Kerbau Sakral Milik Keraton Solo Mati, Prosesi Pemakamannya Tak Sembarangan
Satu ekor kerbau sakral milik Keraton Solo mati pada Rabu (11/11/2020) pukul 07.00 WIB.
Untuk perlakuan sendiri, Nyai Manis dikanfankan layaknya jasad manusia.
"Dimandikan juga, setelah itu dikafani lalu dibungkus plastik," paparnya.
Setelah itu, prosesi selanjutnya yakni pembacaan doa yang dilakukan oleh Kyai Keraton Surakarta Hadiningrat.
"Diberi mori, kembang sama dupa, setelah itu didoakan oleh para ulama," paparnya.
"Setelah itu baru dimakamkan," ujarnya.
Sisakan 21 Ekor
Dengan matinya Nyai Manis, kerbau sakral di Keraton Solo kini tersisa 21 ekor.
Baca juga: Aurel JKT48 Sempat Tak Bisa Tidur dan Stres Usai Alami Tindakan Asusila, Polisi Lakukan Penyelidikan
Kerbau Nyai Manis sendiri lahir dari rahim Nyai Suti dan merupakan anak tertua.
Ia kemudian melahirkan anak, salah satunya Kiai Joko yang mati awal tahun lalu.
"Anaknya saya tidak hafal, dia sudah jadi buyut," paparnya.
Heri menambahkan jika saat ini, 21 kerbau yang tersisa menempati kandang yang berbeda dengan kata lain dipisah.
Itu terjadi lantaran saat masa kawin, pejantan kerbau acapkali saling bertengkar.
"Disini ada 3 kandang, yang sini tinggal 4 ekor dan yang di kandang satunya bagian barat ada 10 ekor dan sebelah timur ada 7 ekor," ucap dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Susul Sang Anak, Kerbau Bule Keraton Solo Nyai Manis Mati, Punya Riwayat Sakit Pencernaan dan Ditinggal Nyai Manis, Kerbau Keturunan Kiai Slamet di Keraton Solo Masih Banyak, Per Ekor Punya Nama