Penemuan Mayat Pria Korban Mutilasi

Perjalanan Hidup Rinaldi Berawal di Sleman, Menaklukkan Jepang hingga Berakhir Tragis di Jakarta

Perjalanan Hidup Rinaldi, Berawal di Sleman, Menaklukan Jepang hingga Berakhir Tragis di Jakarta

Editor: Elga H Putra
TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim
Rekonstruksi kasus mutilasi di Apartemen Kalibata yang digelar di Polda Metro Jaya, Jumat (18/9/2020). 

TRIBUNJAKARTA.COM,Yogyakarta - Rinaldi Harley Wismanu (32) jadi korban pembunuhan sadis yang dilakukan pasangan kekasih Djumadil Al Fajri alias (26) dan Laeli Atik Supriyatin alias LAS (27).

Jasadnya ditemukan di dalam koper di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan pada Rabu (16/9/2020) dengan kondisi sudah dimutilasi menjadi 11 bagian.

Rinaldy lahir dan besar di Yogyakarta, tepatnya di Dusun Nologaten, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Pria kelahiran 1988 tersebut merupakan anak pertama. Dia dikenal sebagai orang yang supel, pintar, dan penuh tanggung jawab.

Paman Rinaldi, Hutabarat menceritakan bahwa semenjak kecil korban tumbuh dan berkembang bersama keluarganya di Nologaten.

Sehingga ia tahu betul bagaimana watak dan perilaku dari keponakannya itu.

"Dia (korban) sejak kecil kumpul sama saya dan keluarga. Anaknya pintar dan penyayang keluarga," katanya.

Berkat kecerdasannya, Rinaldi tidak kesulitan menembus ketatnya persaingan masuk ke Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pelayat mendatangi rumah Rinaldi Harley Wismanu di kawasan Depok Sleman, Jumat (18/9/2020).
Pelayat mendatangi rumah Rinaldi Harley Wismanu di kawasan Depok Sleman, Jumat (18/9/2020). (Tribun Jogja/Yosef Leon Pinsker)

Selepas menempuh pendidikan sekolah menengah atas (SMA), Rinaldi diketahui terdaftar sebagai mahasiswa Sastra Jepang, UGM.

Minatnya terhadap dunia sastra dan budaya Jepang menurut Hutabarat telah terlihat sejak kecil.

Kedekatan Korban Mutilasi dengan Jepang : Dari Pendidikan, Samurai Hingga Persunting Wanitanya

Banyak mainan dan ikhwal yang identik dengan budaya Jepang menjadi koleksinya.

Termasuk pedang samurai yang dijadikan penghias dinding di kamar rumahnya di Nologaten.

"Dia penyuka budaya Jepang makanya dulu dia kuliah mengambil jurusan sastra Jepang," ujarnya saat ditemui TribunJogja di rumah Rinaldi di kawasan Depok Sleman, Jumat (18/9/2020) kemarin.

Keinginannya untuk lebih mengenal budaya Jepang akhirnya tersampaikan setelah Rinaldi menerima beasiswa pendidikan S2 di Kota Tokyo Jepang.

Ia kuliah di Tokyo University of Foreign Studies.

Klaster Jamrud di Perumahan Permata Cimanggis, Kota Depok, yang jadi lokasi penangkapan dua terduga pelaku pembunuhan mutilasi di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, Kamis (17/9/2020).
 
Klaster Jamrud di Perumahan Permata Cimanggis, Kota Depok, yang jadi lokasi penangkapan dua terduga pelaku pembunuhan mutilasi di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, Kamis (17/9/2020).   (TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA)

Sepenggal kisah pendidikannya saat menempuh studi di negeri Jepang sempat pula terekam dalam video YouTube-nya bertema Merantau di Negri Sakura pada 6 Januari 2017.

Dari situ dia kemudian melanjutkan perjalanan hidupnya ke sebuah perusahaan Jepang yang berbasis di Jakarta yakni PT Jaya Obayashi.

Meniti karier di perusahaan itu hingga menjabat sebagai manajer HRD.

Ia pun akhirnya menikahi pramugari asal Jepang.

Sebelum Dimutilasi, Jenazah Manajer HRD Sempat Didiamkan Tiga Hari di Lokasi Pembunuhan

Soal bagaimana kehidupan rumah tangga Rinaldy dengan istri Jepangnya itu, Hutabarat mengaku tidak tahu persis.

"Status dengan istri yang di Jepang istri sah. Saya kurang tahu pasti sekarang bagaimana. Perempuannya pramugari di Jepang. Belum ada info mau ke sini. Tapi dulu pernah ke sini tidur di sini juga," ucap Hutabarat.

Hutabarat terakhir kali bertemu dengan Rinaldy pada Desember 2019 lalu.

"Kalau pulang ke Sleman dia cuman sebentar, paling dua sampai tiga hari. Biasanya kalau dia pulang ke sini, jalan-jalan sekeluarga besar untuk makan-makan," katanya.

Hingga akhirnya pihak keluarga kehilangan jejak Rinaldy pada 9 September 2020.

Keluarga pun akhirnya melaporkan hilangnya Rinaldi ke polisi.

Jajaran Polda Metro Jaya sempat melacak keberadaan korban terdeteksi di apartemen di Semanggi dan kantor di Pancoran hingga kemudian diketemukan meninggal dalam keadaan tragis.

Kronologi pembunuhan

Pembunuhan ini bermula ketika korban berkenalan dengan LAS melalui aplikasi Tinder.

Setelah intens berkomunikasi, Rinaldi dan LAS memutuskan untuk menyewa kamar di apartemen di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat pada Rabu (9/9/2020).

"Saat masuk kamar di tanggal 9 September, ternyata DAF sudah lebih dulu masuk. Dia bersembunyi di kamar mandi," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana saat merilis kasus tersebut di Polda Metro Jaya, Kamis (17/9/2020) kemarin.

Ketika korban dan LAS sedang berhubungan intim, DAF keluar dari tempat persembunyiannya.

DAF langsung menghampiri LAS dan memukul kepala bagian belakang korban menggunakan batu bata sebanyak tiga kali.

Selain itu, jelas Nana, DAF juga melakukan tujuh tusukan kepada Rinaldi hingga korban meninggal dunia.

Di hari dan lokasi yang sama, jenazah Rinaldi dimutilasi menjadi 11 bagian menggunakan gergaji dan sebilah golok.

Rekam Jejak Wanita Pelaku Kasus Mutilasi di Kalibata, Pernah Dipecat dari Jabatan Semasa Kuliah

Setelahnya, potongan tubuh korban dimasukan oleh para ke dalam koper dan ransel.

Kemudian keduanya naik taksi online ke Apartemen Kalibata City, Sabtu (12/9/2020) untuk memindahkan jasad pelaku.

Kedua pelaku dibekuk di rumah yang mereka sewa di kawasan Tapos, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Artikel ini telah tayang di tribunjogja.com dengan judul Akhir Kisah Perjalanan Hidup Rinaldy Korban Mutilasi, Bermulai dari Sleman hingga Jepang

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved