Pemkot Jakarta Timur Mediasi Warganya dan PT Khong Guan Terkait Ganti Rugi Banjir
Pemkot Jakarta Timur menengahi warga RW 08, Kelurahan/Kecamatan Ciracas dengan PT Khong Guan terkait ganti rugi imbas banjir pada Sabtu (10/10/2020).
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIRACAS - Pemkot Jakarta Timur menengahi warga RW 08, Kelurahan/Kecamatan Ciracas dengan PT Khong Guan terkait ganti rugi imbas banjir pada Sabtu (10/10/2020).
Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar mengatakan banjir dengan ketinggian sekitar 1,5 meter yang merendam permukiman warga dipicu ambruknya tembok PT Khong Guan.
Puing dua bagian tembok PT Khong Guan menutup saluran air warga yang menuju aliran Kali Cipinang sehingga debit air meluap ke permukiman warga.
"Sudah berkoordinasi dengan Camat Ciracas meminta pertanggungjawaban pihak PT Khong Guan akibat kerusakan yang ada pada warga," kata Anwar dalam keterangannya di Jakarta Timur, Senin (12/10/2020).
Ganti rugi sesuai harapan warga saat dia meninjau kondisi permukiman warga RW 08 yang pada Sabtu malam terendam banjir dengan ketinggian sekitar 1,5 meter.
Dalam kunjungannya pada Minggu (11/10/2020) dia mendapati perabot rumah hingga surat-surat berharga warga rusak karena tak sempat diselamatkan.
"Karena tembok pabrik jebol menutup saluran (ketinggian air banjir) menjadi tidak bisa diprediksi oleh warga. Saya juga sudah berkoordinasi dengan Sudin SDA untuk membangun sumur resapan," ujarnya.
Anwar menuturkan dalam waktu dekat sumur resapan berkedalaman sekitar 20 meter bakal dibangun di wilayah permukiman warga RW 08.
Tujuannya mengurangi banjir yang kerap merendam wilayah di RT 05 dan RT 10/RW 08 karena secara kontur permukiman warga lebih rendah.
"Insya Allah bisa meminimalisir genangan di wilayah RW 08 ini. Paling tidak air tidak masuk ke dalam rumah warga saat hujan dengan intensitas tinggi turun," tuturnya.
Sebelumnya, Fahrul (49), satu warga RW 08 mengatakan mereka berharap adanya ganti rugi dari PT Khong Guan atas kerugian materil barang yang rusak.
Menurutnya warga tak sempat menyelamatkan barang berharga karena ketinggian banjir biasanya berkisar 40-60 sentimeter, tidak pernah sampai 1,5 meter.
"Sebelum tembok roboh tinggi air sudah sekitar 50 sentimeter, nah pas tembok roboh langsung cepat naik airnya. Jadi Kasur, barang elektronik semua terendam, enggak sempat naikin barang,'' kata Fahrul.
Warga Ciracas Minta Ganti Rugi ke PT Khong Guan

Warga RW 08, Kelurahan/Kecamatan Ciracas berharap ganti rugi dari PT Khong Guan akibat banjir yang merendam permukiman mereka pada Sabtu (10/10/2020).
Menurut warga jika bukan karena tumpukan puing tembok PT Khong Guan yang ambruk lalu menutup saluran air, banjir tak bakal mencapai 1,5 meter.
Fahrul (49), warga setempat mengatakan ketinggian air tersebut beda jauh dengan banjir yang merendam permukiman warga RT 05 dan RT 10 sebelumnya.
"Biasanya banjir paling tinggi 60 sentimeter. Karena enggak nyangka setinggi itu jadi barang-barang enggak sempat diselamatkan," kata Fahrul di Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (11/10/2020).
• Longsor Maut di Ciganjur: Anies Bakal Investigasi, Seorang Ibu Tewas Hingga Rumah Menggantung
• Timnas U-19 Raih 3 Kemenangan Beruntun, Shin Tae-yong Bocorkan Kunci Permalukan Makedonia Utara
• Polda Metro Jaya Tahan 14 Tersangka Kerusuhan Demo Tolak UU Cipta Kerja
Selain tinggi air, warga tidak sempat menyelamatkan barang berharganya karena debit air meluap dalam waktu singkat sejak tembok ambruk.
Sedari kasur, barang elektronik, hingga surat-surat berharga warga rusak karena tidak sempat terselamatkan saat air menjamah rumah mereka.
"Ada empat tembok rumah warga yang retak karena terdampak luapan tekanan air yang tersumbat puing. Retaknya parah, jadi harus dirobohin terus diperbaikin ulang," ujarnya.
Muchtar Gading (42), warga RW 08 lainnya juga berharap adanya ganti rugi dari PT Khong Guan atas kerugian materil yang diakibatkan banjir.
Dia mengakui bila permukiman warga RT 05 dan RT 10 merupakan wilayah langganan banjir, tapi banjir yang merendam tak sampai 1,5 seperti kemarin.
"Karena enggak antipasi jadi saya terlambat nyelametin barang-barang. Kalau saya sendiri kerusukan di kasur, lemari es, mesin cuci, magic com rusak terendam. Maunya ada ganti rugi dari PT Khong Guan," tutur Muchtar.
Sementara Ketua RW 08 Kelurahan Ciracas Herman mengatakan sedikitnya 200 kepala keluarga (KK) warganya terdampak banjir dengan ketinggian 1,5 meter.
Banjir baru berangsur surut sekira pukul 23.30 WIB saat warga gotong royong mengangkut timbunan puing dari saluran air yang menuju Kali Cipinang.
"Ada sejumlah motor warga dan tembok kontrakan rumah warga juga yang rusak terdampak ambruknya puing," kata Herman.
Lurah Ciracas Rikia Marwan mengatakan pagi tadi warga dan manajemen PT Khong Guan telah melakukan pertemuan terkait masalah ganti rugi.
Namun dia belum dapat memastikan kapan ganti rugi tersebut cair dan besaran ganti rugi yang bakal diberikan ke warga yang terdampak banjir.
"Sudah mediasi bersama Camat, RW, dan RT terdampak dengan manajemen PT Khong Guan. Intinya akan didata untuk diberikan ganti rugi material," kata Rikia.
Tiga Motor dan Kontrakan Warga Ciracas Rusak
Ambruknya tembok PT Khong Guan di Gang Rukem, RW 08, Kelurahan/Kecamatan Ciracas tak hanya mengakibatkan permukiman warga kebanjiran.
Fahrul (49), warga setempat mengatakan saat kejadian pada Sabtu (10/10/2020) sekira pukul 20.30 WIB puing tembok PT Khong Guan menimpa sejumlah motor dan merusak kontrakan warga.
"Ada tiga motor warga yang tertimpa puing karena pas kejadian parkir dekat tembok. Tembok kontrakan yang depan lokasi juga jebol kena puing," kata Fahrul di Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (11/10/2020).
Adapun jarak antara kontrakan warga dengan lokasi tembok PT Khong Guan yang ambruk terpaut sekitar tiga meter atau dipisahkan jalan lingkungan.

