Sisi Lain Metropolitan
Arman Depari Terkenal Berantas Narkoba, tapi Pernah Hampir Batalkan Penangkapan karena Hal Ini
Nama Arman Depari terkenal dalam pemberatasan narkoba di tanah air. Namun di balik banyaknya pengungkapan yang pernah dilakukannya, ada satu hal yang
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Elga H Putra
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Nama Arman Depari terkenal dalam pemberatasan narkoba di tanah air. Namun di balik banyaknya pengungkapan yang pernah dilakukannya, ada satu hal yang membuatnya hampir membatalkan upaya penangkapan.
Arman Depari terkenal dengan sebutan Jenderal Gondrong.
Hal tersebut tak lepas dari gaya rambutnya yang memang gondrong dan diikat.
Sejak menjabat Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2016 lalu, Arman Depari yang kala itu masih bertugas di Polri dan berpangkat Inspektur Jenderal atau Irjen memang berpenampilan gondrong.
Penampilan nyentriknya membuat dia mudah dikenali.
Namun, selain penampilan nyentriknya, prestasi Arman Depari dalam pemberantasan narkoba di tanah air juga sudah tak diragukan lagi.
Baca juga: Simpatisan Rizieq Shihab yang Datang Bertambah, PN Jakarta Timur Cemaskan Pengamanan
Karenanya tak heran jika Arman Depari yang sempat dipindahkan dari jabatannya di BNN karena sudah memasuki usia pensiun dari Polri, kini diangkat kembali menjadi Deputi Pemberantasan BNN.
Ditemui di kantornya, Senin (22/3/2021), Jenderal Gondrong BNN ini kembali menceritakan sedikit perjalanan karirnya.
Mulai dari awal karir di kepolisian yang hidupnya masih pas-pasan hingga tentang perjuangannya dalam mengungkap sejumlah kasus kakap narkoba di Indonesia.
Awalnya, Arman menceritakan tentang kehidupan masa mudanya yang sangat pas-pasan.
Baca juga: 15 Hari Truk Angkut Barang di Rumah Mewah Viral, Warga Tak Sangka Ternyata Perampok: Mereka Nyantai
Baca juga: Keterisian Tempat Tidur Khusus Pasien Covid-19 Tak Capai 60%, Anies: Sudah Ideal
Baca juga: Akrab dengan Jessica Iskandar, Nobu Kenang Momen di Jepang 4 Tahun Lalu
Bahkan, dia terpaksa mencari pekerjaan sampingan karena pendapatan kala itu dari Polri hanya cukup untuk kebelangsungan hingga pertengahan bulan.
Sekitar tahun 1986, Arman sempat mengaku menjadi tukang parkir di Parkir Timur Senayan.
Tak hanya itu, ia juga sempat bekerja sebagai debt collector.
Padahal saat itu Arman sudah berpangkat perwira Polri.