Pedagang Daging Sapi di Pasar Kranji Baru Bekasi Kembali Berjualan

Kepala Pasar Kranji Baru Bekasi Aman mengatakan, aktivitas pedagang daging sapi sudah berjalan normal pasca-mogok sejak Rabu (20/1/2021) lalu.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
Istimewa/Pasar Kranji Baru
Aktivitas pedagang daging sapi di Pasar Kranji Baru Bekasi mulai beroperasi hari ini setelah mogok jualan, Sabtu (23/1/2021). 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI BARAT - Sempat mogok jualan, pedagang daging sapi di Pasar Kranji Baru, Jalan Patriot, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi mulai aktif hari ini, Sabtu (23/1/2021).

Kepala Pasar Kranji Baru Bekasi Aman mengatakan, aktivitas pedagang daging sapi sudah berjalan normal pasca-mogok sejak Rabu (20/1/2021) lalu.

"Hari ini sudah mulai jualan lagi untuk pedagang daging sapi, kemarin sempat libur (mogok) selama kurang lebih 3 hari ya," kata Aman saat dikonfirmasi.

Dia menjelaskan, aktivitas di lapak pedagang daging sapi Pasar Kranji Baru sudah seluruhnya beroperasi hari ini.

"Tadi saya cek di kita ada 75 lapak, sudah semuanya terisi, per hari ini setelah kemarin sempat mogok semuanya," terang dia.

Sebelumnya diberitakan, puluhan kios pedagang daging sapi di Pasar Kranji Baru, Jalan Patriot, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi kosong melompong tak ada aktivitas, Rabu (20/1/2021).

Kondisi ini disebabkan, aksi mogok jualan yang dilakukan pedagang daging sapi di Bekasi imbas kenaikan harga yang terus terjadi.

Pantauan TribunJakarta.com, suasana puluhan kios daging sapi di Pasar Kranji Baru kosong, tidak ada aktivitas pedagang.

Blok kios pedagang daging sapi berada di lantai dasar Pasar Kranji Baru, lalu lalang aktivitas pengunjung pasar tampak ramai beberapa blok kebutuhan pangan lain.

Lampu kios pedagang daging tetap dihidupkan, tetapi tidak ada pelaku usaha yang berjaga di kios miliknya.

Meja lapak jualan daging yang biasanya dipenuhi degangan kosong, hanya tersisa bantalan kayu yang kerap digunakan untuk memotong daging.

Lemari es di tiap-tiap lapak penjual daging dikunci rapat, pedagang memasang rantai yang digembok mengitari pintu untuk membuka tempat penyimpanan daging tersebut.

Rudy (34) pedagang daging sapi di Pasar Kranji Baru mengatakan, dia bersama puluhan pedagang mogok jualan sebagai bentuk solideritas Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Jabodetabek.

"Mulai hari ini enggak jualan, saya sekarang cuma mampir ke pasar aja lihat kios," kata Rudy saat dijumpai.

Sementara itu, hal yang sama juga dilakukan pedagang daging sapi di Pasar Baru Bekasi Timur. Hal ini disampaikan Tim Monitoring Suhaimi.

"Hari ini tidak jualan (pedagang daging sapi) tutup total, mereka menyampaikan aspirasi minta dinormalkan kembali harga dari pemotongan hewan," tegasnya.

Baca juga: Wakil Wali Kota Tangsel Sebut Tidak Ada Pengawas Protokol Kesehatan di Pasar

Baca juga: TPU Covid-19 di DKI Penuh, Anies Baswedan Ditagih PSI Realisasikan Lahan Makam Seharga Rp 185 M

Baca juga: Wakil Wali Kota Tangsel Razia Prokes di Pasar, Ingatkan Bahaya Covid-19 ke Pedagang dan Pembeli

Harga Jual Sulit Untung

Mogok dagang dilakukan pedagang daging sapi di wilayah Kota Bekasi, seperti yang terjadi di Pasar Kranji Baru, Jalan Patriot, Kecamatan Bekasi Barat, Rabu (20/1/2021).

Rudi (34), pedagang daging sapi di Pasar Kranji Baru mengatakan, mogok dagang dilakukan lantaran harga jual yang sulit untung.

"Sekarang karkasnya naik sudah Rp90.000-an per kilogram, kalau dari karkas paling dagingnya sekian persentasenya enggak masuk," kata Rudi di kiosnya.

Karkas daging sapi merupakan satuan yang biasa digunakan pedagang pasar ketika membeli dari rumah pemotongan hewan (RPH).

Rudi menjelaskan, dalam satu kilo karkas, persentase daging utuhnya hanya sekitar 40 persen dengan selebihnya berupa tulang, tetelan dan sebagainya.

"Kan dipecah ada tulang iga, ada sumsum ada tetelan, ada dagingnya berapa kilo, nah kalau harga jual per kilo daging Rp120.000 kita susah untungnya," terang dia.

Kenaikan harga karkas daging sapi kata dia, sudah mulau mengalami kenaikan cukup lama sejak momentum Natal 25 Desember 2020 lalu.

Sebelumnya, Rudi memiliki perhitungan modal Rp110.000 per kilogram daging sapi yang sudah dipecah dari bentuk karkas dengan harga jual Rp120.000 ke pembeli.

Dengan perhitungan harga modal karkas daging sapi dengan harga jual seperti itu, dia mengaku masih bisa mendapatkan untung.

"Dari pas Natal (2020), itu sudah naik harga daging (karkas per kilogram) dari Rp1000, Rp2000, kita masih ada lebihnya (untung) sedikit makanya waktu itu tetep jualan," terangnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved