mendengar juga dari pak Dirjen SMP Kemendikbud Pak Mulyansah, dia menyampaikan kepada kami dianggap cukuplah termasuk tenaga ahli Kemendikbud simulasi dianggap cukup tiga hari saja," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak enam sekolah di Kota Bekasi sejak Senin, (3/8/2020) telah mulai melakukan simulasi belajar tatap mula dan dijadwalkan bakal berlangsung hingga, Jumat, (28/8/2020) mendatang.
Keenam sekolah itu diantaranya, SDN Pekayon Jaya VI, SMPN 2 Kota Bekasi, Sekolah Voctory Kemang Pratama dan Sekolah Islam Al-Azhar Jakapermai, SMP Nassa dan SDN Jaticempaka VI.
Sekolah tersebut selanjutnya, disebut sebagai sekolah role model pembelajaran tatap muka di masa adaptasi tatanan hidup baru pandemi Covid-19.
Dalam simulasi belajar tatap muka, setiap sekolah role model hanya membuka tiga rombongan belajar (rombel) dengan masing-masing rombel diisi maksimal 18 siswa.
Aturan ketat protokol kesehatan selama simulasi juga dijalankan seperti misalnya, wajib rapid test bagi guru, wajib masker untuk seluruh siswa dan satuan pendidikan.
Serta jaga jarak fisik mulai dari masuk kelas hingga keluar kelas, ditambah pengurangan jam belajar mejadi pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.
Siswa yang mengikuti simulasi setiap harinya berbeda-benda, mereka setiap hari mendapat giliran dan sudah mendapatkan surat persetujuan orangtua. (Tribunnews.com/TribunJakarta.com)