Jakarta Dikepung Banjir
Anies Sebut Banjir Jakarta Kiriman Depok, Plh Wali Kota: Wajar, Qadarullah Air dari Atas ke Bawah
Plh Wali Kota Depok, Sri Utomo, tak menyangkal apa yang diucapkan oleh Anies Baswedan, orang nomor satu di DKI Jakarta ini perihal banjir.
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut banjir yang melanda sejumlah wilayah di ibu kota merupakan kiriman dari Kota Depok, Jawa Barat.
Menurutnya, debit air di Kali Krukut meluap musabab hujan lokal di Kota Depok.
Plh Wali Kota Depok, Sri Utomo, tak menyangkal apa yang diucapkan oleh orang nomor satu di DKI Jakarta ini.
Dia menilai ucapan Anies tak ada yang salah.
"Terkait statement itu ya wajar, karena memang air itu qadarullah. Air selalu dari atas ke bawah," ujar Sri kepada TribunJakarta.com, Minggu (21/1/2021).
Baca juga: Relawan FPI Dibubarkan saat Evakuasi Banjir di Cipinang, Munarman: Kenapa Dilarang Atribut FPI?
"Air itu dari Puncak, Bogor, Depok, dan semuanya akan turun ke Jakarta dan itu terjadi," imbuh Sri.
"Kalau disana Puncak, Bogor itu besar hujannya, ya potensi melalui Sungai Ciliwung atau pun Pesanggrahan ya akan turun (air) ke Jakarta. Nah inilah yang memang menjadi catatan bagi kita semua. Nah ini yang terjadi,"
Lanjut Sri, kondisi topografi DKI Jakarta memang berada di bawah Kota Depok.
"Ya memang dari atas turun terus ke Cibinong, terus turun ke Depok, turun ke Condet, dan masuk ke Jakarta."
Baca juga: Soroti Kebiasaan Nissa Sabyan & Ayus Usai Tampil, Eks Manajer Sempat Nasihati: Ada Komentar Miring
Baca juga: Nissa Sabyan Ngaku Bukan Selingkuhan Ayus di Depan Ayahnya, Buat Pengakuan Ini: Dia Kan Masih Bocah
Baca juga: Prediksi Karier Nissa Sabyan Usai Diterpa Isu Perselingkuhan, Denny Darko: Aduh Sayang Banget
"Artinya ya memang seperti itu air turun dari atas ke bawah," bebenrya.
Menilai topografi Jakarta di bawah Depok, risikonya akan mendapat air kiriman.
"Memang kondisi topografi DKI Jakarta itu posisinya ada di bawah, memang risikonya itu."
Baca juga: Relawan FPI Dihalang-halangi saat Evakuasi Banjir, Kuasa Hukum: Biar Mereka yang Ribet dan Pusing
Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama semua pihak menghadapi cuaca ekstrem seperti saat ini.
"Harus siap-siaplah menjaga, gimana caranya umpama kalau air kelebihan banyak ya cepat menyurutkan saja," ucap dia.
Anies Salahkan Depok
Sebelumnya, Anies menyebut banjir di sejumlah lokasi di Ibu Kota pada Sabtu (20/2/2021) karena kiriman dari Kota Depok, Jawa Barat.
Keterangan tersebut disampaikan Anies usai memantau banjir di kawasan Jalan Sudirman, dekat Pintu Air Sudirman Atmaja, Jakarta Pusat, Sabtu (20/2/2021) sore, sebagaimana dikutip dari https://ppid.jakarta.go.id.
Anies menyatakan, penyebab banjir di sisi Jalan Sudirman karena luapan dari Kali Krukut.
Aliran Kali Krukut juga meluap di Jalan Kemang Raya, Jalan Widya Chandra, serta Jalan Tendean.
Menurut Anies, Kali Krukut meluap karena bertambahnya debit air dari hujan lokal dari kawasan Depok, Jawa Barat.
“Di hulunya terjadi curah hujan yang sangat tinggi tercatat 136 mm/hari. Kemudian lintas airnya melewati dua sungai, satu Kali Mampang dan dua Kali Krukut," ujar Anies.
"Kedua aliran kali itu bertemu di belakang LIPI. Lalu mengalir ke Sudirman. Jadi saat ini adalah dampak dari air kiriman dari kawasan tengah sekitar Depok,” beber dia.
Baca juga: 2 Tahun Berturut-turut Banjir Selalu Tinggi, Wali Kota Tangerang: Kasian Masyarakat
Menurut analisis Anies, jika hujan turun di kawasan Puncak, Bogor, airnya akan masuk Kali Ciliwung.
Berbeda jika hujan deras hanya melanda sekitar Depok.

"Maka lewat ke sungai aliran tengah, yakni kali Krukut ini,” terang dia.
Saat ini seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta telah berupaya membersihkan sampah di aliran sungai.
Pemprov DKI Jakarta juga mengerahkan pompa mobile baik di kawasan Sudirman maupun di Kemang yang menjadi aliran Kali Krukut untuk selanjutnya dialirkan ke Kanal Banjir Barat (KBB).
Namun, pemompaan itu harus menunggu karena KBB masih menampung air kiriman dari daerah hulu.
“Sesudah ini air akan mengalir ke Kanal Banjir Barat. Kanal Banjir Barat permukaan airnya masih tinggi. Karena air dari Sungai Ciliwung masih mengalir masuk ke kota."
"Jadi saat ini memang Jakarta sore ini, masih menerima aliran dari kawasan Selatan . Itu Depok maupun Puncak. Kalau itu sudah reda insya Allah lebih terkendali,” kata Anies.
Klaim Bisa Surut 6 Jam
Di hari yang sama, Anies akhirnya mengakui banjir yang menerjang ibu kota tak bisa surut dalam enam jam.
Baca juga: Pemprov DKI Siapkan Rumah Penampungan Korban Banjir, Anies Baswedan: Ada Warga yang Positif
Ia sempat menyebut hujan deras yang mengguyur sejak Jumat (19/2/2021) malam sudah reda.
Namun, air kiriman dari wilayah hulu terus mengalir menuju Jakarta.

"Yang terjadi (saat ini) adalah hujannya berhenti, tapi aliran dari hulu masih jalan terus. Sehingga di situlah menjadi kendala tersendiri," ucap Anies.
Air kiriman ini yang kemudian disebut Anies sulit dikendalikan, sehingga air meluap hingga merendam pemukiman warga di bantaran kali.
Lagi-lagi, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyebut banjir tetap akan terjadi jika tidak ada penanganan banjir dari kawasan hulu, seperti Bogor dan Depok.
"Satu sisi adalah alirannya limpahan, karena kalau teman-teman lihat di bawah, catatan bahwa air kiriman dari kawasan hulu, dan dari kawasan tengah, kawasan hulu di Bogor, kawasan tengah itu kawasan Depok," ujarnya di Pintu Air Manggarai.
Beda halnya bila penanganan sudah dilakukan sejak kawasan hulu, Anies meyakini di Jakarta banjir bisa dikurangi.
Kalau banjir melanda, air yang menggenang pun bisa surut kurang dari enam jam.
"Jadi (hitungan) kita enam jam itu sesudah airnya surut di sungai, kembali normal, atau enam jam sesudah hujan berhenti," tutur dia.