Food Story
Cerita Haji Jewo, Tukang Bubur Naik Haji dari Masjid Cut Meutia
Sejumlah Presiden Republik Indonesia sudah pernah merasakan kenikmatan bubur ayam dari balik gerobak sederhana Haji Jewo
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
Bubur sudah terasa gurih setelah diolah selama berjam-jam menggunakan beras pera dengan kualitas super.
Di atas bubur, ditaburi potongan cakwe, seledri, bawang goreng, suiran ayam, dan kerupuk.
Ayamnya berasal dari ayam kampung. Kata Oco, untuk memotong ayam Haji Jewo memiliki tempat khusus.
Ketika dihidangkan di atas meja, bubur terselimuti topping yang berlimpah. Suiran ayamnya terlihat besar-besar dan banyak.
• Mana Lebih Baik, Balut Luka Dengan Kain Kasa, Atau Plester?
• 3 Bubur Ayam Lezat Temani Malam Minggu Kamu di Jakarta: Topping Cheese Stick Hingga Telur Pitan
• Bubur Tanpa Kuah Kaldu H Jewo di Menteng Pernah Bikin Jokowi Tambah Porsi
Sambalnya yang kental juga merupakan kondimen bubur dengan rasa khas. Sebab, ada campuran air tajin bubur sehingga sambal menjadi kental.
Bubur Ayam Haji Jewo buka pukul jam 06.00 WIB sampai 11.00 WIB. Namun, di akhir pekan bisa jadi lebih cepat. Pernah saking ramainya, jam 09.00 WIB bubur telah tandas.
Biasanya cepat habis karena dibeli orang-orang yang kelaparan selepas berolahraga.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/haji-jewo-saat-ditemui-di-balik-gerobak-sederhananya-di-area-masjid-cut-meutia.jpg)