Kisah PSK 18-50 Tahun Dapat Bimbingan Mental Hingga Keterampilan Salon Sampai Bikin Telur Asin

Para pekerja seks komersial (PSK) yang terkena razia berusia 18 sampai 50 tahun lebih di Solo mendapatkan rehabilitasi.

Dok Polresta Solo via Tribun Solo
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming (jaket kuning), ikut razia PSK yang digelar Polresta Solo, Sabtu (27/2/2021) malam. Para pekerja seks komersial (PSK) yang terkena razia berusia 18 sampai 50 tahun lebih di Solo mendapatkan rehabilitasi. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Para pekerja seks komersial (PSK) yang terkena razia berusia 18 sampai 50 tahun lebih di Solo mendapatkan rehabilitasi.

Para PSK kini ditampung di Panti Pelayanan Sosial Wanita (PPSW) Wanodyatama, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.

Awalnya, mereka terkena razia tim gabungan.

Sebelum menjalani kegiatan itu, mereka harus menjalani karantina mandiri dan serangkaian protokol kesehatan.

Uji swab menjadi satu diantara protokol kesehatan yang harus dilalui oleh kurang lebih 65 orang PSK.

Kepala PPSW Wanodyatama, Joko Sarwanto mengatakan, para PSK yang direhabilitasi sudah dinyatakan negatif Covid-19.

"Kalau di-swab test, tidak ada yang positif Covid-19. Tapi, ada yang diketahui livernya sakit dan HIV/AIDS," kata Joko kepada TribunSolo.com, Selasa (16/3/2021).

Warga binaan PPSW Wanodyatama, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan Solo tengah menggoreng donat, Selasa (15/3/2021).
Warga binaan PPSW Wanodyatama, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan Solo tengah menggoreng donat, Selasa (15/3/2021). (TribunSolo.com/Adi Surya)

Mereka, sambung Joko, langsung menempati kamar-kamar yang telah disediakan di PPSW Wanodyatama.

Para PSK menjalani serangkaian kegiatan rehabilitasi, diantaranya bimbingan mental, religiusitas, dan karakter.

"Mereka di sini dibina selama 6 bulan. Mereka diberi keterampilan menjahit, tata boga, salon, membuat batik celup, telur asin, dan aksesoris," ucap Joko.

Dari pantauan TribunSolo.com, beberapa diantara mereka ditemani pendamping selama proses rehabilitasi.

Praktik tata boga, misalnya, mereka tetap didampingi selama proses awal pembuatan hingga penilaian.

Mereka diajarkan untuk membuat donat.

Joko berharap setelah dibina, para PSK tidak kembali menjajakan diri bagi pria hidung belang.

"Setelah selesai pembinaan di sini, mininal punya keterampilan dasar jahit, tata boga, salon atau keterampilan lain," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved