Bakal Direlokasi ke Rusun Marunda, Ini Kata Warga Korban Penggusuran RW 04 Ancol

Salah seorang warga, Dijah (42) mengaku senang akan mendapatkan hunian di Rusun Marunda.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Kelurahan Ancol berkoordinasi dengan warga korban penggusuran bantaran rel kereta api Kampung Sadar, RT 006/RW 04 Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (24/8/2020) malam. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN - 34 KK yang terdiri dari 128 jiwa warga korban penggusuran bantaran rel kereta api Kampung Sadar, RT 006/RW 04 Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, bakal direlokasi ke Rusun Marunda, Selasa (25/8/2020) pagi.

Mereka akan direlokasi setelah sebulan lebih bertempat tinggal dalam tenda-tenda di bekas lokasi penggusuran sejak 15 Juli 2020 lalu.

Salah seorang warga, Dijah (42) mengaku senang akan mendapatkan hunian di Rusun Marunda.

Warga Korban Penggusuran RW 04 Ancol Akan Direlokasi ke Rusun Marunda Besok

Ini Alasan Rusun Marunda Dipilih Jadi Tempat Relokasi Warga Korban Penggusuran RW 04 Ancol

Ia menilai, harga sewa Rusun Marunda cukup terjangkau bagi dirinya yang selama ini membuka usaha warung kecil-kecilan di bantaran rel.

"Kalau di sana belum tau dapat lantai berapa nantinya, tapi setelah dikasih tahu Pak Lurah, ya terjangkau lah," kata Dijah saat ditemui di bantaran rel RW 04 Ancol, Senin (24/8/2020).

Hunian rumah susun menurut Dijah akan sangat nyaman untuk ditinggali.

Apalagi, dirinya akan pindah bersama suami dan kedua orang anaknya.

"Lebih layak ya, soalnya saya tinggal di tenda udah hampir sebulan setengah," kata dia.

Senada, warga lainnya Sis Hariyadi (52) juga mengaku senang dengan relokasi ini.

Ia menganggap pemerintah memerhatikan warga yang sudah bertahun-tahun bertempat tinggal di bantaran rel namun harus menjadi korban penggusuran.

"Ya seneng, dapat (rusun) murah. Lingkungannya juga bagus juga. Saya liat ke sana langsung," kata Hariyadi yang bakal pindah ke rusun dengan seorang anaknya.

Hariyadi yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga harian lepas dan sesekali menjadi pemulung mengaku tak ambil pusing soal pekerjaannya nanti.

Menurut dia, yang terpenting ialah memiliki hunian yang layak terlebih dahulu.

"Kalau kerja ya usaha aja nanti, namanya nyari kerja. Tapi paling nanti saya tetap kerja di sekitaran sini (kawasan Ancol). Ke sininya nanti paling motoran," ucap dia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved