Dugaan Korupsi di Damkar Depok

Bongkar Dugaan Praktik Korupsi di Damkar Depok, Sandi Dipanggil Kemendagri

Sandi, yang viral lantaran mencoba membongkar dugaan praktik korupsi di tempatnya bekerja, dipanggil oleh Inspektorat Jenderal Kemendagri

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Wahyu Septiana
Tribun Jakarta/Dwi Putra
Petugas Damkar Kota Depok, Sandi, yang viral di sosial media - Sandi, yang viral lantaran mencoba membongkar dugaan praktik korupsi di tempatnya bekerja, dipanggil oleh Inspektorat Jenderal Kemendagri 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS - Petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok, Sandi, dipanggil oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri.

Sandi viral lantaran mencoba membongkar dugaan praktik korupsi pengadaan sepatu dan lainnya di tempatnya bekerja, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok.

Panggilan Sandi tertuang dalam surat dengan kop Inspektorat Jenderal Kemendagri RI bernomor X.005/073/IJ yang diberikan Sandi kepada wartawan.

Dalam surat ini, Sandi diminta datang untuk memberikan klarifikasi pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.

Namun demikian, Sandi tak bisa datang dan memenuhi panggilan Kemendagri lantaran surat tersebut baru ia terima pukul 08.30 WIB.

Baca juga: Bongkar Dugaan Korupsi di Damkar Depok, Sandi Sebut Ada Pejabat yang Minta Aksinya Tak Didukung

"Saya menerimanya pukul 08.30 WIB, diantar oleh kantor. Nah, undangannya pukul 09.00 WIB. Gak keburu, enggak bisa sampai ke sana," kata Sandi, Kamis (15/4/2021).

Sandi viral karena fotonya sedang memegang dua poster berisi tulisan dugaan tindakan korupsi di Damkar Depok.

Sandi, personel Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok yang viral usai mencoba membongkar dugaan korupsi di instansi tempatnya bekerja, siang ini menyambangi Kejaksaan Negeri Depok.
Sandi, personel Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok yang viral usai mencoba membongkar dugaan korupsi di instansi tempatnya bekerja, siang ini menyambangi Kejaksaan Negeri Depok. (TribunJakarta/Dwi Putra Kesuma)

Ada dua poster. Tulisan di poster pertama berbunyi, “Bapak Kemendagri tolong, untuk tindak tegas pejabat di Dinas Pemadam Kebakaran Depok."

"Kita dituntut kerja 100 persen, tapi peralatan di lapangan pembeliannya tidak 10 persen, banyak digelapkan”.

Baca juga: Kisah Wafat Habib Kuncung yang Dihormati di Rawajati:Jenazah Sempat Tak Bisa Diangkat, Ini Alasannya

Baca juga: Kakak Tega Pukuli dan Cekik Adik hingga Tewas, Ternyata Gara-gara Saling Ejek di WhatsApp

Baca juga: Raja Salman Utus Esam Abid Altaghfi ke Indonesia, Harapkan Pandemi Covid-19 Berakhir setelah Ramadan

Sementara poster kedua, berisi “Pak Presiden Jokowi tolong usut tindak pidana korupsi, Dinas Pemadam Kebakaran Depok”.

Sandi mengambil foto tersebut di Kantor Damkar Pos Wali Kota Depok, Pancoran Mas.

Ia menjelaskan, dirinya hanya memperjuangkan haknya sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Baca juga: Kendaraan Berknalpot Bising di Tangerang Terjaring Razia, Tidak Boleh Pulang Sampai Ganti yang Asli

“Kalau untuk motif saya hanya memperjuangkan hak dan memang apa adanya, kenyataan," ucap Sandi melalui sambungan telepon, Jumat (9/4/2021).

"Fakta di lapangan untuk pengadaan barang Damkar itu hampir semua tidak sesuai spek yang kita terima."

"Tapi kita dituntut bekerja 100 persen, tapi barang-barang yang kita terima itu tidak 100 persen,” sambun Sandi.

“Kita tahulah anggota lapangan, kita tahu kualitas. Seperti harga selang dia bilang harganya jutaan rupiah. Akan tetapi selang sekali pakai hanya beberapa tekanan saja sudah jebol,” keluhnya.

Menurut Sandi, hak-hak upah yang diterimanya tidak pernah utuh, lantaran mendapat potongan.

“Hak-hak kita, pernah merasakan anggota disuruh tanda tangan Rp 1,8 juta, menerima uangnya setengahnya Rp 850 ribu."

"Waktu itu dana untuk nyemprot waktu zaman awal Covid-19 kemarin kita disuruh nyemprot segala macam,” ucap dia.

