Pilkada Kota Tangsel

Jika Pilkada Tangsel Ditunda, Putri Wapres Siap demi Nyawa Manusia dan Demokrasi

Siti Nur Azizah menanggapi wacana penundaan Pilkada serentak 2020, termasuk di Tangerang Selatan (Tangsel) yang akan dijalaninya

TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR
Siti Nur Azizah dan Ruhamaben usai acara deklarasi di kawasan Pulau Situ Gintung, Ciputat Timur, Tangsel, Rabu (2/9/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Siti Nur Azizah menanggapi wacana penundaan Pilkada serentak 2020, termasuk di Tangerang Selatan (Tangsel) yang akan dijalaninya.

Seperti diketahui, Putri Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin itu, akan berlaga di Pilkada Tangsel sebagai calon wali kota.

Azizah yang merupakan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu berpasangan dengan kader PKS, Ruhamaben.

Selain Demokrat dan PKS, Azizah-Ruhama juga diusung PKB dan didukung partai non-parlemen PKPI.

Azizah mengaku siap jika Pilkada Tangsel harus ditunda dengan alasan darurat paparan Covid-19.

Menurutnya, kesehatan masyarakat prioritas utama. KPU bersama pemerintah dan DPR harus bisa mengambil keputusan bijak agar tidak menumbalkan nyawa manusia, namun demokrasi juga tetap hidup.

"Ibu siap aja (Pilkada ditunda). Mau apapun yang jadi kebijakan pemerintah, sebagai paslon tentu akan mengikuti. Tentu kami meyakini bahwa keputusan yang diambil mengutamakan keselamatan nyawa manusia dan juga nyawa demokrasi," ujar Azizah saat dihubungi TribunJakarta.com, Minggu (20/9/2020).

Ogah Pilkada Tangsel Ditunda ,Benyamin Davnie Usul: Pencoblosan Dibagi Jadi Dua Hari

Darurat Covid-19, NU Minta Pilkada Serentak 2020 Ditunda: Alihkan Anggaran untuk Bansos

Begini Syarat dan Prosedur Satu Lingkungan Ajukan Rapid Test Gratis ke Puskesmas Tangsel

Bagi Azizah, keputusan harus diambil dengan seimbang.

Kepentingan demokrasi tidak boleh menyepelekan kesehatan masyarakat.

Pun sebaliknya, jangan sampai pandemi virus ganas itu mematikan demokrasi dalam rangka pemilihan calon pemimpin.

"Tentu ini kan merupakan sebuah kesepakatan dari para penyelenggara negara. Baik itu KPU, Pemerintah, kemudian DPR, tentu harus mempertimbangkan faktor-faktor keselamatan, faktor-faktor yang mungkin berkaitan dengan tetap berlangsungnya Pilkada. Tidak hanya mengutamakan nyawa manusia tapi juga nyawa demokrasi itu bagaimana seimbang,” paparnya.

Sebagai kandidat, Azizah akan patuh apapun keputusan terkait tahapan Pilkada yang sudah setengah jalan itu.

“Kami sebagai paslon akan taat akan mengikuti yang menjadi pertimbangan itu agar konteks penyelamatan nyawa maupun demokrasi itu bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, sejumlah pihak mewacanakan penundaan Pilkada serentak 2020.

Alasannya, karena persebaran Covid-19 tengah meluas, bahkan beberapa calon kepala daerah ikut terinfeksi.

Yang teranyar, organisasi keagamaan Islam, Nahdlatul Ulama, juga mendukung penundaan pesta demokrasi itu.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved