Sisi Lain Metropolitan
Siapa Pelukis Spanduk Pecel Lele Pinggir Jalan? Sosoknya Dikenal dari Aceh Sampai Papua
Pernahkah bertanya siapa pelukis spanduk pecel lele yang mudah dijumpai di pinggir jalan? Tak disangka, sosoknya dikenal dari Aceh sampai Papua.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Pernahkah bertanya siapa pelukis spanduk pecel lele yang mudah dijumpai di pinggir jalan? Tak disangka, pelanggannya dari Aceh sampai Papua.
Sejak merantau dari daerahnya asalnya di Desa Ngayung, Madura, Jawa Timur, Hartono (51) tak langsung menjalani profesi sebagai pelukis spanduk pecel lele.
Pencapaiannya sebagai pelukis spanduk pecel lele dengan pelanggan dari seantero Indonesia, didapat Hartono tidak setahun dua tahun.
Banyak cerita dari pria yang kini tinggal di rumah kontrakannya yang sederhana di kawasan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Jawa Barat.
Cerita bermula saat Hartono yang masih lajang, merantau ke Jakarta pada tahun 1992.
Baca juga: Denny Darko Terawang Asmara Amanda Manopo & Billy Usai Diisukan Putus: Hal Tak Diinginkan Terjadi
Ia ikut bekerja dengan adik sepupunya yang membuka usaha warung seafood di Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Siang sebelum ikut berjualan, Hartono mengambil pekerjaan sampingan di Depok untuk mengais rezeki tambahan.
"Dari tahun 1992 sampai 1997 itu saya mondar-mandir Depok ke Pondok Pinang," cerita Hartono kepada TribunJakarta.com, Sabtu (20/2/2021).
"Di Depok saya pernah jadi tukang minyak dan tukang buah. Malam bantuin saudara, siang dorong minyak atau jual buah dingin," ia menambahkan.
Baca juga: Cara Anies Baswedan Tangani Banjir Dikritik Giring PSI: Anggaran Jakarta Boros Buat Hal Tak Perlu
Baca juga: Suka Duka Pelukis Spanduk Pecel Lele, Hartono Kerap Dikomplain Akibat Salah Ejaan hingga Cat Luntur
Baca juga: Anies Buntuti Prabowo di Survei Capres, Arief Poyuono: Keok Semua Jika Jokowi Boleh 3 Periode
Jadi Pelukis Gara-gara Ditolak Teman Baik
Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 1997, Hartono berhenti ikut saudaranya dan membuat usaha warung pecel lele sendiri.
Saat itu, Hartono membutuhkan spanduk pecel lele untuk warungnya. Sehingga ia meminta tolong kepada temannya, Teguh (51) di kampung.
Baca juga: Bercanda Pelorotkan Celana di Hajatan Berujung Maut, Pria 45 Tahun Ini Tewas Ditikam
Teguh yang didatangi, malah menolak membuatkan spanduk pesanan Hartono dan malah meminta temannya itu untuk membuat sendiri.
Menurut Hartono, semua orang tahu Teguh lah yang lebih dulu memulai usaha jasa lukis spanduk pecel lele di kampungnya.
