Profil Dalang Ki Seno Nugroho yang Sukses Membuat Wayang Kulit Digandrungi Milenial
Dalang kelahiran Yogyakarta, 23 Agustus 1972 ini sukses membuat kesenian wayang kulit digandrungi kaum milenial.
TRIBUNJAKARTA.COM- Dalang kondang asal Bantul, Yogyakarta, Ki Seno Nugroho meninggal dunia di umur 48 tahun pada Selasa (3/10/2020) malam.
Hal tersebut dikatakan salah satu sinden Ki Seno bernama Ayu Purwa Lestari pada Selasa (3/11/2020) malam.
Ayu mengaku menerima kabar dalang Ki Seno Nugroho meninggal dunia pukul 22.00 WIB.
"Iya benar, Mas (meninggal). Kalau penyebabnya kurang tahu," kata Ayu Purwa Lestari saat dihubungi wartawan.
Sinden lainnya, Oriza, mengatakan, pada siang harinya Ki Seno masih bercanda di grup WhatsApp.
"Leres niki kulo (betul ini saya) di jalan mau OTW Sedayu (rumah duka)," kata Oriza ketika dihubungi wartawan.
Kronologi meninggalnya Ki Seno Nugroho diceritakan oleh admin merangkap manajer sang dalang, Gunawan Widagdo.
Seno sempat bersepeda Selasa (3/11/2020) petang.
"Ki Seno biasanya sepedaan, terus di tengah perjalanan merasa kepalanya pusing, enggak kuat," kata Gunawan saat ditemui di rumah duka Dusun Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul, Yogyakarta, Rabu (4/11/2020).
Sampai di rumah, Ki Seno istirahat. Sekitar Maghrib, ia kembali sakit sampai muntah.
Ki Seno meninggal di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, sekitar pukul 22.15 WIB. Dia meninggalkan satu istri, Agnes Widiasmoro dengan tiga orang anak.
Bagi penggemar pertunjukan wayang, nama Ki Seno Nugroho sudah tak asing di telinga.
Dalang kelahiran Yogyakarta, 23 Agustus 1972 ini sukses membuat kesenian wayang kulit digandrungi kaum milenial.
Dalam laman YouTube "Dalang Seno" yang ditayangkan live tanggal 11 Mei 2019, Seno menceritakan awal mula dirinya sebagai dalang.
Dia menceritakan, kakeknya seorang dalang dan ayahnya bernama Ki Suparman, merupakan salah satu dalang di Yogyakarta.
Sewaktu SMP, Seno diajak ayahnya menonton pertunjukan wayang kulit dengan dalang Ki Mantep Sudarsono di Sasono Hinggil Dwi Abad, Kraton Ngayokyokarto.
Pulang dari menonton, dirinya mulai tergugah menekuni seni pedalangan.
Saat duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Karawitan Indonsia (SMKI) sekarang SMK N 1 Kasihan, Bantul, ayahnya Ki Suparman sakit.
Saat itu dirinya dinasehati pamannya, Ki Supardi.
"Ki Supardi bilang ke saya.Bapakmu wis loro, bapakmu nguyuh wis getih nek koe ra mayang sopo sik nyulihi bapakmu (Bapakmu sudah sakit, bapakmu sudah kencing darah. Siapa yang akan menggantikan bapakmu). Dari situ saya tercampuk hati saya," katanya Awal mendalang, dirinya diajak pamannya Supardi mendalang di Mrican, Gejayan, Sleman.
Saat itu dirinya diminta ikut mendalang, dirinya mengiyakan tetapi dengan syarat ayahnya tidak boleh menonton.
Awal mendalang, dirinya diajak sang paman Supardi mendalang di Mrican, Gejayan, Sleman.
Saat itu dirinya diminta ikut mendalang.
Dirinya mengiyakan tetapi dengan syarat ayahnya tidak boleh menonton. Alasannya, waktu itu karena grogi dan takut.
Saat tengah mendalang, Seno ternyata tidak mengetahui jika ayahnya ikut mengiringi dengan memainkan rebab.
Mengetahui kehadiran sang ayah, Seno grogi.
Sebelum mengetahui kedatangan sang ayah, pementasan berjalan lancar. Sebelum meninggal, ayahnya menuruti keinginannya membeli drum dan kelir.
"Bapak saya melihat saya mayang itu sekali," katanya.
Dalam vlog itu pun, dirinya menceritakan tentang gaya mendalang yang dipengaruhi oleh beberapa dalang idolanya.
Mulai dari Ki Matep Sudarsono, almarhum Hadi Sugito, H Sukron Suwondo, Ki Gondo Darman. Setiap dalang mempunyai kelebihan masing-masing.
Baca juga: Ada Iringan Gending Jawa Saat Pelepasan Jenazah Dalang Ki Seno Nugroho, Manajer: Itu Wasiatnya
Baca juga: Dalang Ki Seno Nugroho Meninggal Dunia: Sempat Merasakan Sakit Saat Bersepeda
Baca juga: Rizieq Shihab Akan Tuntut yang Menyebut Dirinya Overstay di Arab Saudi
Selain fokus mendalang dirinya juga berkolaborasi dengan kesenian lainnya. Bahkan, dengan kakaknya Wiroto yang juga koreografer sudah melakukan pementasan di Belanda dan Belgia.
Bersama Madusari, grup karawitan di Kanada, mereka berkolaborasi mementaskan wayang di Kanada, tour 7 kota.
Kini, dalang kondang itu telah pergi menghadap ilahi. Karya Ki Seno akan selalu dikenang untuk selamanya. Selamat jalan Ki Seno.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Wafat di Usia 48 Tahun, Ini Profil Dalang Ki Seno Nugroho