Johny G Plate Diminta Segera Dipecat Gara-gara Ucapan Ini, Fadli Zon: Bukan Cerminan Demokrasi

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate ramai diminta segera dicopot dari jabatannya.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Wahyu Aji
YouTube TV One
Anggota DPR RI Fadli Zon. 

Fadli Zon menilai pernyataan tersebut tak mencerminkan Indonesia sebagai negara demokrasi.

"'Kalau pemerintah katakan itu hoaks ya hoaks', saya kira itu bukan cerminan dari sebuah negara demokrasi," kata Fadli Zon.

"Seharusnya menerima aspirasi dari segala elemen masyarakat," imbuhnya.

Di acara Mata Najwa yang disiarkan Trans 7, Rabu 15 Oktober 2020 malam diketahui terjadi perdebatan sengit antara Johnny G Plate dan Direktur YLBHI Asfinawati.

Baca juga: Keanu Agl Kesal Tak Kebagian Souvenir Nikahan Emas Batangan, Taqy Malik Santai: Mau Berapa Gram?

Perdebatan tersebut mengangkat tema Cipta Kerja: Mana Fakta Mana Dusta.

Saat itu, Asfin diminta Najwa Shihab mengemukakan pendapatnya tentang disinformasi yang terjadi dalam UU Cipta Kerja.

Asfin kemudian memberikan catatan kelemahan dari UU Cipta Kerja lengkap dengan pasal per pasalnya.

Ia juga mengingatkan pemerintah, jangan sampai darah pengunjuk rasa terus mengalir karena disinformasi ini.

Sindir Penangkapan 8 Anggota KAMI, Komentar Pedas Fadli Zon: Malu Kita Pada Dunia

Penangkapan delapan orang anggota Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menuai polemik.

Politisi Gerindra Fadli Zon pun memberi perhatian khusus terhadap kasus ini.

Melalui cuitan di akun twitter miliknya (@fadlizon), anggota Komisi I DPR RI ini mengecam penangkapan tersebut.

Menurutnya, penangkapan ini mencederai nilai-nilai demokrasi yang sudah dibangun selama ini.

Ia pun menyebut, Indonesia harus malu bila masih menyebut diri sebagai negara demokrasi.

Baca juga: Polres Jakarta Selatan Amankan 41 Pelajar Hendak Demo ke Istana

Baca juga: Mahasiswa UMJ Demo Teaterikal di Tengah Jalan, Arus Lalu Lintas Jalan Juanda Ciputat Diblokir

"Cara2 lama dipakai lagi di era demokrasi. Malu kita pada dunia masih berani menyebut 'negara demokrasi'."

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved