Korban Bencana NTT, PABOI Temukan Pasien Patah Tulang Belakang

Tim Tanggap Bencana Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) hingga kini masih bertugas di lokasi bencana NTT

Editor: Muhammad Zulfikar
Istimewa
Delapan dokter orthopaedi yang tergabung dalam Tim Tanggap Bencana Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) bertugas di lokasi bencana Nusa Tenggara Timur (NTT) 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Delapan dokter orthopaedi yang tergabung dalam Tim Tanggap Bencana Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) hingga kini masih bertugas di lokasi bencana Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak Kamis (8/4/2021)

Menurut dr. I Made Buddy Setiawan, SpOT(K), saat ini mereka sedang membantu melakukan evakuasi pasien yang membutuhkan tindakan yang cukup serius. Salah satu pasiennya seorang perempuan berusia 38 tahun yang merupakan korban dari bencana badai siklon di Lembata, NTT.

Dokter yang tergabung dalam organisasi PABOI dan IOSS/PCI itu mengatakan, pasien ini menderita patah tulang belakang dan luka-luka pada seluruh tubuh akibat terbawa arus banjir. Akibat dari patah tulang belakang ini, korban lumpuh pada kedua kakinya.

"Kondisi ini harus segera dioperasi sehingga peluang pasien untuk bisa berjalan kembali lebih besar," ujarnya kepada media melalui keterangan tertulis, Selasa (13/4/2021).

Adapun anak dan keluarga dari pasien sudah ditangani di RS Lewoleba. Namun untuk operasi tulang belakang membutuhkan alat dan fasilitas yang khusus sehingga mengurangi risiko terjadinya komplikasi pascaoperasi.

Baca juga: Momen Haru Presiden Jokowi saat Tinjau Lokasi Terdampak Bencana di NTT, Sampai Menangis di Adonara

Baca juga: Jokowi Menangis saat Tinjau Lokasi Bencana di NTT, Sang Ajudan Sigap Langsung Tawarkan Tisu

Ia menjelaskan, selain patah tulang belakang yang diderita korban, anak perempuannya yang baru berusia 8 tahun harus kehilangan kaki kanannya karena beratnya cedera yang dialami. Anak pasien mengalami patah tulang terbuka pada kaki kanannya.

Tim dokter sudah berusaha untuk menyelamatkan kakinya dengan operasi yang pertama, namun dalam perkembangannya kakinya mulai menghitam dan infeksi berat sehingga harus diamputasi untuk menyelamatkan nyawa anaknya.

Proses evakuasi ini cukup cepat, berkat adanya koordinasi dan persiapan yang baik antara team dokter orthopaedi di Lembata dengan tim dokter orthopaedi yang bertugas di RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka yang menunggu kedatangan pasien, berdasarkan informasi yang disampaikan dr. Lia Marliana, SpOT(K), M.Kes; dr. Herwindo Ridwan, SpOT; dan dr. Helmiyadi Kuswardhana, Sp.OT.

Sementara, Ketua dan Sekjen PABOI, Dr. dr. Edi Mustamsir, SpOT(K) dan dr Adib Khumaidi, SpOT meminta pemerintah dan petugas penanganan bencana agar tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 di area bencana ini.

"Para tim medis juga harus lebih waspada agar tidak terpapar Covid-19, mengingat masih banyak korban yang belum tertangani dan jumlah tim medis yang terbatas. Tim PABOI saat ini juga membuka bantuan donasi alat medis dan obat-obatan bagi para korban melalui berbagai cabang," tuturnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved