Dipuji Ahok dan Dipakai Anies, Terungkap 2 Pendahulu Yusmada yang Didepak karena Banjir Jakarta
Yusmada Faizal dilantik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Kadis SDA. Anies sudah mengganti dua Kadis SDA DKI selama dirinya menjabat.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM - Yusmada Faizal dilantik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta.
Posisi Kadis SDA DKI Jakarta kosong setelah Junaini Yusuf ditunjuk Anies sebagai Wakil Wali Kota Jakarta Utara.
Selama Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta telah dua kali mengganti Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta.
Pertama, Kadis SDA DKI Jakarta dijabat Teguh Hendrawan lalu dicopot Anies Baswedan.
Posisi Teguh Hendrawan digantikan oleh Juaini Yusuf.
Lalu, Juaini Yusuf dicopot Anies Baswedan kemudian menggantinya dengan Yusmada Faizal pada Selasa (23/2/2021).
Pencopotan Teguh Hendrawan

Anies Baswedan mencopot Teguh Hendrawan dari jabatan Kepala Dinas Sumber Daya Air.
Anies beralasan, pencopotan Teguh di tengah panjangnya pekerjaan rumah yang harus dilakukan Dinas Sumber Daya Air mulai dari pencegahan banjir seperti pembangunan turap, pengerukan setu dan aliran sungai hingga antisipasi banjir lewat pembangunan rumah pompa dan revitalisasi saluran air itu tidak berpengaruh banyak.
Sebab, proyek yang tengah dikerjakan diungkapkan Anies dapat diselesaikan oleh Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pembangunan yang kini ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta.
"Seperti Dinas Sumber Daya Air (SDA) Plt diisi oleh atasannya, Asisten Sekda Bidang Pembangunan, jadi tidak khawatir," ungkapnya kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat pada Selasa (26/2/2019).
Tidak hanya berhenti pada Teguh semata, evaluasi ditegaskan Anies Baswedan akan dilakukan secara intensif setiap semester atau enam bulan sekali.
Para pejabat mulai dari eselon IV hingga eselon II yang dilantik pada Senin (26/2/2019) kemarin itu katanya akan dinilai kinerjanya.
"Kita akan lakukan evaluasi setiap enam bulan dan di situ evaluasi akan dilakukan pada mereka yang memegang posisi yang kemarin dilantik," ungkap Anies kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat pada Selasa (26/2/2019).
Jadi Tersangka

Kasus dugaan perusakan dan memasuki pekarangan orang lain di Rorotan, Jakarta Utara menjerat mantan Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Teguh Hendrawan sebagai tersangka.
Teguh Hendrawan telah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik sejak Agustus 2018 silam.
Namun, setelah 11 bulan berlalu, tidak ada kejelasan dan kelanjutan atas kasus ini.
"Masih proses lidiknya. Perkembangannya belum. Masih didalami lagi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Senin (8/7/2019).
Argo Yuwono membantah kasus ini menggantung dan sengaja dibiarkan seperti itu oleh penyidik.
"Jika dikatakan menggantung, tidak juga. Karena ini masih didalami, masih proses," jelasnya.
Ia memastikan kasus ini belum di SP3 atau dihentikan perkaranya.
Menurutnya, banyaknya kasus yang ditangani penyidik, membuat setiap kasus yang didalami harus dilakukan secara detail dan jelas.
"Sebab banyak kasus seperti ini dan lainnya yang ditangani penyidik, dan semuanya juga masih diproses," papar Argo Yuwono.
Ia memastikan kasus eks Kadis SDA DKI Teguh Hendrawan masih berjalan dan dalam proses.
"Kasusnya masih proses terus. Masih dalam penyidikan," ucapnya.
Apakah ke depan akan ada pemeriksaan atau bahkan penahanan terhadap Teguh Hendrawan? Argo Yuwono mengaku semuanya tergantung penyidik.
"Nanti ditanyakan lagi penyidik. Kemungkinan itu bisa saja," terangnya.
Dengan masih mengambangnya kasus ini, membuat pembangunan Waduk Rorotan sebagai pencegah banjir menjadi terhambat.
Pembangunan waduk di areal seluas 35 hektare yang menjadi penampungan air raksasa itu, kini baru mencapai 85 persen.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Teguh Hendrawan mengaku sudah 'mengadu' kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Hal itu terkait dirinya yang jadi tersangka kasus perusakan lahan warga di Rawa Rorotan, Cakung, Jakarta Timur.
"Sabtu pagi menghadap beliau. Beliau pada prinsipnya akan membantu saya lah."
"Saya mengatakan 'Pak Gubernur, saya menjalankan amanat dan hanya menjalankan perintah'," ungkap Teguh Hendrawan di DPRD Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018).
Teguh Hendrawan menceritakan, saat itu dirinya hanya menjalankan tugas dari Gubernur Jakarta terdahulu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Saya melakukan pengamanan aset itu perintah lisan dari Pak Ahok, 'segera kamu amankan lokasi di sana'," beber Teguh Hendrawan, menirukan ucapan Ahok.
Teguh Hendrawan pun heran atas pelaporan tersebut, sebab status lahan yang dilaporkan itu saat ini sudah menjadi waduk, dan telah diserahterimakan kepada Pemprov DKI Jakarta.
"Jadi yang saya bingung, harus bagaimana lagi ya? Saya kan cuma kerja, tugas saya kepala dinas," ucapnya.
Juaini Yusuf Didepak Anies

Pencopotan Juaini Yusuf dari posisinya sebagai Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) menimbulkan tanda tanya besar.
Pasalnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selama ini mengklaim sukses mengatasi banjir yang menerjang ibu kota di awal tahun 2021.
Bila benar Jakarta sukses mengatasi banjir, tentu hal ini tidak terlepas dari kinerja Dinas SDA.
Namun, diam-diam Anies justru mencopot Juaini dari jabatannya.
Kabar pergantian Kepala Dinas SDA pun baru diketahui saat Anies melantik 13 pejabat tinggi di lingkungan Pemprov DKI.
Juaini pun harus menerima turun kelas setelah digeser Anies menjadi Wakil Wali Kota Jakarta Utara menggantikan Ali Maulana Hakim yang naik jabatan menjadi Wali Kota Jakarta Utara.
Terkait hal ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut, pergantian jabatan di tubuh Dinas SDA ini merupakan hal yang lumrah.
"Ya pergantian, mutasi, rotasi, apapun namanya dalam jabatan struktural di DKI Jakarta itu sesuatu yang biasa. Orang itu kan harus tour of duty," ucapnya, Selasa (23/2/2021).
Politisi Gerindra ini menyebut, Gubernur Anies Baswedan sebagai orang nomor satu di DKI disebutnya telah mempertimbangkan pergeseran jabatan ini dengan matang.
Meski demikian, Ariza tak menjelaskan secara rinci pertimbangan mendepak Juaini dari posisi Kadis SDA.
"Ada berbagai pertimbangan, semuanya telah dipertimbangkan masak-masak, kriterianya disesuaikan kompetensi, pembidangan, dan visi-misi," ujarnya.
Ariza berharap, Kepala Dinas SDA yang baru bisa menjalankan tugasnya sebaik mungkin, sehingga ke depan masalah banjir bisa segera dituntaskan.
Kepada Juaini pun Ariza berpesan agar menjalankan tugas barunya sebagai Wakil Wali Kota Jakarta Utara dengan sebaik-baiknya.
"Yang penting semua bisa memahami dan mengerti, dimanapun kita diberi kesempatan menjabat, di situ tempat kita berbakti memberikan kontribusi terbaik," kata dia.
Bantah Gegara Banjir Awal 2021

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menampik kabar yang menyebut pencopotan Juaini Yusuf dari jabatan Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) disebabkan oleh banjir yang menerjang di ibu kota di awal tahun 2021 ini.
Bahkan, Ariza menyebut kinerja selama setahun lebih menjabat sebagai Kepala Dinas SDA sudah sangat baik.
"Sekarang ini seluruh jajaran bekerja sebaik-baiknya dan mencapai hasil yang kami harapkan bersama," ucapnya, Rabu (24/2/2021).
"Terkait dengan banjir itu memang masalah kita setiap tahun, pak Juaini sejauh ini bekerja sudah cukup baik," tambahnya menjelaskan.
Kinerja Juaini yang baik pun terlihat dari wilayah terdampak banjir dan jumlah pengungsi yang menurun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Banjir tahun ini kami juga berhasil mengurangi genangan dan mempercepat surutnya air. Jadi, saya kita ini sesuatu yang berhasil," ujarnya di Balai Kota.
Untuk itu, ia menyebut, pergantian pimpinan di jajaran Pemprov DKI merupakan hal yang wajar dan tak perlu diributkan lagi.
"Pergantian di setiap institusi, termasuk Pemprov DKI itu hal biasa. Kami selalu setiap rotasi mempertimbangkan kompetensi," tuturnya.
Kinerja Yusmada Dipuji Ahok

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Yusmada Faizal dapat mengelola air di musim hujan sehingga bencana banjir dapat dihindari.
"Kita sama-sama menghadapi musim hujan. Khusus kepada Kepala Dinas SDA yang telah ada pengalaman, jika sudah mendapatkan amanat, untuk segera mengorganisir kekuatan kita dalam menanggulangi musim penghujan. Segera pastikan pengelolaan kita di sana berjalan dengan sebaik-baiknya," kata Anies dalam keterangan tertulis, Selasa.
Ternyata, Yusmada sudah malang melintang duduk di kursi pejabat DKI sejak beberapa tahun silam.
Pada 2015, di masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, ia ditunjuk sebagai Kepala Dinas Bina Marga dan mendapat pujian dari gubernur tersebut karena kinerjanya.
Sepak terjang Yusmada Dalam masa jabatannya sebagai Kepala Dinas Bina Marga, Yusmada memimpin pembangunan beberapa proyek 'raksasa', seperti Simpang Susun Semanggi di Jakarta Selatan yang menjadi warisan Ahok.
Ahok memuji kinerja Yusmada karena mampu mengemban tugas dengan baik.
"Saya rasa ini (Kepala Dinas Bina Marga) yang paling baik, dari beberapa yang sudah disisir. Pak Yusmada mengerti apa yang saya mau. Kami sering berkoordinasi dan terbukti dia bisa menerapkannya," ujar Ahok, November 2015 lalu.
Baca juga: Tangis Eks Wali Kota Solo FX Rudy Berkorban Demi Megawati: Jangan Sampai Ibu Saya Ini Jatuh
Baca juga: Tetangga Soroti Perselingkuhan Nissa Sabyan, Orangtua Kena Dampaknya: Malu, Enggak Keluar Rumah!
Baca juga: Menghindar saat Dipanggil Ashanty, Suteng Nangis Kasihan Lihat Kondisi Istri Anang: Gak Tega
Selain itu, Yusmada juga memimpin pengerjaan proyek revitalisasi trotoar Tanah Abang, Jakarta Pusat, di bulan Agustus 2015.
Trotoar selebar 1 meter yang disesaki dengan pedagang kaki lima tersebut diperlebar menjadi 2-5 meter.
Total panjang trotoar yang dikerjakan mencapai 1,5 kilometer.
Pelebaran jalur pejalan kaki di Tanah Abang ini merupakan proyek percontohan.
Pemprov DKI Jakarta saat itu menganggarkan dana Rp 263 miliar untuk merenovasi trotoar di 48 lokasi sepanjang tahun 2015, seperti ditulis dalam buku Ahok-Anies: Tentang Menata Keruwetan Pasar Tanah Abang terbitan TEMPO Publishing.
Di bawah kepemimpinan Yusmada, Dinas Bina Marga DKI juga membangun jalan layang khusus Transjakarta Tendean-Cileduk, Jakarta Selatan, dengan panjang lintasan 9,4 kilometer.
Proyek senilai Rp 2,5 triliun itu menghubungkan Jalan Tendean dan Jalan Ciledug di Jakarta Selatan dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.
Sebelum ditunjuk sebagai Kepala Dinas SDA, Yusmada sempat menjabat sebagai Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setda DKI Jakarta.
Selama menjabat, ia bertanggung jawab mengawasi berbagai pembangunan infrastruktur di DKI Jakarta, termasuk pembangunan trotoar di jalan protokol dan Flyover Tapal Kuda Tanjung Barat dan Lenteng Agung.
(TribunJakarta.com/Wartakota/Kompas)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Anies Baswedan Copot Kadis Sumber Daya Air DKI Karena Alasan Ini,