Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Terkuak Beda Korban Jatuhnya Sriwijaya Air dengan Pesawat Lain di Tanah Air, Pengakuan dr. Sumy

Ahli forensik Kombes Sumy Hastry Purwanti, akrab disapa dokter Hastry, mengungkap beda kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 dengan pesawat lain.

TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Penampakan hasil temuan tim SAR gabungan hingga hari ke-10 operasi SAR Sriwijaya Air SJ-182, Senin (18/1/2021), di Dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Ahli forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Pol Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti, DFM., SpF mengungkapkan beda kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 dengan pesawat lain di Indonesia. 

Kepiawaiannya mengungkap identitas jenazah yang sulit teridentifikasi pun membuat namanya cukup diperhitungkan di dunia.

Bahkan, ketika peristiwa kecelakaan pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina beberapa waktu lalu, dia sempat dipanggil ke Belanda untuk membantu proses identifikasi tersebut.

"Enggak diseganilah. Kebetulan kan kerja di kepolisian dan memiliki keahlian. Jadinya sering diminta bantuan kalau ada kejadian di dalam dan luar negeri," kata dia merendah.

Dokter Hastry mengungkapkan, menjadi dokter forensik merupakan profesi sangat menantang.

Remaja Kena Luka Bacok saat Nonton Balap Liar di Kemayoran, Polisi: Bukan Geng Motor

Layaknya polisi yang mengungkap sebuah kasus kejahatan, tak jarang dokter forensik harus dihadapkan pada realita bahwa jenazah yang dihadapinya tidak utuh.

Dengan demikian, mereka harus menyusun satu per satu bagian tubuh jenazah dan mencocokkannya dengan data antemortem dan postmortem sebelum menentukan identitas jenazah.

Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Sumy Hastry Purwanti saat memberi keterangan di Jakarta Timur, Kamis (6/2/2020)
Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Sumy Hastry Purwanti saat memberi keterangan di Jakarta Timur, Kamis (6/2/2020) (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

"Saya ini enggak mikir mau perempuan atau laki-laki. Begitu kali pertama kerja dan ke TKP (tempat kejadian perkara) lalu kasus terungkap, itu senang banget," ujarnya.

Menurut dokter Hastry, ada beban mental yang dihadapi oleh seorang dokter forensik.

Ia bercerita ketika sebuah kecelakaan atau bencana besar terjadi, keluarga korban pasti akan menunggu dengan cemas kepastian nasib keluarganya yang menjadi korban.

Setidaknya, jika memang keluarga mereka meninggal dunia, jenazah dapat teridentifikasi dan segera dikembalikan ke keluarga untuk dimakamkan.

"Kasihan kalau tidak teridentifikasi, ini jadi beban juga buat kami. Kita berharap proses identifikasi bisa cepat selesai dan segera disemayamkan," katanya.

Keluarga Jadi Vitamin

Dokter Hastry sempat menceritakan dirinya mempersiapkan diri, jika sewaktu-waktu akan diterjunkan DVI untuk membantu proses identifikasi jenazah saat AirAsia QZ8501 dikabarkan hilang.

Ia sadar bahwa peristiwa hilangnya pesawat itu berdekatan dengan malam pergantian tahun baru, sebuah malam yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga.

Update Ruang Isolasi Covid-19 di Kota Bekasi, Senin 1 Februari 2021 Tersisa 248 Tempat Tidur

Kendati demikian, ia mengungkapkan, keluarganya sudah cukup memahami profesinya sebagai dokter forensik yang bekerja di kepolisian.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved