Penangkapan Komplotan Penodong
Pengakuan Kapten, Remaja yang Pimpin Komplotan Penodong Terminal Tanjung Priok
Komplotan penodong Terminal Bus Tanjung Priok dipimpin remaja tanggung berinisial MRR alias Kapten.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
Komplotan penodong Terminal Bus Tanjung Priok selalu membawa senjata tajam saat beraksi.
Celurit maupun pisau mereka bawa untuk mengancam korban saat melakukan aksi penodongan.
Kapolsek Tanjung Priok Kompol Hadi Suripto mengatakan, komplotan ini bahkan tak segan-segan melukai apabila korban melawan.
"Jadi kalau ada korban yang melawan pasti dilukai oleh mereka," kata Hadi di Mapolsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (23/10/2020).
Dalam kasus terakhir, pada Rabu (14/10/2020) lalu, korban bernama Bahrudin (36) mengalami luka tusuk saat mencoba melawan komplotan penodong ini.
Bahrudin luka di telapak tangannya saat mencoba menangkis pisau yang dihujamkan salah satu anggota komplotan ini.
Korban juga sempat ditusuk di punggungnya sebelum berhasil melepaskan diri dari para pelaku.
"Saat korban BA (Bahrudin) diancam dengan pisau, dia berusaha menangkis sehingga tangannya terluka. Demikian juga punggungnya mendapat luka tusukan senjata tajam milik pelaku," jelas Hadi.
Akibat ditodong, korban kehilangan ponsel dan uang tunai Rp 55.000.
Adapun terkait kasus ini, polisi sudah menangkap dua anggota komplotan penodong tersebut.
Mereka yang ditangkap ialah MRR alias Kapten serta DS. Kapten berperan sebagai pemimpin komplotan dan DS berperan sebagai eksekutor.
Atas perbuatannya, kedua pelaku dijerat pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan.
Saat ini, polisi juga masih mengejar pelaku lain yang termasuk anggota komplotan tersebut.
Remaja usia belasan tahun jadi komandan
Komplotan penodong yang biasa beroperasi di Terminal Bus Tanjung Priok, Jakarta Utara, diringkus.