Johny G Plate Diminta Segera Dipecat Gara-gara Ucapan Ini, Fadli Zon: Bukan Cerminan Demokrasi

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate ramai diminta segera dicopot dari jabatannya.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Wahyu Aji
YouTube TV One
Anggota DPR RI Fadli Zon. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate ramai diminta segera dicopot dari jabatannya.

Hal tersebut bermula dari pernyataan Johnny G Plate di acara Mata Najwa Trans 7, pada Rabu (14/10/2020) silam.

TONTON JUGA

Wakil Ketua Fraksi Gerindra Desmond J Mahesa meminta Presiden Jokowi melakukan reshuffle kepada menteri yang komunikasi publiknya buruk.

Kemudian ia tegas menyebut nama Johnny G Plate.

"Nah yang pertama kali harus dipecat dan diganti itu Menteri Kominfo gitu loh," ujar Desmond dikutip TribunJakarta.com dari Kompas.com.

Menurut Wakil Ketua Komisi III DPR ini, Johnny G Plate memiliki gaya komunikasi publik yang buruk.

Desmond menyebut Sekjen Partai NasDem tersebut bisa membuat citra Presiden Jokowi menjadi kurang baik.

"Kenapa? Ini kan komunikasi paling jelek tidak paham demokrasi dan cenderung menjerumuskan Pak Jokowi," tuturnya.

Hal senada diungkapkan oleh anggota DPR RI Fadli Zon.

Baca juga: Viral Video Warga di Palembang Lamaran Diantar Ambulans & Orang Ber-APD, Polisi Beri Penjelasan Ini

TONTON JUGA

Saat hadir sebagai narasumber di acara Kabar Petang TV One, pada Selasa (20/10/2020), Fadli Zon mengatakan Johnny G Plate salah bicara.

"Opini itu kan sesuatu yang biasa," ucap Fadli Zon.

"Karena Pak Kominfo itu kemarin saya kira salah bicara," imbuhnya.

Di acara Mata Najwa Johnny G Plate diketahui mengatakan 'Kalau pemerintah sudah bilang hoax, ya itu hoax, kenapa dibantah lagi'.

Baca juga: Pacar Bulenya Beri Kejutan hingga Sewa Satu Gereja, Salmafina Sunan: Gue Kaget Kenapa Diginiin

Fadli Zon menilai pernyataan tersebut tak mencerminkan Indonesia sebagai negara demokrasi.

"'Kalau pemerintah katakan itu hoaks ya hoaks', saya kira itu bukan cerminan dari sebuah negara demokrasi," kata Fadli Zon.

"Seharusnya menerima aspirasi dari segala elemen masyarakat," imbuhnya.

Di acara Mata Najwa yang disiarkan Trans 7, Rabu 15 Oktober 2020 malam diketahui terjadi perdebatan sengit antara Johnny G Plate dan Direktur YLBHI Asfinawati.

Baca juga: Keanu Agl Kesal Tak Kebagian Souvenir Nikahan Emas Batangan, Taqy Malik Santai: Mau Berapa Gram?

Perdebatan tersebut mengangkat tema Cipta Kerja: Mana Fakta Mana Dusta.

Saat itu, Asfin diminta Najwa Shihab mengemukakan pendapatnya tentang disinformasi yang terjadi dalam UU Cipta Kerja.

Asfin kemudian memberikan catatan kelemahan dari UU Cipta Kerja lengkap dengan pasal per pasalnya.

Ia juga mengingatkan pemerintah, jangan sampai darah pengunjuk rasa terus mengalir karena disinformasi ini.

Sindir Penangkapan 8 Anggota KAMI, Komentar Pedas Fadli Zon: Malu Kita Pada Dunia

Penangkapan delapan orang anggota Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menuai polemik.

Politisi Gerindra Fadli Zon pun memberi perhatian khusus terhadap kasus ini.

Melalui cuitan di akun twitter miliknya (@fadlizon), anggota Komisi I DPR RI ini mengecam penangkapan tersebut.

Menurutnya, penangkapan ini mencederai nilai-nilai demokrasi yang sudah dibangun selama ini.

Ia pun menyebut, Indonesia harus malu bila masih menyebut diri sebagai negara demokrasi.

Baca juga: Polres Jakarta Selatan Amankan 41 Pelajar Hendak Demo ke Istana

Baca juga: Mahasiswa UMJ Demo Teaterikal di Tengah Jalan, Arus Lalu Lintas Jalan Juanda Ciputat Diblokir

"Cara2 lama dipakai lagi di era demokrasi. Malu kita pada dunia masih berani menyebut 'negara demokrasi'."

"Perbedaan pendapat n sikap dimusuhi dijerat ditangkap. Padahal kekuasaan tak pernah abadi"  tulis Fadli dalam unggahannya, Selasa (12/10/2020).

Seperti diketahui, delapan orang anggota KAMI ditangkap polisi di dua kota beebeda, yaitu Medan dan Jakarta.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi humas Polri Brigjen Awi Sutiyono mengatakan. ada empat anggota KAMI di Meda yang ditangkap.

“Yang ditangkap tim siber Bareskrim, KAMI Medan yaitu, Juliana, Devi, Khairi Amri, dan Wahyu Rasari Putri,” kata Awi ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (13/10/2020).

Adapun Khairi Amri menjabat sebagai Ketua KAMI Medan.

Kempat orang ini ditangkap lantaran diduga menjadi dalang atau otak dibalik demo UU Cipta Kerja yang berujuk rusuh di Medan beberapa waktu lalu.

Sementara itu, ada empat anggota yang diamankan di Jakarta, yakni Anton Permana, Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Kingkin.

Baca juga: BLT Terus Dikucurkan, Lalu Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 11? Login www.prakerja.go.id

Baca juga: Rayakan Hari Tanpa Bra, Nikita Mirzani Pajang Foto Tak Berbusana Bareng Dinar Candy & Beri Pesan Ini

Anton Permana dan Jumhur Hidayat merupakan petinggi KAMI.

Sementara itu, Syahganda merupakan anggota Komite Eksekutif KAMI.

Dari keterangan sebelumnya, polisi mengungkapkan bahwa Syahganda ditangkap karena diduga melanggar UU ITE.

Namun, belum ada keterangan lebih jauh terkait kasus yang menyeret Syahganda maupun ketujuh orang lainnya.

Awi mengatakan, Polri akan memberikan informasi lebih lanjut pada siang hari ini.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved