Kisah dari Ciliwung

Cerita Pencari Ikan Sapu-sapu di Ciliwung: Kerap Menemukan Jasad di Kali

Bukan hanya sekali saja, ia pernah menemukan jasad bayi yang berada di dalam kardus mengambang di kali.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Nawan, pencari ikan sapu-sapu menggunakan gedebok pisang di Sungai Ciliwung, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Selasa (3/11/2020). 

Nawan mengambil sebuah karung. Karung itu dimasukkan plastik pakaian ganti, rokok, handphone, golok, jala dan beberapa karung yang dilipat.

Karung-karung yang disiapkan itu nantinya akan dipakai Nawan mengumpulkan ikan hasil tangkapannya.

Begitu semua barang sudah dimasukkan, ia mengikat karung itu dengan tali rafia.

Nawan mengendarai motor menuju kali Cijantung sementara karungnya diletakkan di depan jok.

Nawan mengatakan ia sudah melakoni pekerjaan mencari ikan sapu-sapu selama 12 tahun.

Saat itu, ia diminta seorang pemasok untuk mencari ikan sapu-sapu.

Nawan pun mencoba peruntungan baru sebagai pencari ikan sapu-sapu semenjak berhenti dari pekerjaan sebagai petugas kebersihan di kawasan Melawai.

"Dulu banyak sekali, sampai bingung bawanya bagaimana," ujarnya kepada TribunJakarta.com di bantaran Sungai Ciliwung pada Selasa (2/11/2020).

Nawan biasanya menebar jala ke Sungai Ciliwung yang mengalir di kawasan Lenteng Agung, Depok dan Cijantung.

Biasanya, ia memakai rakit yang terbuat dari gedebok pisang untuk mencari ikan sapu-sapu.

Seringkali ia meraup banyak ikan dari hasil menebar jala di daerah itu.

Di kalangan teman-teman dekat dan saudaranya, Nawan kerap dipanggil dengan nama Agung.

Hidupi 3 anak dari Menebar Jala

Dari hasil bergulat di air keruh sembari menebar jala sehari-hari, Nawan mampu menghidupi ketiga anaknya, Maulana Yusuf (25), Abdul Faqih (16) dan Mawardi Taher (6).

"Saya bisa menghidupi ketiga anak saya dari menebar jala di sungai ini. Anak-anak bisa sekolah dari sini. Bisa makan dari sini juga," ujarnya.

Masruah menambahkan suaminya tidak kalah dengan orang berpendidikan soal mencari rezeki.

Apalagi di masa sulit seperti ini, tak mudah mencari pekerjaan.

"Ya alhamdulilah, sama yang orang sekolahan enggak kalah. Suami saya padahal enggak bisa baca tulis," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved