Antisipasi Virus Corona di Tangsel
Pasien Sembuh Covid-19 Tangsel Minta Denda Masker Ditambah Demi Efek Jera
Pemkot Tangsel mulai menerapkan sanksi denda bagi pelanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayahnya.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Menurutnya, pelanggar protokol kesehatan perlu dihukum lebih tegas agar tidak berani mengulanginya.
Rudi merasakan deritanya mengalami gejala Covid-19, hingga harus dirawat dan dikarantina, dan berharap tidak ada lagi yang tertular.
"Kalau bisa ditambahin dendanya biar warganya lebih aware sih. Karena masih banyak banget yang enggak pakai masker, ngobrol enggak pakai jarak. Kita yang di sini merasakan itu," ujar Rudi.
Hal senada disampaikan Aprianto, penyintas Covid-19 lainnya yang juga sempat dikarantina di RLC.
Menurutnya, saat ini masyarakat banyak yang mulai cuek terhadap virus corona.
Setelah lonjakan tinggi jumlah kasus Covid-19 pada Maret dan April 2020, masyarakat mulai lengah.
Aprianto khawatir, kelengahan akan memakai masker bisa membuat lonjakan kasus baru kembali terulang atau bahkan lebih parah.
"Setuju ya denda, memang harus digalakkan, di new normal. New normal sendiri kaya gini kan kadang masyarakat sudah lupa, enggak kaya dulu pas April pas Maret kan ya, pakai masker. Saya melihat ada kelonggaran di masyarakat, sementara Covid-19 masih ada," ujar Aprianto di lokasi yang sama.
Sedangkan, menurut Sri, penyintas Covid-19 lainnya, sanksi denda sangat tepat diterapkan.
Dibandingkan sanksi sosial seperti menyanyikan lagu nasional dan membaca Pancasila, denda Rp 50 ribu lebih efektif dan membuat kapok pelanggarnya.
Baginya, Rp 50 ribu cukup besar dan bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari daripada sia-sia untuk membayar denda.
"Kalau denda itu kembali ke orang-orangnya. Dengan denda itu, oh mungkin (uangnya) bisa buat yang lain, seperti itu juga ada rasa takut jadi lebih disiplin," ujar Sri di palataran RLC, Serpong, Tangsel, Senin (31/8/2020).
• Modal Biem Benyamin Ingin Tikung Benyamin Davnie Sebagai Cawalkot dari Golkar
• Pertamina Berencana Hapus Premium dan Pertalite dari Pasaran, Terungkap Ini Alasannya
Sementara, Rosmiati, beranggapan bahwa protokol kesehatan pada akhrinya menjadi tanggung jawab masing-masing.
Sanksi denda sebesar apapun akan tetap dilanggar jika tidak ada kemauan untuk mematuhi protokol kesehatan.
Menurutnya, denda hanya peringatan saja yang diharapkan bisa membuat orang berpikir dua kali untuk keluar rumah tanpa mengenakan masker.
"Balik lagi ke diri kita ya, kalau kita mau sehat ya kita harus mengikuti protokol kesehatan. Ya balik lagi untung ruginya ke diri kifa sendiri. Kalau denda ya bagus juga sih buat ningkatin kesadaran mereka yang mau pakai masker," ujar Rosmiati.