Antisipasi Virus Corona di DKI
Respons Pedagang Pasar Tanah Abang saat Ditawarkan Vaksin Covid-19: Saya Khawatir Ada Efek Samping
Sejumlah pedagang pun menyampaikan pendapatnya kepada TribunJakarta.com ihwal vaksin Covid-19 yang bakal diterima.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Pemerintah Kota Jakarta Pusat telah melakukan geladi bersih di Blok A Pasar Tanah Abang yang akan dijadikan tempat vaksinasi Covid-19.
Nantinya, para pedagang pasar Tanah Abang bakal diminta melakukan vaksinasi Covid-19, pada Rabu (17/2/2021).
Meski begitu, sejumlah pedagang pun menyampaikan pendapatnya kepada TribunJakarta.com ihwal vaksin Covid-19.
Satu dari sejumlah pedagang pasar Tanah Abang, Fikri (23), mengatakan ogah divaksinasi Covid-19.
"Ogah, ah. Karena saya khawatir ada efek samping atau semacamnya," kata Fikri yang berjualan pakain fesyen di Blok A Pasar Tanah Abang, saat dihubungi TribunJakarta.com, Selasa (16/2/2021).
Fikri mengaku belum pernah terpapar virus corona Covid-19 meskipun dirinya kerap keluar rumah.
"Belum pernah (terpapar Covid-19). Aman-aman saja," ucap Fikri.
Pedagang pakain lainnya, Leni (42), menyatakan dirinya mau menerima vaksinasi Covid-19 tersebut.
Baca juga: Kebelet Karaoke, Pria Berusia 20 Tahun Nekat Bobol Toko Gadai di Tangerang
Alasannya, kata Leni, karena dirinya ingin mendapat kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
"Saya mau-mau saja, karena sudah ketakutan tidak dapat vaksin. Jadi mumpung ada, mau divaksin saja," kata Leni, saat dihubungi di tempat terpisah.
Diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut penyuntikan vaksinasi tahap kedua bakal dimulai Rabu (17/2/2021) besok.
Rencananya, program vaksinasi tahap kedua ini pertama kali bakal diberikan kepada para pedagang.
Ariza menyebut, setidaknya ada 10 ribu pedagang yang bakal menerima vaksin buatan Sinovac ini.
"Tahap kedua vaksin akan dimulai Rabu, di antaranya untuk pedagang pasar, dari 153 pasar, DKI sudah menyiapkan data kurang lebih 10 ribu," ucapnya, Selasa (17/2/2021).
Politisi Gerindra ini memastikan, pihaknya melalui Dinas Kesehatan telah melakukan persiapan jelang vaksinasi tahap kedua ini, mulai dari fasilitas kesehatan, vaksinator, hingga dosis vaksin yang dibutuhkan.
Baca juga: Banjir Kepung Tangerang Imbas Hujan Deras, Pemerintah: Hanya Genangan
"Kami menunggu saja sesuai dengan aturan dan ketentuannya, tahapan demi tahapan, kemudian juga pendataannya," ujarnya di Balai Kota.
Dikutip dari Kontan.co.id, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksinasi tahap kedua yang menyasar petugas pelayanan publik dan kelompok masyarakat usia lanjut (lansia) secara umum akan dimulai pada minggu depan.
Namun, sebagai pilot project pada Rabu, 17 Februari 2021 akan mulai dilakukan vaksinasi pertama kepada pedagang pasar yang ada di Tanah Abang, Jakarta.
"Petugas pemberi layanan publik akan kita mulai secara umum itu minggu depan tapi besok (Rabu) itu mulai pemberian ke pedagang pasar," kata Nadia saat Konferensi Pers Daring pada Senin (15/2).
Pedagang pasar menjadi prioritas lantaran, pasar menjadi lokasi dengan interaksi dan mobilitas orang yang sangat besar.
Oleh karenanya pedagang pasar ditunjuk menjadi prioritas tanpa memperhatikan kedudukan tempat tinggalnya dan kewilayahannya.
Lebih lanjut, biasanya penentuan vaksinasi berdasarkan kewilayahan misalnya di mana dia tinggal sehingga dilakukan vaksinasi.
Tak hanya di lingkup pasar, nantinya prioritas vaksinasi tahap kedua juga menyasar tempat-tempat pariwisata.
"Kita kelompokkan misalnya bahwa klaster pasar Tanah Abang semua kita lakukan vaksinasi karena sebagian besar aktivitas daripada masyarakat itu akan berada di pasar Tanah Abang. Jadi interaksinya akan terjadi banyak di pasar tersebut itulah pendekatan klaster dalam hal ini yang berbeda dengan pendekatan yang biasanya kita lakukan," jelasnya.
Vaksinasi bagi petugas pelayanan publik akan dikonsentrasikan 70% di Jawa-Bali.
Dimana akan dimulai dengan Ibukota Provinsi dan Kabupaten/Kota yang merupakan penyangga Provinsi.
Hal tersebut karena kasus paling banyak dan mobilitas paling banyak terjadi.
"Yang kita tahu secara epidemiologi penyakit Covid-19 ini paling cepat penularannya akibat karena mobilitas. Ini yang kita maksud sebagai pendekatan klaster atau pendekatan secara memperhatikan zona risiko," kata Nadia.
Adapun untuk vaksinasi kepada lansia, Nadia mengungkapkan beberapa provinsi sudah melakukan vaksinasi namun baru ditujukan kepada lansia di atas 60 tahun yang menjadi petugas kesehatan.
Vaksinasi kepada lansia diharapkan dapat terselesaikan pada periode Februari sampai dengan April.
Percepatan vaksinasi kepada lansia mengingat bahwa kelompok masyarakat ini merupakan paling rentan terhadap penularan Covid-19.
Dimana mayoritas kematian yang terjadi karena Covid-19 berasal dari kelompok masyarakat lansia.
Baca juga: Banjir Kepung Tangerang Imbas Hujan Deras, Pemerintah: Hanya Genangan
"Kita tahu angka kematian yang tentunya sangat rentan pada kelompok lanjut usia," imbuhnya.
Rentang waktu pemberian dosis kedua kepada lansia ialah 28 hari. Kemudian untuk suntikan kedua bagi penerima vaksin usia 18 tahun-59 tahun diberikan dalam rentang waktu 14 hari.
Kemudian untuk ketersediaan vaksin, pemerintah sudah menghitung kebutuhan dari penerima 181,5 juta orang.
Data tersebut disebut sudah termasuk penyintas Covid-19 dan juga penduduk usia 18 tahun-59 tahun tanpa komorbid serta komorbid terkontrol.
"Perhitungan jumlah vaksin ini masih mencukupi untuk sampai 426 juta dosis. Nah perlu diingat juga 426 juta dosis itu sudah ditambah waste rate-nya sekitar 15% jadi ada space di sana," ungkapnya.