Pria Ngamuk Robohkan Rambu Lalu Lintas
Arogansi Pria di Bekasi Ngamuk Robohkan Rambu Lalu Lintas, Adu Mulut Hingga Dilaporkan ke Polisi
Sebuah video memperlihatkan seorang pria berkepala plontos ngamuk hingga merobohkan fasilitas rambu lalu lintas (lalin) di Jalan KH Noer Ali
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi Teguh Indrianto mengatakan, pihaknya mulai hari ini sudah berlakukan manajemen rekayasa lalu lintas.
Manajemen rekayasa lalu lintas diberlakukan di sepanjang Jembatan Grand Kamala Lagoon (GKL) hingga ke Jembatan Al-Azhar Kalimalang, Jalan KH Noer Ali.
Hal ini menyusul, ditutupnya Jembatan depan Ruko Dolphin untuk dilakukan pembongkaran karena desainnya sudah tidak sesuai dengan perkembangan perkembangan pembangunan.
"Memang sudah jauh-jauh hari Jembatan Dolphin ini akan ditutup atau dibongkar karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan pembangunan jalan," kata Teguh.
Manajemen rekayasa lalu lintas ini meliputi, penutupan Jembatan Dolphin Jalan KH Noer Ali Kalimalang untuk akses u-turn.
Kendaraan dari arah Jakarta yang ingin berputar balik, biasanya dapata berputar di Jembatan Dolphin kini diarahkan ke Jembatan Grand Kamala Lagoon.
Lalu untuk kendaraan dari arah Bekasi atau Grand Kamala Lagoon yang ingin berputar balik, diarahkan di Jembatan Masjid Al-Azhar Jakapermai.
"Kita juga sudah simulasikan penggunaan Traffic Light di Jembatan GKL menutup Jembatan Dolphin dan mengatur Jembatan Al-Azhar untuk putaran," tuturnya.
Teguh tidak mengetahui secara persis alasan pria berkepala plontos ngamuk dengan merusaka papan rambu lalu lintas.
Namun, jika alasannya akses putaran kejauhan, dia menilai hal itu tidak bisa menjadi dasar. Sebab, pihaknya sudah menghitung dan mengukur segala aspek sebelum menerapkan rekaya lalu lintas.
"Kalau misal komplainnya itu karena putaran kejauhan itu enggak masuk akal, karena semua rentetanan prosedural kita penuhi dengan rapat-rapat bersama beberapa instasi terkait," tegas Teguh.
Disamping itu, Dishub sebelum memulai manajemen rekayasa lalu lintas selalu mengupayakan sosialiasi terlebih dahulu sebelum benar-benar diterapkan.
Sosialisasi lanjut Teguh, biasanya berupa pemasangan spanduk, penempatan petugas di lokasi serta menyebar informasi melalui berbagai media.
"Makanya secara prosedural kita sudah tempuh semuanya, spanduk sudah kita pasang untuk penutupan," tuturnya.
Baca juga: Aksi Saling Dorong Terjadi Jelang Sidang Lanjutan Rizieq Shihab di PN Jakarta Timur
Baca juga: 4 Amalan Sunnah Hari Jumat Menurut Syekh Ali Jaber, Baca Surat Al-Kahfi hingga Bersedekah
Baca juga: Terbangun Dengar Suara Teriakan Minta Tolong, Salmi dan Keluarga Selamat dari Kebakaran di Matraman
Dilaporkan Polisi
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/jembatan-grand-kamala-lagoon-putar-balik.jpg)