Longsor di Ciganjur
Cerita Haru Suami Korban Tewas Longsor Ciganjur: Nyaris Ajal Menjemput Saat Tertimpa Tembok WC
Istri Ade Chandra, Wudiar Nohapa (42), seketika tewas tertimpa turap Perumahan Melati Residence yang longsor saat berada di ruang tengah.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Namun, suara istrinya yang sesaat sebelum kejadian sedang berbincang dengan keponakannya, tak lagi terdengar.
"Istri saya lagi mengaduk-aduk nasi mau mempersiapkan makan malam di ruang tengah. Begitu kejadian, suara brek terdengar. Saya sudah tidak mendengar lagi suara istri saya," ujarnya kepada TribunJakarta.com pada Senin (12/11/2020).

Tanpa pikir panjang, Ade langsung mencari keberadaan Wudiar di tengah lautan reruntuhan bangunan.
Namun, pencarian kian sulit karena air dari Kali Setu yang tersumbat puing meluap dan langsung menegalir ke dalam rumahnya.
"Saya ubek-ubek di ruang tengah. Sampai saya enggak sengaja minum air kali yang masuk. Saya sempat angkat tembok yang jatuh tapi enggak ketemu," bebernya.
Tidak sampai hitungan menit, luapan air kali tiba-tiba sudah mencapai sekira dengkulnya.
Ade kesulitan mencari istrinya seiring dengan air yang mengalir masuk ke rumahnya itu.
Keluar Lewat Jendela
Ia pun memilih untuk lebih dulu menyelamatkan anak dan dua keponakannya keluar.
Namun, pintu rumah terhalang tembok bangunan.
"Pintu dari rumah enggak bisa terbuka karena tertahan bangku, barang-barang dan tembok. Saya keluar lewat jendela. Jendela saya dobrak biar bisa keluar. Makanya badan saya pada bengkak begini," ceritanya.
Setelah berhasil keluar, Ade meminta mereka untuk mencari pertolongan.
Ia kembali lagi ke dalam rumah untuk mencari istrinya yang tertimpa puing-puing turap.
Baca juga: Kapolda Metro Irjen Nana Sudjana Ingatkan Pendemo: Jangan Sampai Ditunggangi
Baca juga: Banyak Pelajar Diamankan Saat Demo UU Cipta Kerja, Polri Imbau Orangtua-Guru Tingkatkan Pengawasan
Namun, tinggi air di dalam rumahnya sudah mencapai dadanya.
Ia sempat berteriak minta tolong tetapi berujung sia-sia. Akhirnya, ia menyerah dan pasrah karena sulit menembusnya.