Baca juga: Kisah Wafat Habib Kuncung yang Dihormati di Rawajati:Jenazah Sempat Tak Bisa Diangkat, Ini Alasannya

Kejari Depok Banjir Dukungan Karangan Bunga

Belasan karangan bunga berisi tulisan dukungan pengusutan tuntas tindak pidana korupsi, berjejer dibagian depan Kejaksaan Negeri Depok, Cilodong, Kota Depok, pagi ini.

Deretan karangan bunga dukungan di Kejari Depok, Kamis (15/4/2021).
Deretan karangan bunga dukungan di Kejari Depok, Kamis (15/4/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA)

Untuk diketahui, Kejaksaan Negeri Depok memang tengah mendalami kasus dugaan korupsi di Dinas Damkar Kota Depok.

Dugaan praktik korupsi ini, dibongkar sendiri oleh Sandi, personel Damkar yang berjaga di Pos Wali Kota Depok.

"Jangan gentar membela rakyat, kami rakyat Indonesia mendukung penuh," isi dalam karangan bunga yang dikirim oleh Koalisi Anti Korupsi Depok.

Ada pula karangan bunga dukungan yang berasal dari pendukung Sandi.

"Berantas korupsi di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok hingga ke akar-akarnya," isi dalam karangan bunga yang dikirim oleh pendukung Sandi.

Sementara itu, salah seorang petugas keamanan Kejari Depok, Achmad, mengatakan, belasan karangan bunga tiba mulai dari pukul 07.00 WIB.

"Dari jam 07.00 WIB mulai datang ini bunga-bunganya. Gak tahu siapa yang mesan, kata tukang bunganya disuruh antar kesini," kata Achmad di lokasi, Kamis (15/4/2021).

Pantauan TribunJakarta di lokasi, hingga pukul 09.50 WIB, total sudah ada 13 karangan bunga yang berjejer di sepanjanga pagar depan Kejari Depok.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Masjid Jami Assalafiyah: Dibangun Tahun 1620 Setelah Pangeran Jayakarta Tiba

Baca juga: Jakarta Pusat Diguyur Hujan Deras, Pohon Besar Tumbang Menimpa Kabel Listrik

Baca juga: Hukum Ghibah atau Bergosip di Bulan Ramadan, Sahkah Puasanya? Simak Penjelasan Berikut

Baca juga: Penampakan Sepatu Seharga Rp 850 Ribu yang Diduga Dikorupsi di Dinas Damkar Depok

Ada Pejabat Minta Tak Dukung Aksi Sandi

Polemik dugaan korupsi di Dinas Damkar Kota Depok kian memanas, termasuk intimidasi yang diterima Sandi dan kawan-kawannya.

Sandi dan rekannya sesama anggota Damkar Kota Depok mendapat intimidasi dari sejumlah pejabat.

Namun demikian, Sandi enggan menyebutkan nama dari pejabat yang mengintimidasi ia dan rekan-rekannya tersebut.

“Pejabat. Saya tidak bisa menyebutkan. Pejabat terkait di Dinas Pemadam Kebakaran,” kata Sandi di Kejaksaan Negeri Depok, Rabu (14/4/2021).

Sandi mengungkapkan, pejabat yang ia maksud ini menyambangi beberapa UPT Damkar di Kota Depok, untuk meminta tanda tangan para personelnya.

“Tanda tangan di depannya ada tulisan tidak mendukung aksi saya."

"Ada beberapa anak-anak yang tidak mau tanda tangan dan akhirnya tanda tangan karena dipaksa mereka. Pejabat (yang keliling), ada buktinya,” timpalnya singkat.

Atas kondisi yang tengah terjadi sekarang, Sandi memohon kepada para pejabat yang ia maksud, agar tak lagi mengintimidasi teman-temannya.

“Saya mohon untuk bapak jangan intimidasi teman-teman saya. Ini saya bergerak sendiri karena saya merasa tidak kuat banyak desakan juga saat kami bekerja dikomplain, yang merasakan komplain warga kami di lapangan pak. Mohon, saya minta tolong jangan intimidasi lagi teman-teman saya,” ucapnya.

Baca juga: Bongkar Dugaan Korupsi di Damkar Depok, Sandi: Rekan Saya Diancam Dipecat

Sementara itu, Kepala Dinas Damkar Kota Depok, Gandara Budiana, akhirnya angkat bicara terkait dugaan korupsi yang tengah digemborkan-gemborkan anak buahnya.

Gandara mengatakan, apa yang dikatakan anak buahnya, Sandi, soal dugaan korupsi mulai dari pengadaan sepatu, selang, hingga pemotongan dana Covid-19 tidaklah benar adanya.

 “Tidak benar itu,” ujar Gandara melalui sambungan telepon pada wartawan. 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved