Ribuan Warga Geruduk Gedung Cisadane, Begini Penjelasan Pemkot Tangerang

Dinas Industri Perdagangan Koperasi UKM Kota Tangerang angkat bicara soal kerumunan yang terjadi di Gedung Cisadane, Senin (19/10/2020).

TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Pemandangan ribuan masyarakat yang berkerumun di Gedung Cisadane Kota Tangerang untuk mendaftar bantuan dari pemerintah pusat untuk usaha, Senin (19/10/2020). 

Sebagai informasi, ribuan masyarakat menggeruduk Gedung Cisadane, Kota Tangerang seperti lupa kalau masih ada Virus Corona pada Senin (19/20/2020) pagi tadi.

Terpantau, ribuan masyarakat berkerumun tanpa ada jarak sejengkal pun antar orang bahkan, ada yang menerobos masuk melompati pagar yang ditutup.

Usut punya usut, ribuan warga tersebut ingin menjemput rezeki di tengah pandemi Covid-19.

Sebab, mereka berkerumun di Gedung Cisadane, Dinas Industri Perdagangan Koperasi dan UMKM Kota Tangerang untuk mendaftarkan diri sebagai penerima bantuan tunai UMKM dari pemerintah pusat di wilayah tersebut.

Sejak pagi masyarakat memadati halaman, hingga Jalan KS Tubun, Kecamatan Karawaci untuk mendaftar penerima uang Rp 2,4 juta untuk usaha.

Depan perkantoran tersebut pun tercipta kemacetan yang mengular dahsyat.

Pemandangan ribuan masyarakat yang berkerumun di Gedung Cisadane Kota Tangerang untuk mendaftar bantuan dari pemerintah pusat untuk usaha, Senin (19/10/2020).
Pemandangan ribuan masyarakat yang berkerumun di Gedung Cisadane Kota Tangerang untuk mendaftar bantuan dari pemerintah pusat untuk usaha, Senin (19/10/2020). (TribunJakarta.com/Ega Alfreda)

"Nekad aja dah nekat biar kedaftar juga. Saya kan dari Kecamatan Larangan, katanya hari ini, takutnya malah keburu tutup, penuh, takut kuota habis," celetuk Yudi yang sudah mengantre sejak pagi.

Para pendaftar seperti tak mengindakan protokol kesehatan, meski terlihat mayoritas mereka mengenakan masker.

Weni, seorang calon pendaftar bercerita dirinya merupakan korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari perusahaannya imbas pandemi Covid-19.

"Saya sudah sejak Juni kemarin akhir nganggur, tadinya sudah lima tahunan lebih kerja di pabrik sepatu. Jadi ini bisa jadi modal saya buka usaha," ucap Weni.

Sejak di PHK, Weni bersama suami mengaku sempat berjualan nasi uduk dan nasi rames di dekat rumahnya.

Naas, beberapa minggu belakangan usahanya harus gulung tikar lantaran ada keperluan mendesak.

Dia juga tidak menyangka bila tempat pendaftaran tersebut akan dipenuhi masyarakat lain yang juga ingin memperoleh bantuan dari pemerintah.

"Kirain kan karena hanya tiga kecamatan, jadi enggak akan seramai ini. Makanya tadi sama satpamnya disuruh pulang, nanti ada pengumuman lebih lanjut," ucapnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved