Ali Mochtar Ngabalin Pastikan Presiden Joko Widodo Bakal Lantik 2 Menteri Baru Minggu Ini

Melalui akun Twitter-nya, Tenaga Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin menyebut Jokowi akan melantik 2 menteri baru.

Editor: Wahyu Aji
Istimewa
Presiden Joko Widodo 

TRIBUNJAKARTA.COM - Beberapa waktu ini beredar isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan me-reshuffle kabinetnya kembali.

Isu ini mencuat setelah DPR  menyetujui surat pemerintah mengubah nomenklatur kementerian dalam rapat paripurna beberapa waktu lalu.

Pada rapat tersebut, DPR menerima permintaan pemerintah untuk menggabungkan Kementerian Pendidikan dan Ristek, dan membuat kementerian baru, yakni Kementerian Investasi.

Melalui akun Twitter-nya, Tenaga Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin menyebut Jokowi akan melantik 2 menteri baru.

Dua menteri ini nantinya akan memimpin Kementerian gabungan Pendidikan dan Ristek, serta Kementerian Investasi.

"Presiden insya Allah akan melantik menteri baru (1) Menteri DIKBUD/RISTEK (2) Menteri Investasi/Kepala BKPM," tulisnya pada akun Twitternya, @AliNgabalinNew, Rabu (14/4/2021).

Sementara itu, Ali berpendapat isu nama menteri lain yang akan dilantik sepenuhnya hak prerogatif Jokowi.

Masyarakat dimohon menunggu untuk keputusan Jokowi ini.

"Adakah menteri-menteri lain yang akan di lantik, kapan & siapa para beliau itu? Wallahu'alam bisshowaab itu hak prerogatif Presiden & kita tunggu saja," lanjut Ali.

Baca juga: Aksi Sejumlah Bocah Kegirangan Serbu Sebuah Minimarket Pertama di Desa hingga Cuma Numpang Ngadem

Sebelumnya diberitakan, kemungkinan Jokowi segera me-reshuffle kabinet pada pekan ini.

"Pekan ini, sangat bisa pekan ini," kata Ali saat dihubungi Tribunnews, Selasa (13/4/2021).

Ali mengatakan terdapat tiga faktor yang menguatkan Presiden akan melakukan perombakan Kabinet Indonesia Maju Jilid ke 2 dalam waktu dekat.

Pertama yakni adanya penyatuan Kemenristek dengan Kemendikbud.

Usulan pemerintah untuk menyatukan dua kementerian tersebut telah disetujui DPR.

Baca juga: Berawal dari Laporan Warga, Sejoli Digerebek Berduaan dengan Terapis, Wanita Kepergok Tanpa Busana

"Surpres yang dikirim ke DPR 30 maret itu, itu kan sudah diterima DPR, disidang DPR dan telah diambil keputusan, terkait pengabungan Kemenristek ke Kemendikbud. Kenapa begitu, banyak kerjadaan di Kemeristek yang seharusnya menjadi bidang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)" katanya.

Faktor kedua kata Ali yakni Menristek Bambang Brodjonegoro yang menyatakan telah pamit dari Kementeriannya.

"Kan terjadi kekosongan itu. Sementara Kemenristek sendiri belum ke Kemedikbud," katanya.

Faktor ketiga kata dia, yakni pemerintah yang akan segera membentuk Kementerian Baru yakni Kementerian Investasi.

Ali Mochtar Ngabalin melaporkan dua orang  atas dugaan pencemaran nama baik ke Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (3/12/2020).
Ali Mochtar Ngabalin melaporkan dua orang atas dugaan pencemaran nama baik ke Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (3/12/2020). (Tribunnews.com/Vincentius Jyestha)

Baca juga: Diduga Jatuh Saat Mencuci Pakaian, Ibu Hamil 8 Bulan Ditemukan Tewas Mengambang di Sebuah Kolam

Dengan adanya kementerian baru, otomatis maka akan ada menteri baru.

"Yang abang bilang, selama masa kerja di Bina Graha abang tahu benar, bagaimana keputusan-keputusan yang diambil presiden tidak membutuhkan waktu lama, makanya dalam pekan pekan ini, kita tunggu saja, tidak mustahil dalam pekan ini," katanya.

Sebelumnya juru bicara wakil presiden Maruf Amin, Masduki Baidlowi mengatakan tentu ada rembukan yang dilakukan presiden dan wakil presiden dalam menentukan reshuffle kabinet.

Terlebih DPR sebelumnya sudah menyetujui dibentuknya penggabungan Kemendikbud dengan Kemenristek, serta pembentukan Kementerian Investasi.

"Tentu Wapres sudah rembukan, diajak rembukan oleh presiden," kata Masduki Baidlowi, dalam konfrensi pers secara daring, Senin (12/4/2021).

Baca juga: Terdampak Pandemi Covid-19, 80 Persen Perusahaan di Tangerang Selatan Kesulitan Bayarkan THR

Soal pembentukan kementerian baru, Masduki menyebut hal itu diperlukan untuk kepentingan di masa depan.

"Saya kira memang investasi itu penting ke depan. Tapi pembicaraan (masih) jauh, tidak bisa dibicarakan saat ini karena belum final, masih proses diselesaikan," sambung Masduki.

Kendati demikian, soal reshuffle, Masduki mengaku belum memperoleh kabar terkini.

"Nanti akan ada pembicaraan spesifik antara presiden dan wapres dan kalau semuanya clear baru dibicarakan," katanya. (*)

(Tribunnews.com/Shella/Taufik Ismail)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved