Calo Hasil Rapid Test di Stasiun Senen: Pengakuan Pelaku, Penjelasan Polisi hingga Bantahan KAI

Rapid test yang menjadi persyaratan wajib bagi pengguna transportasi umum bepergian jauh di masa pandemi Covid-29 dijadikan kesempatan bagi oknum calo

Editor: Elga H Putra
ISTIMEWA
Tiga calo rapid test di Stasiun Senen, Jakarta Pusat dibekuk petugas tak lama setelah polisi menerima laporan masyarakat, Minggu (20/12/2020). Para pelaku penjual hasil rapid tes palsu ke calon penumpang di Stasiun KA Pasar Senen yang dibekuk polisi. 

“Keterlibatan calo ini sementara masih sebagai (penyedia) jasa saja, tapi akan kami dalami apakah ada tindak pidananya," ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Metro Jakarta Pusat.

Baca juga: 5 Obat Tradisional Ini Berkhasiat Meredakan Sesak Napas saat Kambuh, Yuk Catat!

Dalam menjalankan aksinya, Heru menyebut, ketiga pelaku memberi iming-iming rapid test cepat dengan hasil negatif kepada korbannya.

Heru mengatakan, biasanya para calo ini mengicar calon penumpang kereta api yang sedang terburu-buru dan ogah mengantre di fasilitas rapid test yang ada di Stasiun Senen.

"Sejak diwajibkan rapid (bagi calon penumpang kereta api) mereka cari celah, ada yang antre tidak sabar, lalu mereka menawarkan jasanya," kata dia.

Dibandingkan di fasilitas kesehatan resmi, biaya rapid test yang ditawarkan calo ini terbilang lebih mahal.

Calon penumpang pun harus merogoh kocek hingga Rp 190 ribu untuk mendapatkan surat hasil rapid test dengan hasil negatif.

Belum Ada Unsur Pidana

Hingga Minggu sore, polisi masih belum menemukan unsur pidana ketiganya.

"Akan kita dalami apakah ada tindak pidananya atau penyalahgunaan tentang rapid ini kami masih mohon waktu," ujar Heru.

Baca juga: Kisah Ayah Mempelai Wanita Meninggal di Hari Pernikahan, Saat Resepsi Kedatangan Mobil Jenazah

Heru mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan.

Hingga saat ini belum ada pasal yang dijatuhkan terhadap tiga terduga pelaku calo rapid test tersebut.

"Kita masih melakukan penyelidikan, jadi belum bisa kita nyatakan apa-apa," ucap Heru.

Begitu juga terkait klinik tempat ketiga terduga pelaku mengantarkan korban-korbannya untuk melakukan rapid test.

"Masih kita dalami lagi. Karena kalau kita ekspose bubar (kliniknya) nanti," kata dia.

Heru mengimbau kepada masyarakat agar mencari tempat rapid test yang memiliki validasi sehingga hasilnya bisa dipertanggungjawabkan dan tidak membawa penyakit saat bepergian.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved