Sisi Lain Metropolitan
Cerita Rani, Operator Ekskavator di Kali Krukut: Selama Pandemi Sering Keruk Kasur hingga Pampers
Kisah seorang wanita yang berprofesi sebagai operator eskavator , Tribun Jakarta mengungkap awal mula hingga proses pengerukan samapah sehari-harinya.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Sebab, ia sempat merasa waswas mesin pengeruk itu hendak terbalik di medan yang terjal.
"Saya setiap turun itu awalnya takut mesin ekskavatornya terbalik. Kadang-kadang kan di lokasi tertentu alat ini bisa miring banget," terangnya.
Bahkan, ia sempat menjerit ketakutan saat seorang operator menggerakkan mesin ekskavator terlalu cepat.
Baca juga: Lurah Petamburan Positif Covid-19, Suku Dinas Kesehatan Jakpus Minta Warga Jujur Pernah ke Kerumunan
Selain itu, Rani tidak boleh lengah saat mengendalikan mesin operator, khususnya di area padat penduduk.
Sebab, kesalahan sedikit saja bisa berujunh fatal.
"Harus disuruh fokus, kalau operasikan mesin di permukiman padat, kesenggol dikit, rumah bisa roboh," tambahnya.
Kini, ia sudah bisa menguasai tujuh alat berat yang berbeda berdasarkan ukuran.
Mencuci Sendiri
Sudah kewajiban sebagai operator untuk memberikan perhatian lebih kepada mesin pengeruknya.
Ibarat mobil pribadi, alat berat itu pun harus diperhatikan oleh seorang operator.
Sebelum memulai kerja, Rani sudah memanaskan mesin ekskavator setiap pukul 07.30 WIB.
"Itu sudah sesuai SOP, harus dilakukan," ungkapnya.
Baca juga: 25 Tahun Jadi Tukang Tambal Ban, Ini Cerita Rani Terpaksa Gantikan Posisi Suami
Bahkan, setiap habis beroperasi, operator wajib membersihkan ekskavator hingga bersih.
Dalam satu kali mencuci, Rani membutuhkan waktu selama dua jam seorang diri.
Apabila ada kerusakan mesin, Rani akan melaporkan sendiri kepada tim mekanik.
Menjadi operator alat berat berasal dari keinginan Rani.
Menurut Rani, kaum perempuan yang memiliki tekad harus dipegang teguh agar bisa mencapai keinginannya.
Baca juga: 3 Hari Usai Dua Pedagang Bakso Pamit Titip Kunci, Pemilik Kontrakan Curiga Bau Aneh di Balik Ubin
"Perempuan itu jangan berpikir enggak bisa. Tapi harus bisa, dan mempunyai tekad," ujarnya.
Ia berharap juga ke depannya ada perempuan-perempuan lain yang mau kerja sebagai operator ekskavator.
"Semoga langkah saya ini bisa menjadi acuan perempuan lain," tandasnya.