Kisah dari Ciliwung
Melihat Perahu Getek Penyambung Warga Jakarta Selatan dan Timur di Sungai Ciliwung
Sebuah perahu getek berbahan dasar high-density polyethylene (HDPE) terlihat mengapung di pinggir aliran Sungai Ciliwung yang tenang.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR MINGGU - Sebuah perahu getek berbahan dasar high-density polyethylene (HDPE) terlihat mengapung di pinggir aliran Sungai Ciliwung yang tenang.
Perahu getek itu digunakan sehari-hari untuk menyeberang bagi warga Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan dan warga Balekambang, Condet, Jakarta Timur.
Warga umum juga bisa menggunakan perahu itu untuk memangkas jarak.
Menurut Ketua Komunitas Peduli Ciliwung Gema Bersuci, Royani, sejak dulu getek sudah digunakan sebagai penghubung di kedua wilayah tersebut, khususnya bagi warga yang tinggal di bantaran sungai.
Dulu geteknya terbuat dari bambu. Semenjak banjir yang melanda permukiman, getek itu hancur.
Akhirnya, Royani meminjam pelampung HDPE milik UPK Badan Air sebagai pengganti getek bambu yang rusak.

Pelampung HDPE itu diikat dengan tali tambang hitam.
Tali itu kemudian diikatkan lagi di tali tambang yang membentang di antara kedua wilayah tersebut agar tidak terbawa arus.
Satu orang diminta untuk membantu warga yang hendak menyeberang.
Ia bertugas untuk menarik tali tambang yang membentang di antara kedua wilayah itu sehingga getek ikut terbawa.
"Ada Pak Aco, kalau mau menyeberang bilang aja ke dia. Panggil dari seberang kali kalau dari arah Pejaten,"ungkapnya kepada TribunJakarta.com di pinggir sungai pada Jumat (6/11/2020).

Baca juga: Biasanya Digelar Akhir Tahun, CPNS 2021 Bakal Digelar Awal Tahun, Simak Formasinya dari Menpan RB
Baca juga: Polisi Siap Pidana Warga yang Mencuri Produk Perancis dari Minimarket

Bila Aco tidak ada karena kerja, biasanya warga lainnya bisa diminta bantuan.
Ia mengatakan getek itu tidak dikomersilkan sejak dulu.
Namun, ada juga warga yang memberikan uang seikhlasnya sekitar Rp 1.000 atau Rp 2.000.
"Enggak ada yang namanya dikomersilkan. Kalau orang mau kasih ya enggak apa-apa seikhlasnya aja," pungkasnya.