Harga Cabai Mahal, Omzet Pedagang Pasar Kramat Jati Anjlok 50 Persen
Kenaikan harga cabai yang terjadi sejak awal tahun 2021 tidak berbanding lurus dengan omzet pedagang di Pasar Kramat Jati
Penulis: Bima Putra | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Kenaikan harga cabai yang terjadi sejak awal tahun 2021 tidak berbanding lurus dengan omzet pedagang di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur.
Alih-alih meraup untung besar karena naiknya harga, dalam beberapa pekan terakhir para pedagang di Pasar Kramat Jati justru mengalami penurunan omzet.
Kuswinto, satu pedagang cabai di Pasar Kramat Jati mengatakan omzet dagangannya turun karena pembeli mengurangi jumlah belanja.
"Karena harga tinggi otomatis pembeli enggak belanja banyak. Omzet sekarang turun setengahnya lah (50 persen) karena semua jenis cabai naik," kata Kuswinto di Pasar Kramat Jati, Jumat (5/3/2021).
Dia mencontohkan harga cabai rawit merah yang kini berkisar Rp 120-Rp 130 per kilogramya, padahal harga normalnya Rp 30 ribu per kilogram.
Lalu cabai rawit hijau kini Rp 60 ribu per kilogram dan cabai rawit keriting Rp 50 ribu per kilogram, sementara harga normal keduanya berkisar Rp 25-Rp 30 ribu.
"Sekarang saya juga mengurangi jumlah belanja di Pasar Induk (Kramat Jati). Biasanya beli 40 kilogram cabai, sekarang cuman 20 kilogram per hari. Itu saja belum tentu habis dijual," ujarnya.
Sri Mulyani, pedagang cabai di Pasar Kramat Jati lainnya juga mengeluhkan naiknya harga cabai yang disebut akibat petani gagal panen sehingga stok sedikit.
Meski dalam tiga hari terakhir harga semua jenis cabai turun berkisar Rp 5-Rp 10 ribu per kilogram harganya tetap tak sebanding dengan daya beli masyarakat.
Baca juga: Anak Buah Gubernur Anies Sudah 4 Kali Kirim Surat Penjualan Saham Bir PT Delta, DPRD DKI Tak Gubris
"Harga cabai rawit merah paling tinggi itu minggu lalu, Rp 150 ribu per kilogram. Sekarang sudah Rp 120 ribu per kilogram tapi tetap mahal, yang bisa beli banyak siapa?" tutur Sri.
Sebagaimana Kuswinto dia mensiasati naiknya harga dengan mengurangi jumlah belanja, pun omzet dagangannya tetap anjlok karena minim pembeli.
Baca juga: Sosok Darmizal yang Ngebet Dukung Moeldoko, Dipecat Partai Demokrat, Jadi Relawan Jokowi
Baca juga: Dinkes : Keluar Dari Zona Merah, Kasus Covid-19 Kota Bekasi Landai
Sri dan pedagang cabai lainnya mengaku tidak bisa memprediksi kapan harga cabai kembali normal, mereka hanya berharap pemerintah bisa menurunkan harga.
"Turun 50 persen juga (omzet), sekarang pembeli langganan seperti pedagang makanan saja mengurangi jumlah belanja. Modal dagang juga enggak cukup kalau harus belanja banyak kan," lanjut dia.