Reaksi Anies dan Ganjar Soal Banjir di Wilayahnya, Gubernur Jawa Tengah Pilih Salahkan Dirinya

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo buka suara terkait banjir yang terjadi di Kota Semarang. Ia memilih menyalahkan dirinya soal banjir di Semarang.

KOMPAS/ANDREAS LUKAS/HUMAS PEMPROV JATENG
Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga buka suara terkait banjir yang terjadi di ibu kota Jawa Tengah yakni Kota Semarang. 

"Air itu dari Puncak, Bogor, Depok, dan semuanya akan turun ke Jakarta dan itu terjadi," imbuh Sri.

"Kalau disana Puncak, Bogor itu besar hujannya, ya potensi melalui Sungai Ciliwung atau pun Pesanggrahan ya akan turun (air) ke Jakarta. Nah inilah yang memang menjadi catatan bagi kita semua. Nah ini yang terjadi,"

Lanjut Sri, kondisi topografi DKI Jakarta memang berada di bawah Kota Depok.

"Ya memang dari atas turun terus ke Cibinong, terus turun ke Depok, turun ke Condet, dan masuk ke Jakarta."

"Artinya ya memang seperti itu air turun dari atas ke bawah," bebenrya.

Menilai topografi Jakarta di bawah Depok, risikonya akan mendapat air kiriman.

"Memang kondisi topografi DKI Jakarta itu posisinya ada di bawah, memang risikonya itu."

Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama semua pihak menghadapi cuaca ekstrem seperti saat ini.

"Harus siap-siaplah menjaga, gimana caranya umpama kalau air kelebihan banyak ya cepat menyurutkan saja," ucap dia.

Tanggapan Wali Kota Bogor

Wali Kota Bogor Bima Arya - Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Nasional menetapkan Kota Bogor masuk ke dalam kategori zona merah.
Wali Kota Bogor Bima Arya - Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Nasional menetapkan Kota Bogor masuk ke dalam kategori zona merah. (TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho)

Menanggapi hal ini, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan bahwa banjir Jakarta disebabkan berbagai faktor dan tidak melulu dari kiriman dari hulunya yakni Bogor.

Sebab, saat banjir di Jakarta terjadi baru-baru ini, Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa Bogor tidak mengalami kenaikan signifikan.

"Banjir di Jakarta itu kan banyak hal ya, betul bahwa ada yang dari hulu. Tetapi catatannya adalah di Katulampa paling tinggi siaga 3. Jakarta biasanya banjir di siaga 1," kata Bima Arya kepada wartawan, Minggu (21/2/2021).

Namun, kata Bima, ketika di TMA di Bandung Katulampa siaga 3, Jakarta tetap banjir.

"Nah ketika (Bendung Katulampa) siaga 3 sudah banjir di Jakarta, berarti volume di Jakartanya yang tinggi," kata Bima.

Baca juga: Seorang Ibu Korban Mafia Tanah Mengadu ke Polda Metro Jaya, Mengaku Dikasih Cek Fiktif Oleh Pelaku

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Besok, 25 Februari 2021: DKI Jakarta Waspada Hujan Lebat

Baca juga: Emak-emak di Tangerang Tewas Dibegal, Motor Tabrak Tembok: Pelaku Cuma Untung Rp2 Juta

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved