Munarman Ditangkap Densus 88

UIN Jakarta Buka Suara soal Pembaiatan yang Dikaitkan dengan Penangkapan Munarman

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, buka suara terkait pernyataan Mabes Polri tentang penangkapan eks Petinggi FPI

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
Fasad Rektorat UIN Jakarta, Ciputat, Tangsel, Rabu (28/4/2021). UIN Jakarta Buka Suara soal Pembaiatan yang Dikaitkan dengan Penangkapan Munarman 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, buka suara terkait pernyataan Mabes Polri tentang penangkapan eks Petinggi Front Pembela Islam, Munarman.

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, Kabagpenum Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, mengaitkan penangkapan Munarman dengan pembaiatan di UIN Jakarta.

"Jadi (penangkapan) terkait dengan kasus baiat di UIN Jakarta, kemudian juga kasus baiat di Makassar, dan mengikuti baiat di Medan, jadi ada tiga hal tersebut," kata Ramadan, Selasa (27/4/2021).

Namun, pembaiatan apa yang dimaksud dan sejauh apa keterlibatan Munarman, Polri juga belum memberika keterangan lebih lanjut.

Sementara, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan UIN Jakarta, Arief Subhan, menduga kasus tentang pembaiatan di lingkungan UIN Jakarta yang dikaitkan dengan Munarman adalah terjadi pada tahun 2014 lalu.

"Ini kan peristiwanya begini kalau dikaitkan dengan UIN Jakarta itu saya menduga itu dikaitkan dengan peristiwa soal baiat itu. Nah itu kan kejadian sudah lama sebenarnya, itu kejadian tahun 2014," ujar Arief saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (28/4/2021).

Arief mengatakan, pada 2014 silam itu ada dua fasilitas UIN Jakarta, yakni Masjid Fathullah dan Wisma Syahida yang digunakan tanpa sepengetahuan pengurus ataupun rektorat untuk kegiatan pembaiatan.

"Itu kalau di googling kejadian tahun 2014 di mana ada penggunaan fasilitas di lingkungan kampus kita, kemudian dipakai secara tidak sepengetahuan kita gitu untuk apa yang disebut sebagai baiat," ujarnya.

Arief sendiri tidak mengetahui keterlibatan Munarman pada kasus baiat 2014 itu, dan baiat organisasi apa yang digelar saat itu. 

"Kalau yang itu kita enggak tahu. Kita tidak tahu apakah di belakangnya ada pak Munarman atau mungkin siapapun. Tapi bahwa itu kita tahu ada beritanya, yang kalau di googling akan ketemu bahwa ada itu."

Baca juga: Kuasa Hukum Munarman Klaim Kliennya Menolak Keras Segala Bentuk Terorisme

Baca juga: Polisi Temukan Serbuk Putih di Eks Kantor DPP FPI, Kuasa Hukum Munarman Bantah Bahan Peledak

Baca juga: Mata Munarman Ditutup Kain Jadi Sorotan Kuasa Hukum Hingga Respons Rizieq Shihab

"Kemudian kita melakukan lesson learn lah. Apalagi itu tempat publik seperti masjid, seperti Syahida Inn, juga harus dilihat, menjadi bagian dari (pengawasan) ini. Orang yang nyewa juga harus dilihat," paparnya.

Arief memastikan, selain kasus baiat 2014 itu, tidak ada kasus baiat lainnya hingga saat ini. 

"Enggak ada, enggak ada. Itu kita jadikan lesson learn lah itu dan kita kemudian tidak ada lagi setelah itu," ujarnya.

Setelah peristiwa 2014 itu, Arief mengatakan, pihak UIN Jakarta lebih banyak memberikan materi tentang moderasi beragama kepada mahasiswa sebagai bentuk kontranarasi dari radikalisme.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved