Virus Corona di Indonesia
Menipisnya Ruang Isolasi Pasien Covid-19, Ada yang Tersisa 10 % hingga Hanya Tinggal 3 Tempat Tidur
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSI) Kota Bekasi, Eko Nugroho mengonfirmasi kapasitas ruang isolasi di rumah sakit swasta hampir penuh
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSI) Kota Bekasi, Eko Nugroho mengonfirmasi kapasitas ruang isolasi di rumah sakit swasta hampir penuh.
Disebutkan, sudah 90 persen lebih fasilitas ruang isolasi di rumah sakit swasta terisi.
"Daya tampung untuk pasien covid di tiap RS swasta Kota Bekasi tersisa sekitar 10 persen atau sudah terisi 90 persen dari total kapasitas," ujar Eko, di Bekasi, pada Selasa (1/9/2020).
Eko menjelaskan ada 42 rumah sakit swasta di Kota Bekasi yang menyiapkan ruang isolasi penanganan pasien Covid-19.
Daya tampung ruang isolasi untuk pasien Covid-19 di rumah sakit swasta Kota Bekasi sebanyak 120 tempat tidur.
Peningkatan ini jumlah pasien kasus Covid-19 ini terjadi dalam kurun dua pekan terakhir ini.
Bahkan ada sejumlah rumah sakit yang menambah kapasitas ruang isolasi pasien positif corona.
"Belakangan ini penambahan, sampai ada beberapa RS yang menambah daya tampungnya karena tingginya kasus, menambah ruang isolasi dengan setara ICU ada ventilator tapi engga bisa banyak," beber dia.
Dilansir dari situs corona.bekasikota.go.id, Senin 31 Agustus 2020, kasus Covid-19 secara kumulatif sebanyak 976 dengan angka kematian 54. Adapun kasus sembuh 879, sementara kasus aktif sekarang 43.
Terjadi lonjakan kasus pasien positif corona atau Covid-19 di Kota Bekasi.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi memastikan daya tampung rumah sakit di wilayahnya cukup untuk merawat pasien positif corona.
"Cukup RSUD kita saja masih cukup, kita juga kan ada RSUD tipe D. Ada juga rumah sakit swasta yang sudah sediakan," kata Rahmat di Bekasi, pada Selasa (1/9/2020)
Pria yang akrab disapa Pepen ini menerangkan ada 45 rumah sakit swasta yang memiliki ruangan khusus pasien corona.
Tak hanya itu, pihaknya juga telah menyiapkan ruangan isolasi di Stadion Patriot Candrabhaga.
“RSUD daya tampung 117, rumah sakit daerah tipe D kita tampung 10. Stadion 100 bed, belum yang swasta itu, total bisa 298 bed," terang Pepen.
Sementara Direktur RSUD Kota Bekasi, dr Kusnanto mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan Gedung F menjadi lokasi perawatan pasien positif corona.
Berdasarkan data siang tadi ada, 63 pasien positif corona yang dirawat. 44 diantaranya warga Kota Bekasi, 19 lainnya warga luar.
"Terisi 63 dari kapasitas 117 bed, jadi masih cukup masih aman," kata dr Kusnanto.
Ia menjelaskan sejauh ini pasien yang dirawat tak pernah melebihi dari angka 100.
Angka paling tertinggi yakni pada April sekitar 68.
Untuk saat ini rata-rata pasien yang dirawat 50-60 per hari.
"Dulu waktu landai Mei itu sempat dibawah 20 saja yang dirawat. Sekarang 50-60 per hari, ada yang masuk dan pulang tiap hari begitu okupansinya," jelas dia.
Kusnanto menyebut angka kesembuhan yang tinggi membuat perputaran pasien covid-19 yang dirawat di RSUD tidak sampai penuh.
Walaupun jumlah positif corona yang masuk baru dirawat banyak, tapi jumlah yang sembuh juga banyak.
"Ksembuhannya juga naik, ada korelasi. Tren yang terpapar naik, isolasi mandiri naik, tapi angka kesembuhannya juga naik dibanding yang dulu," tandasnya.
Tersisa 3 tempat tidur ICU
Kapasitas rumah sakit rujukan di DKI Jakarta terus menipis seiring meningkatkan jumlah pasien Covid-19 di ibu kota.
Berdasarkan data yang didapat TribunJakarta.com di website Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI, jumlah tempat tidur di ruang Intensive Care Unit (ICU) yang ada di sejumlah RSUD hanya tinggal tersisa tiga.
Padahal, ada 32 RSUD di Jakarta yang tersebar di lima kota satu kabupaten administrasi.
Dari data yang dilihat TribunJakarta.com pada pukul 20.20 WIB, tiga tempat tidur di ruamg ICU itu berada di RSUD Tebet, RSUD Pesanggrahan, dan RSUD Budhi Asih.
Terkait hal ini, Kepala Dinkes DKI Widyastuti mengatakan, pihaknya bakal menambah kapasitas tempat tidur di rumah sakit.
Selain itu, pelebaran kapasitas Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet juga bakal dilakukan guna menambah kapasitas tempat tidur.
"Ruangan dan alat kesehatan sudah cukup, hanya SDM (masih kurang). Makanya, kita rekrutmen dan minggu depan sudah ada 1.800 tenaga kesehatan yang siap," ucapnya di Balai Kota DKI, Selasa (1/9/2020).
Sementara itu, ruang isolasi yang tersedia di 32 RSUD itu berjumlah 138 tempat tidur.
Dihubungi terpisah, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes DKI Dwi Oktavia menyebut, jumlah tempat tidur ini tidak hanya terkait Covid-19.
Dengan demikian, angka tersebut tidak bisa menggambarkan ketersediaan kapasitas temlat tidur untuk pasien Covid-19.
"Itu kondisi bed total, bukan khusus Covid-19," ujarnya saat dikonfirmasi.
• Video Viral Diduga Polisi Berseteru dengan Pesepeda di PIK 2, Kapolsek Penjaringan: Bukan Anggota
• Regulasi Baru Soal Isolasi Mandiri, Anies: Warga Positif Covid-19 Ditampung di Fasilitas Pemerintah
• Pasien Covid-19 di DKI Terus Melonjak, Kapasitas Tempat Tidur Ruang ICU di RSUD Semakin Menipis
Regulasi baru Anies Baswedan soal isolasi mandiri
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menyusun regulasi baru terkait isolasi mandiri bagi warga terkait Covid-19.
Nantinya, siapa saja warga yang dinyatakan positif Covid-19 tidak akan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, mereka yang terpapar Covid-19 nantinya harus mengikuti program isolasi mandiri dari pemerintah.
"Kita sedang menyusun sebuah regulasi isolasi di mana siapapun yang terpapar Covid, positif maka yang bersangkutan harus mengikuti isolasi yang diselenggarakan pemerintah," kata Anies di Danau Sunter, Jakarta Utara, Selasa (1/9/2020).
Isolasi mandiri terhadap warga yang positif Covid-19 nantinya akan menyesuaikan kondisi kesehatan masing-masing.
Mereka yang dinyatakan positif Covid-19 dengan gejala ringan akan diisolasi di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran.
Di sisi lain, pasien positif Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat diwajibkan menjalani perawatan di rumah sakit-rumah sakit rujukan.
Anies mengatakan, konsep seperti itu selama ini hanya dianjurkan kepada mereka yang tinggal di permukiman padat penduduk saja.
Ke depannya, dengan regulasi yang tengah digodok, isolasi mandiri di fasilitas pemerintah akan dilakukan untuk semua.
"Ke depan semua akan diisolasi di fasilitas milik pemerintah, dengan begitu kita akan bisa insyaallah memutus mata rantai secara lebih efektif," jelas Anies.
Anies menuturkan, penyusunan program isolasi mandiri ini mesti diambil karena isolasi mandiri di rumah dinilai belum efektif dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Dengan fasilitas pemerintah, Anies menjelaskan bahwa warga yang menjalani isolasi mandiri nantinya juga akan mendapatkan edukasi terkait virus corona.
"Tidak semua dari mereka yang terpapar tanpa gejala bisa melakukan isolasi dengan baik di rumah masing masing," tutup Anies. (Warta Kota/TribunJakarta.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/ilustrasi-virus-corona-9.jpg)