Menurutnya tembok kontrakan warga yang berada di RT 10 itu jebol karena tak kuat menahan beban puing tembok dan tekanan air yang meluap dari saluran air.
"Kalau untuk korban luka Alhamdulillah enggak ada, warga selamat semua. Hanya kerugian materilnya lumayan, perabot rumah rusak terendam banjir. Enggak sempat nyelametin barang," ujarnya.
Fahrul menuturkan ambruknya tembok PT Khong Guan bukan pertama kalinya terjadi.
Di tahun 2012 musibah yang sama terjadi dan berdampak sama.
Kala itu puing tembok yang ambruk saat hujan deras juga menutup saluran air menuju aliran Kali Cipinang yang membuat air tersumbat lalu meluap ke permukiman warga.
"Memang wilayah RT 05 dan RT 10 di belakang pabrik Khong Guan ini termasuk sering banjir. Tapi paling tinggi cuman 60 sentimeter, kalau semalam 1,5 meter, di RT 10 malah bisa 2 meter," tuturnya.

Pantauan wartawan TribunJakarta.com, hingga siang ini warga dibantu personel Sudin Lingkungan Hidup sibuk membersihkan timbunan lumpur dan sampah imbas banjir.
Mereka juga tampak menjemur kasur, barang elektronik, pakaian, hingga surat-surat berharga yang tidak sempat terselamatkan saat air menjamah permukiman.
"Pas kejadian sebagian warga mengungsi ke rumah saudara, karena airnya kan tinggi. Baru surut sekira pukul 23.30 WIB pas warga gotong royong bersihin tumpukan puing dari saluran," sambung Fahrul.
Banjir 1,5 Meter
Banjir setinggi 1,5 meter merendam wilayah Gang Rukem, RW 08, Kelurahan/Kecamatan Ciracas ambruk pada Sabtu (10/10/2020) sekira pukul 20.30 WIB.
Tingginya banjir di wilayah itu salah satunya disebabkan ambruknya tembok PT Khong Guan yang berada di wilayah tersebut.
Sebab, ambruknya tembok membuat saluran air di permukiman warga yang menuju Kali Cipinang tertutup sehingga debit air meluap.
"Jadinya banjir parah, ketinggian air semalam sekitar 1,5 meter. Padahal kalau hujan deras pun paling tinggi banjirnya hanya 60 sentimeter," kata Fahrul (49) warga sekitar di Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (11/10/2020).
Menurutnya tinggi air yang merendam permukiman warga RT 05 dan RT 10 naik dalam waktu cepat karena debit air tertahan tumpukan puing.
Warga pun tak sempat menyelamatkan barang berharganya karena mengira banjir hanya mencapai ketinggian sekitar 60 sentimeter seperti biasa.
"Sebelum tembok roboh tinggi air sudah sekitar 50 sentimeter, nah pas tembok roboh langsung cepat naik airnya. Jadi Kasur, barang elektronik semua terendam, enggak sempat naikin barang,'' ujarnya.
Fahrul menuturkan ketinggian air yang merendam permukiman warga RT 10 lebih tinggi yakni nyaris 2 meter karena konturnya lebih rendah dibanding RT 05.
Baru setelah warga gotong royong mengangkat timbunan puing dari saluran air dan pompa Sudin SDA Jakarta Timur dikerahkan, air berangsur surut.