Reaksi Fahri Hamzah Disebut Layak Jabat KSP Gantikan Moeldoko: Jangan Ganggu Orang Pensiun
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah bereaksi saat disebut layak menjabat KSP menggantikan Moeldoko. Apa Jawabannya?
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah bereaksi saat disebut layak menjabat Kepala Staf Kepresidenan (KSP) menggantikan Moeldoko.
Nama Moeldoko mencuat setelah terseret konflik Partai Demokrat.
Moeldoko kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deliserdang.
Pihak KSP telah berkomentar mengenai desakan Melodoko mundur dari jabatannya.
Namun, netizen tetap menilai Fahri Hamzah layak menggantikan Moeldoko untuk jabatan KSP.
Hal itu terlihat dalam akun twitter Fahri Hamzah yang terverifikasi.
"Mengamati pergerakan bro @Fahrihamzah sbg tokoh muda kritis tp luwes, layak utk mengganti KSP Moeldoko. Menjadi jembatan yg kokoh bagi Presiden @jokowi baik ke kanan, tengah maupun kiri. Apalagi Gibran terang2an menempatkannya sbg role model. Begitu juga dg Boby Nasution. Cocok?" tulis Syahrial Nasution seperti dilihat TribunJakarta.com, Senin (29/3/2021).
Diketahui, Syahrial Nasution merupakan politikus Demokrat yang menjabat sebagai Deputi Balitbang DPP Demokrat.
Ternyata, pernyataan Syahrial Nasution itu dijawab oleh Fahri Hamzah.
"Jangan ganggu orang pensiun mas..ini lagi enak2nya...," kata Fahri Hamzah.
Mengutip omongan Syahrial mengenai pertemuan Fahri Hamzah dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Fahri Hamzah memang menggelar pertemuan dengan putra Jokowi itu di Solo.
Pertemuan digelar di Loji Gandrung, Kota Solo, Sabtu (27/3/2021).
Saat itu, Gibran memperkenalkan adiknya Kaesang Pangarep kepada Fahri Hamzah.
Kaesang saat itu tiba-tiba muncul tanpa diketahui waktu kedatangannya di Loji Gandrung.
Kaesang terlihat saat Fahri hendak meninggalkan Loji Gandrung.
Dia dipanggil langsung Gibran seusai melayani wawancara wartawan.
Kaesang lalu diperkenalkan langsung Gibran ke Fahri.
"Ini adik saya, mau kenalan sama Pak Fahri. Ini fans Pak Fahri. Baru beli klub sepak bola dia," kata Gibran.
Dalam kesempatan itu, Kaesang Pangarep mengidolakan Fahri Hamzah.
"Saya suka gaya bicaranya, kritis," ungkap Kaesang.
Adik Kahiyang Ayu tersebut mengaku tak pernah jengkel dengan sikap kritis Fahri.
"Tidak jengkel, kalau jengkel tidak mungkin saya di sini," aku Kaesang.
Reaksi KSP Soal Desakan Mundur Terhadap Moeldoko

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Donny Gahral Adian tidak ingin berkomentar terkait desakan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengganti Moeldoko sebagai Kepala Staf Presiden.
Begitu juga dengan desakan sejumlah pihak agar Moeldoko mundur dari pemerintahan.
"Itu urusan beliau, kita engga ada hak untuk mengomentari," kata Donny kepada wartawan, Senin, (15/3/2021).
Menurut Donny, hak Moeldoko untuk mundur atau tidak dari jabatan Kepala Staf Kepresidenan setelah polemik partai Demokrat.
Saat ini menurut dia, Moeldoko masih berkantor dan bekerja sebagaimana mestinya.
KSP berjalan seperti biasa, sesuai tupoksinya.
"Masih melakukan kegiatan sehari-hari, selaku kepala staf semua berjalan sesuai tupoksi. Normal saja," kata dia.
Baca juga: Moeldoko Khilaf pada Istri dan Keluarga saat Mau Jadi Ketum Demokrat, Akui Tak Mau Bebani Presiden
Baca juga: Pengurus Demokrat Kubu Moeldoko Bakal Gelar Konferensi Pers di Wisma Atlet Hambalang Siang Ini
Moeldoko Terpilih Jadi Ketum Demokrat

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Jhoni Allen Marbun beberkan alasan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum).
Menurutnya, Moeldoko terpilih karena kapasitas yang dimiliki.
Jhoni menyebut Moeldoko memiliki akreditas yang baik sebagai purnawirawan TNI.
"Karena kapasitasnya, dia (Moeldoko) adalah seorang mantan panglima yang punya akreditas yang baik."
"Dia paling mendengar," ungkapnya, dikutip dari siaran program Catatan Demokrasi, TV One, Selasa (15/3).
Ia membandingkan sosok Moeldoko dengan Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Majelis Tinggi Demokrat.
"Dia (Moeldoko) paling mendengar. Pak SBY tidak pernah mau dengar, satu arah," kata Jhoni.
Baca juga: Saat Fahri Hamzah Diidolakan Anak Presiden, Kaesang: Saya Suka Gaya Bicaranya
Baca juga: Momen Gibran Perkenalkan Kaesang ke Fahri Hamzah: Ini Adik Saya Mau Kenalan, Fans Pak Fahri
Bahkan, Jhoni menyinggung SBY tak pernah mendengar aspirasinya pada musyawarah partai di daerah (Musda) beberapa tahun lalu.
"Ingat. Mohon maap yang saya hormati SBY. 2018, musda katakanlah Pekanbaru, musda Sibolga. "
"Pernah saya sampaikan tidak pernah ditanggapi."
"Terjadilah krisis moralisasi dalam demokrasi di dalam tubuh demokrat, berkumpul," pungkasnya.
Selain itu, Jhoni menjelaskan Moeldoko menjadi Ketum bukan karena kemauannya sendiri.
"Bukan kemauan Moeldoko untuk masuk ke Demokrat," jelasnya.
Namun, menurutnya, KLB terjadi karena krisis partai di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hal itu disampaikan Jhoni dengan mengaitkan momen AHY kalah Pilkada Jakarta tahun 2017.
"Karena adanya krisis kepemimpian oleh AHY yang baru lahir 2017. Kalah dengan gubernur."
"Itu pun dengan menggunakan keringat dari Sabang sampai Merauke, datang ke Jakarta untuk membantu AHY, tetapi tidak difasilitasi," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jhoni Allen Ungkap Alasan Moeldoko Dipilih Jadi Ketum Demokrat versi KLB: Karena Kapasitasnya, .
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Respons KSP Sikapi Soal Desakan Kepada Moeldoko Agar Mundur dari Pemerintahan,