Penangkapan Komplotan Penodong
Pengakuan Kapten, Remaja yang Pimpin Komplotan Penodong Terminal Tanjung Priok
Komplotan penodong Terminal Bus Tanjung Priok dipimpin remaja tanggung berinisial MRR alias Kapten.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
Dari sejumlah pelaku yang tergabung dalam komplotan bersenjata tajam tersebut, polisi sudah meringkus dua orang yang masing-masing berinisial MRR dan DS.
Rupanya, MRR sendiri adalah pemimpin dari komplotan penodong ini.
Dia dipanggil Kapten oleh anggota komplotannya setiap melancarkan aksi di terminal.
Kapolsek Tanjung Priok Kompol Hadi Suripto mengatakan, MRR alias Kapten memiliki sedikitnya delapan anak buah yang usianya di atas 20 tahun.
"Kapten ini kecil, tapi anak buahnya umur-umur 20 sampai 22 tahun," kata Hadi di Mapolsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (23/10/2020).
Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok AKP Paksi Eka Saputra menambahkan, Kapten yang bertubuh kecil tersebut ditaksir masih berusia belasan tahun.

Saat polisi melakukan penangkapan, tidak ditemukan kartu identitas maupun akta kelahiran dari tempat persembunyian Kapten.
Namun, hasil pemeriksaan sementara dari dokter, pimpinan komplotan penodong itu ditaksir masih berusia sekitar 17-19 tahun.
"Secara kasat mata dan usianya dari kami dan dokter ada kemungkinan 17-19 tahun," kata Paksi.
Menurut Paksi, Kapten disegani anggota komplotan penodong yang lebih tua darinya dengan alasan tertentu.
Sebelum Kapten, sang ibu yang kini dipenjara karena kasus serupa sempat menjadi pemimpin anggota komplotan tersebut.
"Sehingga pelaku lain yang dia pimpin adalah merupakan anak buah bapak dan ibunya," tutur Paksi.
Diketahui, kasus terakhir yang mengawali penangkapan komplotan ini terjadi pada Rabu (14/10/2020) lalu.
Kala itu, komplotan yang dikomandoi Kapten menodong seorang pria bernama Bahrudin (36) di Terminal Bus Tanjung Priok.
Selain kehilangan ponsel serta uang tunai Rp 55.000, Bahrudin juga mengalami luka tusukan di tangan dan punggungnya akibat ditodong Kapten cs.