Antisipasi Virus Corona di DKI

Anies Baswedan Tarik Rem Darurat Terapkan PSBB Ketat, Ini Dasar Pertimbangannya

Apabila Pemprov DKI tak segera menarik rem darurat, maka pada 17 September 2020 seluruh tempat tidur isolasi akan terisi penuh

Editor: Muhammad Zulfikar
ISTIMEWA
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan resmi menghentikan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi. 

Menurut Anies, angka pemakaman menggunakan protap Covid-19 terus meningkat. Artinya ada banyak kasus probable meninggal yang harus dimakamkan dengan protap Covid-19 sebelum sempat keluar hasil tes PCR-nya.

Peningkatan pemamakan itu juga berbanding lurus dengan ketersediaan lahan pemakaman yang disediakan Pemprov DKI di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur; dan TPU Tegal Alur, Jakarta Barat.

Dalam wawancara sebelumnya, Komandan Regu TPU Pondok Ranggon Nadi (47) mengatakan, jatah liang lahat untuk menguburkan jenazah Covid-19 tersisa 1.100 lubang hingga Jumat (4/9/2020) siang.

Sisa liang lahat itu terhampar di atas lahan seluas 7.000 meter persegi di sisi selatan TPU. Sejak dibuka pada Maret 2020, sudah delapan blad baru dibuka untuk liang lahat jenazah terkait Covid-19 di TPU Pondok Ranggon.

Menurut Nadi, dalam satu minggu rata-rata jenazah terkait Covid-19 yang dimakamkan bisa mencapai 180. Dengan mempertimbangkan jumlah jenazah yang harus dimakamkan dalam sepekan, Nadi pun memperkirakan lahan pemakaman di TPU Pondok Ranggon akan penuh pada bulan Oktober mendatang.

"Untuk TPU Pondok mungkin di pertengahan Oktober sudah kritis," kata Nadi.

RS Rujukan Corona Hampir Penuh, Anies Baswedan Sebut Situasi Covid-19 di DKI Mengkhawatirkan

Motif Prada MI Sebarkan Berita Hoaks, Usai Tenggak Miras hingga Takut kepada Pimpinan

Kembali ke PSBB Awal, Anies Baswedan Larang Warganya Kumpul Keluarga hingga Reuni

3. Krisis kapasitas ketersediaan tempat tidur isolasi

Tak hanya lahan pemakaman, peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 juga berdampak pada ketersediaan tempat tidur isolasi dan ruang ICU bagi pasien Covid-19.

Anies menyebutkan, Provinsi DKI Jakarta memiliki 190 rumah sakit dan 67 di antaranya dijadikan RS rujukan Covid-19. Namun saat ini semua tempat tidur hampir penuh. Bahkan tingkat keterpakaian tempat tidur isolasi sudah mencapai 77 persen dari 4.053 kapasitas yang disediakan.

Apabila Pemprov DKI tak segera menarik rem darurat, maka pada 17 September 2020 seluruh tempat tidur isolasi akan terisi penuh. Setelah tanggal 17 September 2020, pasien Covid-19 diperkirakan tidak dapat tertampung lagi.

"Tetapi saat ini ambang batas hampir melampaui. Dua angka kapasitas kita keterpakaian tempat tidur dan ICU. Kapasitas ini dipengaruhi tenaga kesehatan yang mampu menangani wabah. Saat ini Jakarta memiliki 4.053 isolasi, per kemarin menjadi 77 persen terpakai," kata Anies dalam konferensi pers di Balai Kota, Rabu (9/9/2020).

Tak hanya tempat tidur isolasi, ruang ICU bagi pasien Covid-19 juga diperkirakan penuh pada 15 September 2020. Padahal saat ini, Pemprov DKI sudah menyediakan 528 tempat tidur ICU bagi pasien Covid-19.

Untuk mengantisipasi tidak tertampungnya pasien Covid-19 itu, Pemprov DKI akan menggandeng rumah sakit swasta untuk dijadikan rumah sakit rujukan.

"Pemprov DKI terus setiap waktu menambah rumah sakit swasta yang bisa terlibat untuk menaikkan kapasitas. Insha Allah akan meningkatkan lagi 20 persen sehingga menjadi 4807," ujar Anies.

"Tapi saya garis bawahi menaikkan tempat tidur itu bukan sekadar menyediakan tempat tidurnya, tapi memastikan ada dokternya, ada perawatnya, memastikan ada alat pengaman, memastikan obat-obatannya, memastikan ada seluruh alat pendukungnya," sambungnya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved