Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Hasil Investigasi KNKT soal Pesawat Sriwijaya SJ-182, Ada 2 Kerusakan yang Ditunda Perbaikannya
KNKT telah melakukan investigasi perihal jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182 di dekat Kepulauan Seribu. KNKT menyatakan ada 2 kerusakan pada pesawat
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah melakukan investigasi perihal jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182 di dekat Kepulauan Seribu, pada beberapa waktu lalu.
Investigasi ini dilakukan sejak jatuhnya pesawat tersebut, pada Sabtu (9/1/2021) sore hingga hari ini.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, menyatakan ada dua kerusakan pada bagian Pesawat itu.
"Investigasi menemukan ada dua kerusakan yang ditunda perbaikannya sejak 25 Desember 2020," kata Soerjanto, dalam keterangan resminya, Rabu (10/2/2021).
Namun, menurut dia, penundaan Perbaikan ini sesuai dengan ketentuan pemberangkatan di penerbangan Pesawat.

"Penundaan perbaikan merupakan hal yang sesuai dengan ketentuan pemberangkatan (dispatch) di penerbangan," jelas dia.
"Perbaikan yang ditunda wajib memenuhi panduan Minimum Egupment List (MEL)," lanjutnya.
• Hasil Investigasi KNKT Terkait Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air: Tak Melintasi Area Awan Signifikan
• Jelang Imlek, Anak Buah Anies Baswedan Pastikan Stok Daging Babi Aman
Pada 25 Desember 2020, KNKT menemukan penunjuk kecepatan pesawat, tapi di sisi sebelah kanannya rusak.
"Perbaikan yang dilakukan belum berhasil dan dimasukan kedalam daftar penundaan Perbaikan kategori C," jelas Sorjanto.
Sesuai MEL, kata dia, kategori C penundaan perbaikan diperbolehkan hingga 10 hari.
Pada 4 Januari 2021, indikator pesawat Sriwijaya SJY-182 ini diganti dan hasilnya bagus sehingga pendaftaran perbaikan ditutup.

Pada 3 Januari 2021, pilot melaporkan auto pilot atau tuas pengatur tenaga mesin tidak berfungsi sehingga dilakukan perbaikan.
Tapi beruntung hasilnya baik.
Pada 4 Januari 2021, auto pilot dilaporkan kembali tidak berfungsi.
"Perbaikan dilakukan dan belum berhasil sehingga dimasukkan dalam daftar penundaan perbaikan lagi," jelas Soerjanto.
Selanjutnya, pada 5 Januari 2021 dilakukan perbaikan dengan hasil baik.
• Dekat Kebon Pisang dan Pohon Bambu, Ini Penampakan Lokasi Penggerebekan Praktik Aborsi di Bekasi
Keesokan harinya hingga kecelakaan tidak ditemukan catatan adanya daftar perbaikan dalam buku catatan perawatan pesawat.
Sampai dengan laporan awal ini diterbitkan, Crash Survivable Memory Unit (CSMU) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) masih belum berhasil ditemukan.
Tapi kegiatan pencarian masih dilakukan hingga hari ini.
Tim investigasi akan melakukan beberapa pemeriksaan komponen termasuk unit Ground Proximity Warning System (GPWS) yang berhasil ditemukan.
Selama itu, tim investigasi juga akan mendalami rusaknya sistem auto pilot dan komponen terkait beserta perawatannya, faktor manusia, dan organisasi.
• Hasil Investigasi KNKT Terkait Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air: Tak Melintasi Area Awan Signifikan
Hasil Investigasi KNKT
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah melakukan investigasi ihwal kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJY-182 yang jatuh di dekat Kepulauan Seribu, beberapa waktu lalu.
Ketua (KNKT), Soerjanto Tjahjono, menuturkan pesawat Boeing 737-500 registrasi PK-CLC ini berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta dengan tujuan Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak.
Pesawat tersebut berangkat pada Sabtu, 9 Januari 2021.
"Penerbangan dimaksud menggunakan nomor penerbangan SJY-182, diawaki 2 pilot, 4 awak kabin, dan membawa 56 penumpang," jelas Soerjanto, dalam keterangan resminya, Rabu (10/2/2021).
Pukul 14.36 WIB, pesawat tersebut lepas landas dari landas pacu.
Setelah lepas landas, pesawat terbang mengikuti jalur keberangkatan yang telah ditentukan sebelumnya (ABASA 2D).
Kemudian Fight Data Recorder (FDR) merekam sistem auto pilot aktif (engage) di ketinggian 1.980 kaki.
• BREAKING NEWS - Polisi Tangkap Model Majalah Dewasa Beiby Putri Terkait Kasus Narkoba
• Tiga Pencuri Ikan Cakalang di Muara Baru Incar Cold Storage yang Kurang Penjagaan
"Peda saat melewati ketinggian 8.150 kaki, tuas pengatur tenaga mesin (throttle) sebelah kiri bergerak mundur (tenaga berkurang) sedangkan yang kanan tetap," tambah Soerjanto.
Pukul 14.38 WIB, kondisi cuaca kurang baik.
Alhasil pilot meminta kepada pengatur lalu lintas udara (red: disebut ATC) untuk berbelok ke arah 75 derajat dan diizinkan.
Kemudian, ATC memperkirakan perubahan arah tersebut akan membuat SJY-182 berpapasan dengan pesawat lain yang berangkat dari landas pacu dengan tujuan yang sama.
"Oleh karena itu, ATC meminta pilot untuk berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki," tambah Soerjanto.
• Cegah Banjir, Dua Saluran Air di Koja dan Cilincing yang Tersumbat Dibenahi
Pukul 14.39 WIB, ketika melewati 10.600 kaki dengan arah pesawat berada di 46 derajat, pesawat mulai berbelok ke kiri.
Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur, sementara yang kanan masih tetap.
ATC memberi instruksi untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot pukul 14.39 WIB.
"Ini adalah komunikasi terakhr dani SJY-182," ucap Soerjanto.
Pukul 14.40 WIB, FDR merekam ketinggian tertinggi SJY-182 yaitu 10.900 kaki.
Kemudian pesawat mulai turun, auto pilot tidak aktif ketika arah pesawat di 16 derajat.
Selanjutnya, pesawat posisi naik dan pesawat miring ke kini.
• Bawa Pulang Hadiah Utama BMW Seri 3 dari Jotun, Pria Asal Sidoarjo: Saya Puas
Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali berkurang, tapi yang kanan tetap.
Pukul 14.40 WIB, FDR mencatat auto pilot tidak aktif dan posisi pesawat menunduk.
"Sekira 20 detik kemudian, FDR berhenti merekam data," ujar Soerjanto.
Data radar cuaca pukul 14.38 WIB dari Badan Meteorologi Kimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan jalur penerbangan SJY-182 tidak melintasi area awan signifikan.
Tim DVI masih identifikasi Korban
Tim Disaster Victim Identification (DVI) terus berupaya mengidentifikasi empat korban Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang belum dikenali.
Keempat korban yakni Arkana Nadhif Wahyudi (7 bulan), Razanah (57), Dania (2), dan Panca Widia Nursanti (46), mereka termasuk dari 62 penumpang Sriwijaya Air.
Komandan DVI Pusdokkes Polri Kombes Hery Wijatmoko mengatakan identifikasi dilakukan lewat pencocokan data DNA antemortem dengan postmortem.
Prosesnya dengan mencocokan data sampel DNA antemortem (sebelum kematian) dari pihak keluarga inti dan barang pribadi korban semasa hidup.
• Ledakan di Permukiman Warga Teluk Gong, Polisi Tidak Temukan Sisa-sisa Bahan Peledak
• Kader Minta Jokowi Segera Klarifikasi Dugaan Pejabat Istana Dalang Rencana Kudeta Partai Demokrat
Data lalu dicocokkan dengan data sampel DNA postmortem (setelah kematian) yang diambil lewat bagian tubuh jenazah hasil operasi SAR di perairan Kepulauan Seribu.
"Masih berjalan, karena jumlahnya (sampel DNA yang harus dicocokkan) cukup banyak. Masih dianalisa," kata Hery saat dikonfirmasi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (2/1/2021).
Terhitung Sabtu (30/1/2021) Tim DVI yang beranggotakan 306 ahli dari berbagai bidang mengalihkan operasi mereka ke fase IV yang merupakan rekonsiliasi.
Sementara fase I yakni tempat kejadian perkara (TKP), fase II postmortem, dan fase III antemortem selesai dilakukan sehingga menyisakan satu fase IV.
Hery menuturkan proses pencocokan data sampel DNA antemortem dan postmortem yang dilakukan satu per satu ini melibatkan para ahli.
"DNA expert (ahli) dari Pusdokkes Polri dan ada beberapa laborant/analis dari UI (Universitas Indonesia). Untuk team ekspert rekonsiliasi setidaknya (terdiri dari) 5 ahli," ujarnya.
Di antaranya ahli kedokteran Forensik, odontologi (gigi) forensik, DNA, fingerprint dan ahli lain terkait yang dipimpin Kepala Tim Rekonsiliasi DVI.
Beda dengan dua parameter lain dalam DVI yakni sidik jari dan gigi, identifikasi lewat pencocokan data DNA butuh waktu lebih lama karena melalui uji laboratorium.
"Prosesnya (pencocokan data DNA antemortem dengan postmortem) terfokus dilakukan di laboratorium DNA Pusdokkes Polri yang berada di Cipinang," tuturnya.
Sebagai informasi Tim DVI sudah mengidentifikasi sebanyak 58 jenazah korban Sriwijaya Air SJ-182 lewat pencocokan data sidik jari dan DNA.
Korban yang teridentifikasi yakni Okky Bisma (29), Khasanah (50), Fadly Satrianto (38), Asy Habul Yamin (36), Indah Halimah Putri (26), Agus Minarni (47), Ricko (32).
Ihsan Adhlan Hakim (33), Mia Trasetyani (23), Yohanes Suherdi (37), Pipit Priyono (23), Supianto (37), Toni Ismail (59), Dinda Amelia (16), Isti Yudha Prastika (34).
Putri Wahyuni (25), Rahmawati (59), Makrufatul Yeti (30), Rosi Wahyuni (51), Rizki Wahyudi (26), Nelly (49), Beben Sopian (58), Arifin Ilyas (26), Arneta Fauzia (38).
Fao Nuntius Zai (11 bulan), Yunni Dwi Saputri (34), Iu Iskandar (52), Oke Dhrrotu Jannah (24), Diego Mamahit, Didik Gunardi (49), Athar Rizki Riawan (8), Gita Lestari Dewi (36).
• BREAKING NEWS - Polisi Tangkap Model Majalah Dewasa Beiby Putri Terkait Kasus Narkoba
Fathima Ashalina Marhen (2), Rahamnia, Ekananda (39), Kolisun (37), Grislend Gloria Natali (28), Faisal Rahman (30), Andi Syifa Kamila (26), Shinta (23).
Mulyadi (39), Yulian Andika (33), Ratih Windania (32), Teofilus Uladari (22), Sevia Daro (24), Angga Fernanda Afrion (27), Rion Yogatama (29), Rusni (44), Yumna Fanisyatuzahra (3),
Muhammad Nur Kholifatul Amin (39), Fazila Ammara Mazeda (6), Sugiono Effendy (36), Yohanes (33), dan Nabila Anjani (11), Zurisya Zuar Zai (8), Umbu Kristin Zai (2) Afwan RZ (54), Suyanto (40), Riyanto (32).